TUGAS MEMBUAT PLOT SCENE SUJU IV (Part 6)

21. Tugas plot scene Alan OrekiHoutarou_

Evyln terlambat ke sekolah dan ia mendapat hukuman membersihkan gudang. Saat membersihkan gudang Evylin membuka kotak, dan ia terkejut ternyata isi kotak tersebut
adalah sarangnya tikus, kira-kira ada 10 ekor di dalamnya. Evylin pun memanggil penjaga
sekolah untuk mengangkat kotak tersebut.

***

Kumis penjaga gerbang sekolah berjengit ketika melihat kedatangan Evlyn."Sudah jam berapa
ini?" sinisnya mengangkat dagu.

Kepala Evlyn masih tertunduk lemas, seharusnya ia tidak berangkat sekolah saja tadi."Ma-maafkan aku pak! Aku berjanji tidak akan mengulanginya kembali!" Evlyn
menundukan badan, memohon.

Penjaga gerbang menaikan sebelah alisnya."Benarkah? Menurut catatanku kau sudah sering
terlambat 'kan?!" ejeknya pada Evlyn sembari mengamati sebuah buku.

Evlyn sontak mendongak, dan berdiri normal."T-Tapi...," ucapan Evlyn tiba-tiba melemah, kepalanya kembali tertunduk ketika mendapat raut wajah menakutkan dari penjaga gerbang.

"Ma-maafkan aku."

"Evlyn, ini adalah keterambatanmu yang ke-28 kalinya bulan ini! Aku tidak bisa memberi keringan padamu lagi!" tutur penjaga gerbang meletakan bukunya kembali.

"Ku-kumohon biarkan aku masuk! Aku akan melakukan apapun sebagai hukumannya!" Evlyn menggenggam pagar kuat, memohon pada penjaga gerbang.

"Tidak kali ini!"

"KUMOHOOONNNN!!!" teriak Evlyn sangat kencang membuat si penjaga gerbang sontak menutup kedua telinganya.

Setelah teriakan Evlyn mereda, penjaga gerbang mendekati Evlyn, terlihat menahan emosi yang sudah memuncak di ujung kepala.

"Kenapa kau berteriak hahh! Suara jelekmu itu bisa saja menulikan gendang telingaku!" sungut penjaga gerbang sembari berkacak pinggang. Kumisnya berjengit beberapa kali menatap sangar Evlyn.

Tatapan menakutkan penjaga gerbang seketika berubah bingung saat melihat buliran air mata mengalir dikedua pipi Evlyn.

"Kenapa kau menangis?!"

Evlyn menyesap hidungnya yang berair, dengan mata berkaca-kaca ia memandang penuh arti pada penjaga gerbang.

"Kau memarahiku! Dan kau tau sakitnya dimana?" tanya Evlyn, dan penjaga gerbang hanya menaikan sebelah alisnya,"di siniiii." Evlyn memegang dadanya.

Penjaga gerbang memandang dingin Evlyn.

"Kau pulang saja! Dan periksa apakah otakmu tertinggal di rumah!" perintah penjaga gerbang
tertawa kecil.

"AYAAAAHHH! KAU MENGATAI PUTRIMU TIDAK PUNYA OTAK! AWAS SAJA! AKU AKAN LAPOR IBU!!!" jerit Evlyn menggoyang gemas gerbang sekolah.

Penjaga gerbang tertawa terpingkal-pingkal membuat kumisnya naik-turun."Baiklah, baiklah, aku akan membantumu sekali lagi! Tapi ada syaratnya!" serunya serius kali ini pada putrinya.

"Apa syaratnya?"

Penjaga gerbang hanya membalas dengan senyuman jahil.

***

"Ayah durhaka!"

"Penyiksa!"

"Ogeb!"

"Tidak punya belas kasih!"

"Cihhh!"

"Aku akan melaporkan ini pada ibu!"

Umpatan-umpatan terus saja keluar dari mulut Evlyn sembari menyapu gudang yang terlihat sangat kotor. Evlyn merapikan kardus-kardus yang berantakan, namun ada satu kardus yang menurutnya aneh, karena kardus itu segelnya terbuka. Karena iseng Evlyn membuka kardus itu, dan secara tiba-tiba dari dalam kardus itu keluar segerombolan tikus dengan ekornya yang menjijikan!

"AYAAAAHHH!!!"

Jeritan Evlyn mengundang kedatangan penjaga gerbang. "Ada apa? Apa kau terluka?!" tanya si
penjaga gerbang terlihat cemas.

"TIKUUUSSS! A-ADA TIKUS!!!"

Evlyn menunjuk-nunjuk panik pada kardus yang digerayangi segerombolan tikus. Penjaga gerbang melongo melihat Evlyn yang benar-benar ketakutan saat itu.

Si penjaga gerbang ingin menertawakan Evlyn, tapi ia merasa kasihan juga melihat putrinya. Akhirnya penjaga gerbang mengambil mengusir tikus-tikus itu dan mengangkat kardus itu ke
tempatnya.

"Sudah... sekarang tikusnya sudah pergi! Dan kau boleh ke kelas sekarang. Belajar yang rajin
ya!" Penjaga gerbang menyengir kuda pada Evlyn, namun mendapat lirikan sinis dari putrinya.

"Aku akan melaporkanmu pada ibu!"

Evlyn beranjak pergi dengan raut wajah kesal.

Si penjaga gerbang hanya mengeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum kecil melihat Evlyn.

