Capt 4 : Tentang Rindu
Ku hanya diam
Menggenggam menahan
Segala kerinduan
Memanggil namamu
Di setiap malam
Ingin engkau datang
Dan hadir di mimpiku
Rindu
Petikkan gitar mengalun indah malam ini. Ditambah sang vokalis berwajah manis khas orang Bandung. Banyak sekali pasang mata yang menatap vokalis itu dengan wajah mupeng. Akira yang notabenenya cuek sekarang berubah menjadi heboh mengalahkan Silvani yang memang sangat menyukai hal berbau cogan.
"Berisik, Kir!" protes Ken yang mendengar Akira tak henti-henti berteriak.
"Sirik aja! Gue tau pasti lo mau punya muka kayak cowok itu, 'kan?" Akira mendengus kesal sambil berlalu dan menggabungkan diri dikerumunan para wanita.
Tentu saja hal tersebut mengundang amarah dari kebanyakan laki-laki yang memang sengaja mengajak pacar mereka untuk dinner.
Pertengkaran yang tak terelakan membuat kebanyakan perempuan kini pergi meninggalkan café. Disisi lain Akira tengah bergelut dengan pikirannya sambil memperhatikan lekat-lekat laki-laki senyum manis yang tak sengaja bertatapan selama beberapa detik.
Deg
Mata kecil Akira membulat sempurna. Jantungnya kini bekerja dengan abnormal. Mendadak suasana café berubah menjadi panas. Akira membalikkan tubuhnya tepat setelah lagu selesai. Cepat-cepat Akira berlalu dan mengabaikan panggilan dari sahabatnya.
"Tunggu, Kir!"
Seruan dari seseorang yang ada dibelakangnya membuat Akira menoleh terkejut dan buru-buru mengalihkan pandangannya. Namun, dugaan ia salah. Nyatanya saat ini ia terjebak dalam cekalan tangan besar nan hangat milik seseorang yang sangat Akira hindari.
Akira mengibaskan tangannya pelan, "Mau apa lo?"
Laki-laki di depannya tersenyum sangat manis. Sama seperti terakhir kali Akira lihat. Meskipun Akira sedikit berharap, namun tetap saja ia harus waspada. Apalagi dengan makhluk yang bernama mantan. Lebih menyeramkan dari seekor serigala.
"Masih sama," Laki-laki dihadapan Akira maju selangkah, reflek Akira memasang alarm bahaya.
Kini jarak mereka hanya satu jengkal dari ujung sepatu membuat Akira mendongak memperhatikan rahang tegas nan hidung mancung bak paruh burung yang sangat menawan. Diperhatikan wajah tersebut kini perlahan mendekat. Deru napas menyapu wajah imut Akira.
Semakin dekat membuat Akira reflek memejamkan matanya. Bukan ciuman yang ia dapat, melainkan sebuah sapuan lembut yang berada dipipi mulusnya. Perlahan Akira membuka matanya bertepatan dengan mata hazel yang menatap dirinya sangat lekat dan mendalam.
Akira terhanyut dalam tatapan maut milik laki-laki di hadapannya. Tanpa ke dua sejoli itu sadari ada sepasang mata yang menatapnya sayu. Rapuh dan kehilangan arah.
"Lo itu seperti bunga cosmos, kecil dan harus gue jaga dengan baik," laki-laki itu tersenyum sangat manis membuat Akira merona.
Alvin Shakiel Raffasya, laki-laki dengan sejuta pesona dibalik senyum manis dengan mata sipitnya. Mempunyai sifat yang tidak mudah ditebak.
Alvin menenggelamkan Akira pada dada bidangnya membuat pipi Akira semakin merona. Tangan kanan Alvin terangkat menyentuh helaian rambut blonde yang menjuntai hingga sebatas pinggang. Sangat cocok untuk ukuran perempuan dengan wajah imut seperti Akira.
Akira menyembulkan kepalanya menatap wajah tegas laki-laki yang mampu membolak-balikkan hatinya dalam satu waktu. Senyum manis berlesung pipit terbit diwajah Akira yang disinari cahaya rembulan. Tepat dibawah cahaya rembulan kini Akira merasakan kebahagiaan yang selama ini hilang.
∞∞∞
Sinar mentari mengintip malu-malu pada remaja cantik yang tengah bergelut dengan mimpi indahnya. Sementara diluar kamar Akira tengah menjadi perdebatan panjang. Siapa lagi kalau bukan biang rusuh Ken dan Lucas. Pagi-pagi sekali mereka sudah membuat keributan di dalam villa.
