Part 65 - A Stroll with Sarah
"Hebat sekali. Tapi aku tidak memerlukannya," kata Eva mengembalikan kartu hitam tadi ke Evan.
"But Eva ... please. Apapun yang kumiliki sekarang adalah milikmu," cegah Evan berusaha memberikan kartu yang sudah mendarat di tangannya lagi kepada Eva.
"Kau sudah memberiku uang cukup banyak setiap bulannya. Gajiku di Phillips Corp lumayan tinggi jadi aku sudah sangat bersyukur," kata gadis itu sambil nyengir.
Evan ragu sejenak kemudian memasukkan kembali kartu itu. "Ake berharap kau tetap membawanya walaupun tidak menggunakannya."
Eva mengelus-elus punggung Evan seperti seseorang yang menenangkan orang lain yang sedang bersedih.
*
Dari kejauhan William melihat Evan dan Eva berjalan kearahnya. Evan nampak sudah rapi dengan jasnya dan Eva nampak sangat berbeda dengan yang biasa dia lihat di kantor. Dengan rambut di cepol berantakan namun sangat cantik.
William pun melambaikan tangan pada keduanya. Cassie yang melihatnya spontan mengikuti arah pandang William.
"Kalian sudah selesai sarapan?" tanya Eva yang sekarang duduk bersama mereka. Evan tidak langsung duduk namun mengambil kopi.
"Kau tampak cantik sekali Eva," puji William dan dia serius dengan pujiannya. Banyak wanita cantik di luar sana. Tapi seperti halnya yang dilihat Evan, Eva memang memiliki inner beauty yang berbeda dengan kebanyakan wanita cantik.
"Apa kau sudah bosan bekerja bersamaku Will?" Evan tiba-tiba sudah berdiri dua meter dari mereka.
"Ini untukmu," kata Evan sambil meletakkan minuman di depan Eva.
"Terima kasih," balas Eva.
"Kau tahu Eva, ..... Evan tidak pernah suka kalau aku memujimu. Padahal seharusnya dia ikut senang kan?" goda William.
Dan Eva tertawa sambil melihat kearah Evan yang nampak tidak peduli. Cassie hanya duduk dengan ekspresi datar menyaksikan interaksi mereka bertiga.
"Jadi apa yang akan kau lakukan hari ini Eva? Kudengar kemarin kau berjalan-jalan ke mall," tanya Cassie.
"Hari ini temanku datang. Aku akan pergi dengannya," jelas Eva.
"Kemana?" tanya William penasaran.
"Entahlah, dia menyebutkan nama pantai tapi aku lupa namanya," terang Eva.
"Wow, jadi kau akan ke pantai? Evan ... bisa tidak aku cuti hari ini. Sepanjang tahun ini aku belum mengambil cutiku apa kau sadar? Aku juga ingin ke pantai," rengek William yang membuat Eva lebih tertawa keras.
"Bagaimana kalau tanggal 30 nanti? Bukankah jadwal Mr Phillips kosong?" usul Cassie.
"Wow hebat sekali!" kata William penuh semangat.
"AAhhh .. pasti seru kalau aku bisa bergabung dengan kalian," kata Eva sambil menyesap kopinya.
"Memangnya kenapa kau tidak bisa bergabung dengan kita?" tanya Evan kali ini sambil memiringkan badannya kearah Eva.
"Aku kembali sebelum tanggal itu Evan. Aku tidak bisa meninggalkan kantor terlalu lama," jelas Eva.
"Kita bisa bicarakan ini lagi nanti malam," kata Evan serius masih menatap Eva lekat.
"Iya Eva, pasti seru kalau kau bergabung dengan kita," kata Cassie entah dia serius atau tidak karena William cukup peka bahwa Cassie menginginkan bosnya.
Eva tidak menjawab namun hanya tersenyum simpul.
"Jadi Eva, apa kau nanti akan berenang? Aku ingin melihatmu dalam bikinimu," goda William.