=======<<<🎉🎉🎉🎉🎉>>>=======

22. Tugas plot scene Ichsan crankie-

Hembusan angin menyapa kulitnya dengan lembut. Keringat membasahi seluruh tubuh. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Di atas atap suatu gedung, gadis itu hanya mampu menahan tangisnya.

"God  help me!" bisiknya sembari bersembunyi di sisi perbatasan pagar. Kedua tangannya bergetar hebat memegang sebuah pisau yang tadi diketemukan saat mencoba berlari meninggalkan psikopat itu.

Tepat lima belas menit yang lalu, Kaila menjadi seorang saksi mata pembunuhan keji yang dilakukan seorang pria terhadap lima orang yang sedang bekerja di ruangannya. Melihat kejadian tersebut, secara tidak langsung menjadikannya sebagai incaran selanjutnya psikopat tersebut.

Brak! Pintu berbahan besi terbanting dengan keras. "Come on, Bitch! Let's make it fast!" Dia menyipitkan matanya, mencari Kaila. "Come on, Bitches!" Tangannya memukul-mukul pintu yang tadi dibanting dengan keras.

Di sisi lain, air mata Kaila menetes. Napasnya tak terkendali. Hanya ada satu cara untuk melanjutkan hidupnya, melawan psikopat tersebut satu lawan satu. One by one.

Kaila berjalan mundur perlahan-lahan. Prang! Tubuhnya menyenggol sebuah pipa. Psikopat itu menoleh ke arah sumber suara dengan spontan. "I know where you are, Bitches." Langkahnya semakin terdengar mendekati arah Kaila.

"Boo!" Psikopat itu melompat dan menghujamkan pisaunya. Kosong, Kaila tak ada di sana. "Oh  you wanna play hide and seek, huh?" Ia tebaskan pisau yang sudah bercorak darah tersebut ke segala arah.

Dengan secepat kilat Kaila menyambar psikopat tersebut. Serangan Kaila terlalu lamban sehingga dapat dihindari olehnya. "Too slow!" Tangannya menebas Kaila. Pisau terlepas dari tangan Kaila. Ia memegang lengannya yang kini mengucurkan darah. "Found you!"

Kaila menggeleng. Kakinya melangkah mundur perlahan-lahan. "Don't  please don't!" Psikopat itu semakin mendekati Kaila sembari menyenandungkan sebuah lagu. Tubuh Kaila bergetar hebat. Ia memeluk tubuhnya sendiri. Rasa sakitnya kini terkalahkan oleh rasa takutnya.

"Na  na  na  na  na ." Psikopat itu menjilat pisaunya. Menikmati bercak darah yang sudah mulai mengering. Senyum khas seorang psikopat terpancar dari wajahnya. Langkahnya semakin cepat, membuat Kaila semakin terpukul mundur. Dia terhenti. Diam tak bergeming. Kaila pun menghampirinya penasaran. "Boo!" kejutnya tiba-tiba. Kaila pun kehilangan keseimbangan, dan tergelincir jatuh.

=======<<<🍁🍁🍁🍁🍁>>>=======

23. Tugas plot scene Harianimey harianimey

Di sebuah gang di pedesaan Sukorojo,  terdapat dua pemuda sedang membincangkan sesuatu. Nampaknya ada hal yang sangat serius sekali.

Sesekali nampak pemuda yang memakai baju biru dongker mengerutkan alisnya. Dan diketawain pemuda yang memakai baju hitam.

"Djoko,  kau berani nggak menerima tantangan dariku? " tanya Bambang.

"Ahk  siapa yang nggak berani,  apa itu? " jawab Djoko.

"Malam ini kau dan aku harus bisa dapat curi ayam Pak Rt sebelum azan subuh,  bisa nggak? " tantang Bambang.

"Hanya itu mah gampanglah, Boy.  Itu mah hal kecil, " jawab sok-sokan Djoko.

Mata tajam Bambang menatap Djoko yang berada di seberang. Yang ditatap, justru hanya tersenyum sinis dan mengusap hidungnya dengan satu tangan. Bagi Djoko melawan rivalnya itu adalah suatu keharusan.

Malam pun tiba,  Djoko memakai pakaian serba hitam bak seperti jelmaan Ninja. Djoko mengendap-endap melirik ke kanan dan kiri,  memantau apa ada yang melihatnya,  yang ada dia melihat Bambang sudah berhasil membawa pergi ayam Pak RT tanpa diketahui.

Merasa tersaingi dan kalah telak,  Djoko menghampiri kandang Pak RT,  ternyata di kandangnya hanya ada  seekor kambing,  seekor kucing dan seekor bebek. Berpikir lama hewan yang mana bakal dibawanya,  Djoko menimbang-nimbang pilihannya.

Jika dia bawa kambing,  secara instant si kambing bakal embek embek bangunin Pak Rt.  Memilih kucing,  Djoko alergi sama bulunya bisa-bisa berakhir di rumah sakit.  Akhirnya,  Djoko memilih bebek,  untung memenuhi tantangan aneh si Bambang.

Ternyata ini adalah jebakan batman,  karena Bambang tahu Pak Rt yang punya kumis bagai bapak si Unyil itu,  memang hanya pelihara seekor ayam doank,  akhirnya Djoko kalah dan dihukum mentraktir makan selama sebulan.

=======<<<🌺🌺🌺🌺🌺>>>=======

Best Regards

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top