Capt 5 : Salah Paham
Liburan pun tiba, kini ke dua siswi dengan rok birunya tengah memilih pakaian dibutik yang kebetulan tak jauh dari sekolahnya. Fey siswi dengan rambut sedikit curly kini tengah keluar-masuk ruang ganti untuk mencoba berbagai jenis pakaian ditangannya.
Sementara, siswi lainnya Akira tengah menunggu dengan bosan sahabatnya yang tak kunjung menjatuhkan pilihan.
"Fey, ini udah baju ke sekian kalinya kamu coba. Sampai kapan aku harus menunggu?" Akira dengan wajah kusutnya kini protes.
Fey terkikik geli sambil memelatkkan beberapa pakaian yang sudah ia coba digantungannya kembali. Kemudian berjalan ke arah kasir sambil membawa beberapa style pakaian yang sontak dihadang oleh Akira.
"Stop," Akira membentangkan tangannya lebar-lebar sambil merebut paksa sebagian pakaian yang Fey pilih, "segini udah cuku. Kita nggak niat buat selamanya minggat. Ini Cuma liburan sekolah biasa yang nggak harus beli baju baru."
Jari lentik Fey mendarat tepat dibibir Akira membuat sang empu terdiam seketika, "Ssstt, gue nggak butuh siraman rohani lo hari ini Akira."
Ke dua siswi SMP itu pun keluar dari butik sambil memeriksa belanjaannya. Sangat berbeda dengan Fey yang sedari tadi cekikikan dengan ponselnya.
"Lo kenapa Fey?" dahi Akira mengerut ketika Fey memperhatikannya.
"Nanti ada yang jemput kita jadi lo harus ikut tanpa penolakan," tegas Fey yang diangguki malas oleh Akira.
Tak lama sedan hitam berhenti tepat di depan mereka sambil menurunkan separuh kacanya.
"Akira?" sapa seorang remaja laki-laki dihadapannya membuat Fey menyipitkan mata menatap Akira.
"Bang Opal?!" pekik Akira sambil berlari dan memeluk remaja laki-laki didepannya sedikit terhuyun.
Sementara Fey mematung melihat Akira dan Naufal yang saling berpelukan. Hell! Naufal itu pacar kakak kelas dirinya. Sedangkan Akira, melihatnya saja belum pernah. Tanpa pikir panjang Fey meninggalkan ke dua sejoli itu sambil menahan emosi, dan mengetik pesan singkat di ponselnya.
Akirayap
Kir, gue balik duluan. Maaf, ada urusan mendadak.
Akira menyeruput cokelat panasnya sambil menatap ke arah luar café. Sementara Silvana tak henti-henti menyuapkan es krim ke dalam mulutnya Devin membuat iri satu cafe. Sangat berbeda dengan Silvani yang begitu memperhatikan Akira bercerita. Sedangkan Lucas dan Ken tengah sibuk dengan pesanan sahabatnya.
"Itu pesan terakhir sebelum Fey bener-bener berubah?" Devin bertanya sesaat sebelum Akira menandaskan cokelat panas pertamanya. Karena sudah dapat ia duga bahwa Akira sudah dapat dipastikan akan memesannya kembali.
"Sepertinya begitu, tepat saat kelas gue hari itu liburan dia pindah sekolah. Sempat terbesit tanda tanya, sebenarnya diliburan ini Fey yang antusias. Tapi buat gue terlalu mendadak kalau dia tiba-tiba pindah sebelum kita sempat liburan," Akira berceloteh sambil mengaduk-aduk spageti miliknya.
"Lo udah pernah nanya, Kir?" Ken tiba-tiba ikut bertanya membuat Akira menganggukkan kepalanya pelan.
"Seminggu setelah dia pindah gue ke rumahnya. Dan di sana gue lihat dia ada dirumah, tapi entah kenapa orang dirumahnya bilang dia nggak ada," Akira mengangkat bahunya acuh.
"Kalau misalnya Fey ada di sini lo mau apa?" Lucas berujar serius membuat sahabatnya menoleh cepat menunggu jawaban dari Akira.
"Gue bakal jelasin semuanya kesalahpahaman diantara kita," Akira berujar mantap membuat Lucas dan Ken manggut-manggut sambil tersenyum setan.