"APA??!!" reaksi Evan membuat ketiganya kaget dan menoleh padanya.
"William, Cassie, tolong tinggalkan kami berdua sebentar," kata Evan tegas melihat kearah William dan Cassie singkat secara bergantian.
"Baiklah, aku akan melihat dessert apa yang mereka punya. Ayo Cassie. Seseorang dalam masalah hanya karena aku menyebut kata bikini tadi," kata William sambil menahan tawanya.
*
Evan melihat kerah Eva dengan posisi tubuh sembilan puluh derajat miring kearah Eva. Satu tangannya dia letakkan di belakang sandaran kursi Eva. Seperti mengungkung Eva dalam jangkauannya
"Are you going to wear your bikini?" tanya Evan pelan namun sangat keras.
"It's a beach and it's not a bikini. It's more like a swimsuit. We're going to play water. So what do you expect?" tanya Eva bingung.
"After convincing a big partner, finally we're going to sign a multi-billion dollars contract today. But I'm more than willing to throw that away just to accompany you and make sure you're not showing too much skin today. You must know Eva that I'm a little conservative especially when it comes to the person mean the most to me," kata Evan dengan sangat serius.
Glek. Eva menelun ludahnya karena Evan nampak sangat serius saat ini.
Evan memiringkan kepalanya, mata masih lekat pada manik mata Eva, seakan menunggu jawaban yang hanya ingin dia dengar.
"Okay, okay," jawab Eva.
"Okay what?"
"I'm not going to show too much skins. Is long sleeve swimsuit allowed?"
"Deal."
*
"Apa kalian sudah menemukan kesepakatan?" tanya William yang sudah kembali dengan membawa beberapa kue manis berbagai rasa.
"Yes Will," jawab Eva. Dan saat itu ponselnya berbunyi.
"Yes Sarah?"
"Kau dimana?" tanya Sarah di seberang sana.
"Aku di restaurant," jawab Eva.
"Baiklah aku kesana sekarang. Aku sudah di lobby," jawab Sarah dan menutup telponnya.
"Dia sudah datang?" tanya Evan yang posisi tubuhnya sepanjang pagi itu mengarah ke Eva seakan melindungi Eva dari siapapun yang berniat menatapnya.
"Iya dia sudah sampai disini," jawab Eva.
"Oke, pergilah bersama Javier. Jangan menggunakan transportasi umum. Kita juga harus pergi sebentar lagi," kata Evan.
"Evan," panggil Eva pelan supaya William dan Cassie tidak mendengarnya.
"Ya?"
"Bolehkah aku meminjam kartu suitemu? Aku akan menaruh barangku di tempatmu. Kemarin aku hanya membayar untuk satu malam. Nanti malam aku akan menginap bersama Sarah," bisik Eva.
"Here take it. Tapi jangan berani berpikir kau bisa menginap dengan Sarah atau aku akan membuat keributan di tempatnya. You're staying with me tonight and selama kau di Sydney kau menginap bersamaku," kata Evan dengan nada puas.
Eva mengerutkan wajahnya namun Evan hanya tersenyum dengan ekspresi senang yang kentara.
"Oh itu dia. Sarah!" kata Eva sambil melambaikan tangannya.
Sarah yang selalu nampak cantik, hari itu memakai baju bunga-bunga dan ankle boots hitam.
"Astaga Eva, apa temanmu seorang model? Dia ... dia ... cantik sekali," kata William yang mengarahkan pandangannya mengikuti Sarah yang sedang berjalan kearah mereka.
"She is a model Will. But she's taken," kata Eva geli. Reaksi seperti ini sering dia temui saat seseorang melihat kecantikan Sarah.
Berbeda halnya dengan William dan Cassie yang nampak terpukau dengan Sarah, Evan masih menatap Eva.
"Hai," sapa Sarah saat sudah berada di depan mereka. Eva pun berdiri dan memeluknya.