Dimulai dari Devin yang dibangunkan dengan cara menjatuhkan dirinya ke lantai membuat kepalanya yang terantuk lantai itu sedikit berdenyut, sebab Devin terjatuh dengan kepala yang mendarat mulus. Lalu, disusul si kembar yang tidak sulit untuk dibangunkan, ketuk saja pintunya pasti dari salah satu mereka akan terbangun.
Kini yang menjadi perdebatan ke dua manusia absurd itu adalah Akira. Karena sejak tadi mereka menggedor-gedor pintu kamarnya yang hampir saja copot belum juga terbangun. Sangat kebo sekali untuk ukuran perempuan.
"Aish, gara-gara lo kekencengan gedor jadi begini kan!" Lucas memarahi Ken yang sejak tadi sudah membuat masalah.
"Lo juga ikut gedor, bhambank!" Ken menoyor kepala Lucas dengan keras membuat kepala Lucas spontan terantuk pintu.
Suara eluhan dari bibir Lucas diabaikan Ken, bahkan ia semakin menjadi. Hal yang dilakukan Ken adalah hal terbodoh Lucas mengikuti manusia aneh sepanjang masa. Lihat saja, bagaimana bisa kawat bangunan menjadi kunci duplikat kamar.
Hell! Ini bukan ftv yang pake obeng asal congkel langsung terbuka. Dengan gaya absurd yang dimiliki Ken, kini ia dengan sekuat tenaga membuka pintu terutuk yang ada di hadapannya kini. Andai saja hari ini tidak berlibur mungkin Ken akan menyuruh Lucas mendobraknya.
Tetapi berhubung hari ini mereka liburan dan Akira belum juga bangun, akhirnya Ken memutuskan membuat pintu dengan cara yang tadi sempat ia tonton di televisi. Namun, nyatanya sejak tadi kuncinya tak kunjung terbuka. Bahkan hampir saja Ken membuang pintu milik Akira.
"Woi! Lo ogeb atau nggak pinter, Ken?" Lucas menggelengkan kepalanya takjub melihat Ken dengan perjuangan kerasnya membuka pintu kamar.
"Shut up! Mulut lo mau gue congkel?" Ken menatap Lucas galak sambil menodongkan obeng tepat di depan wajahnya.
Lucas melotot kesal pada Ken yang selalu membuatnya darah tinggi. Astaga kalau Lucas mempunyai riwayat penyakit jantung bisa mati ditempat menghadapi segala macam perilaku Ken yang selalu membuatnya mengelus dada sabar.
"Heh bujank! Gue cekik coid lo," Lucas memutar bola matanya malas.
Spontan Ken memegang tangan kanan Lucas, membuat sang empu melotot tak terima. Oh God! Lucas masih menyukai perempuan. Jangan membuat semua orang salah paham hanya karena tingkah alien di hadapannya yang selalu membuat onar.
"Aish, mainnya nggak lucu, nih. Gue udahan aja," Ken sebal dan pergi meninggalkan Lucas yang ternganga melihat tingkah Ken seperti mood cewek pms.
"Sana pergi! Lebih baik gue sendiri dari pada ada lo cuma bikin darah tinggi aja," Lucas berujar cuek dan kembali mengetok pintu kamar Akira tak sabaran.
Dok ... dok ... dok ....
Suara ketukan pintu tak beraturan membuat Akira mengerutkan dahinya, merasa tidur indah ia diganggu dan menggeram kesal, "Apa sih! Mending lo semua tidur Jangan ganggu gue dulu. Masih ngantuk," sambil menyembunyikan kepalanya dibawah bantal.
"Astaga, lo tidur apa mampus, Kira!" Lucas berujar cukup keras membuat Akira spontan melempar bantalnya dan tepat mengenai wajah Lucas yang kebetulan baru saja membuka pintunya.
♥♥♥
What's up gengs? Are you okay? Heheh aku harap kalian sama baiknya dengan diriku😳
But, sebelum itu aku minta maaf. Sebab, up hari ini kelewat jadwal. Huhu
Sebenernya aku udah tau kalo hari ini bakal sibuk banget, jadi maapkeun♥
Jangan lupa voment and krisarnya gengs:') ku tunggu kau putus. Eh😪
Bagasasi,
permenchacha_
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top