"Arah jam 12," perintah Ken membuat Akira menoleh cepat.
Tepat saat Fey tengah menatapnya, Akira berbalik menatap Lucas meminta penjelasan.
"Gue nggak tahu," Lucas angkat tangan tanda bahwa ia tak mengetahui apapun.
Dengan berat hati Akira bangkit menghampiri Fey yang tengah sibuk memilih pesanan. Tentu saja Fey tahu Akira menghampiri, namun tetap saja gengsi seorang perempuan selalu dijunjung tinggi.
"Fey, lo sibuk hari ini?" Akira bertanya pada Fey yang sama sekali tidak memperdulikan keberadaannya.
Fey melangkah pergi, namun segera ditahan oleh Akira. Dengan malas Fey menoleh, "15 menit dari sekarang."
Akira mengangguk mantap, "Fey, sebenarnya gue tahu selama ini lo marah sama gue. Bang Opal itu sebenarnya sepupu gue dan nggak pernah terbesit sedikit pun buat gue ngerebut apa yang lo milikin. Sebab gue nggak mau lo terjebak dalam asumsi yang udah lo buat sendiri."
Akira menjeda kalimatnya dan mengambil napas, "Gue harap lo bisa bijak dalam mengambil keputusan. Cukup gue yang selama ini menderita, lo Jangan!"
Setelah mengucapkan itu Akira pergi meninggalkan Fey dengan beribu pertanyaan dan rasa bersalah yang kini menggelayuti jiwanya. Fey merogoh tas kecilnya mengambil ponsel dan membuka room chat yang selama ini ia abaikan.
From Feyra
Kak, maaf.
Kak Naufal Adji Triatmojo is calling ....
Nama yang selama ini tak pernah bosan mengusik kehidupan Fey kini terpampang jelas, membuat Fey sedikit ragu untuk mengangkatnya.
Panggilan terputus, kini Fey kembali meletakkan ponselnya didalam tas sambil menyapu ke sekeliling tempat untuk mencari keberaan Akira. Sebab, ia ingin meminta maaf dan banyak-banyak berterima kasih. Namun, ia tak kunjung menemukannya membuat Fey memutuskan untuk menemui Naufal.
Tak sampai menunggu lama sebuah sedan yang masih sama dengan penglihatan ia terakhir kali terhenti tepat didepan ia berdiri. Sementara Fey tengah was-was melihat seseorang yang sudah sangat lama ia hindari.
"Hello, Fey! Long time no see," Naufal merentangkan tangannya guna untuk Fey mendekapnya erat.
Diciumnya pucuk kepala Fey dalam-dalam. Sudah sangat lama ia tak mendekap kekasih kecilnya sejak kesalahpahaman yang tak kunjung selesai membuat Naufal hampir kehilangan arah.
"Kakak jahat biarin Fey merasa bersalah gini," rajuk Fey dengan mata sembab sehabis nangis membuat Naufal tak henti-henti menatap wajah imut gadis kecil miliknya.
"Kakak nggak bisa jelasin kalau kamu sendiri menutup pintu itu. Kakak butuh dorongan agar kakak juga bisa membukanya," Naufal menangkup wajah mungkin gadisnya sambil menatap bola mata abu-abu itu dalam.
"Maafin Fey," sebulir Kristal bening jatuh membasahi pipi mulus Fey.
"Everything about you, baby girl" Naufal kembali memeluk kekasih kecilnya erat-erat berharap esok ia bertemu kembali.
Jikalau ini mimpi tolong jangan bangunkan Naufal biarkan ia merasakan kebahagiaan meskipun hanya sebuah ilusi.
❇❇❇
TBC
Hola gengs! Selamat hari selasa, hari dimana sekolahku balik lagi seperti dulu😪
Huaa sedih kalo diceritain tuh:v sekarang mysekul absennya pake online😞
Kalian tau apa? Artinya aku gabisa cabut lagi😕
Sedih kan? Sedih kan? Sedih banget dong:v
Jangan lupa voment dan krisarnya gengs:')
Bacyod bacyod aing tea😳
Woaini
permenchacha_
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top