Eva memperkenalkan Sarah pada William dan Cassie dan keduanya memperkenalkan nama mereka.
"Hai Evan," sapa Sarah karena nampaknya Evan belum menyapanya.
"Kalian akan kemana hari ini?" tanya Evan sebagai balasan sapaan Sarah.
Sarah menyebutkan dua nama tempat dan Evan mengangguk. "Jadwalku hari ini tidak terlalu padat jadi aku akan menunggu di hotel. Sore mungkin aku sudah kembali," terang Evan pada Eva dan Sarah.
Eva mengerucutkan mulutnya dan hal itu tidak lolos dari penglihatan Evan.
"Kenapa?" tanya Evan.
"Tidak apa-apa, hanya ingat terakhir kau bicara seperti itu, kau malah pulang malam sekali karena menjaga seseorang," kata Eva pelan dan ketiga orang lainnya tidak mendengarkan mereka berdua karena William dan Cassie sedang asyik menginterogasi Sarah tentang pekerjaannya.
*
"Teman-temanku berbelanja hari ini. Tapi aku tidak ikut. Aku heran bagaimana mereka tidak bosan dengan kegiatan shopping," kata Sarah sambil merapikan rambut pirangnya.
"Gadis lain mungkin juga akan bilang sebanyak apa kau shopping sampai kau bosan dengan itu," kekeh Eva.
Sarah pun ikut tertawa dan gadis itu memeluk Eva gemas, "AAhhhh.... I can't believe that we travel together today. Semenjak berteman denganmu aku tidak pernah benar-benar liburan denganmu. Kalau tidak aku yang sibuk dengan pekerjaan, atau kau yang selalu menolak hanya dengan alasan tidak ingin."
Eva dan Sarah menikmati waktu mereka di Whale Beach dan bersantai di pinggir pantai. Setelahnya, mereka berjalan-jalan santai di pasar lokal yang ada di sana dan menikmati makanan lokal yang terkenal.
"Kau menginap dimana?" tanya Eva.
"Oh agensi ku menyewa villa yang cukup mewah di pinggir pantai untuk semua model yang ikut runway kali ini. Kau kembali kapan?" Sarah bertanya balik.
"Aku berencana hanya disini tiga sampai empat hari. Tapi Evan sepertinya berharap lebih. Entahlah," kata Eva.
"So ... Cassie. Dia cantik. Tapi tidak menarik," kata Sarah tiba-tiba.
"Sarah kenapa kau tiba-tiba membahas dirinya?"
Sarah mengangkat bahunya. Eva pun akhirnya menceritakan tentang Evan yang harus menjaga Cassie kemarin malam. Tidak ada yang Eva bisa sembunyikan dari Sarah. Kecuali tentang Sebastian. Dia belum berani menceritakannya.
"Tidak perlu khawatir Eva. Kalau Evan saja nampak tidak tertarik padaku, tidak ada yang perlu kau khawatirkan tentang Cassie," kata Sarah dengan santai.
"Astaga, apa kau tidak malu berbicara seperti itu Sarah?" Eva menggeleng-gelengkan kepalanya.
Eva berhenti menyendok ice cream di depannya saat ponselnya berbunyi.
"Ya Evan," jawab Eva.
"Kau ada dimana? Aku sudah selesai hari ini. Aku akan ketempatmu sekarang," kata Evan di seberang sana.
Eva menurunkan ponselnya dan berbisik pada Sarah. "Dia mau kesini, apa boleh?"
Sarah mengangguk dengan ekspresi wajah , 'Ya tentu saja, kenapa harus bertanya.'
"Oke," jawab Eva dan dia mengirimkan share locationnya pada Evan.
*
Terima kasih banyak yang masih setia disini. Jeongmal gomawo. Author akan berusaha buat bisa update per part tiap hari. Please leave your vote and comment jadi auhtor tahu ada sedang baca Eva dan Evan sampai part ini. Love you!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top