Part 63 - Pingsan

Eva terbangun sekitar pukul sepuluh siang waktu setempat. Hal pertama yang dia lakukan adalah mengecek ponselnya dan benar saja, ada pesan baru dari Evan yang belum dia baca.

Eva, maaf aku tidak bisa menemanimu seharian ini karena jadwalku cukup padat. Beristirahatlah di hotel, ada banyak layanan yang bisa kau gunakan disana. Ada spa juga, kau pasti menyukainya. Kalau kau perlu keluar hotel, Javier akan mengantarmu kemana pun kau mau. Aku menuliskan no telponnya di meja. Tapi kuharap kau sudah kembali ke kamar sebelum senja. Aku sangat mencintaimu.

Eva melihat pemandangan indah yang terpampang di depannya dan merasa sayang kalau dia hanya berdiam diri di dalam kamar. Lagi pula, dia harus membeli baju tidur baru. Eva meneguk air putih yang tersedia di nakas sebelah tempat tidur dan beranjak ke kamar mandi.

*

"Kemana kita setelah ini?" tanya Evan pada Cassie saat mereka beserta William di dalam mobil bersama sopir yang merupakan warga lokal disana.

"Setelah pertemuan dengan pimpinan kantor wilayah, Sydney mayor akan menunggu Anda di Sydney Harbour Marriott," terang Cassie sambil melihat tablet yang hampir selalu dipegangnya.

"Ok," jawab Evab singkat.

"Evan, apa Eva sendirian di hotel?" tanya William yang duduk di kursi penumpang depan.

"Ya, besok temannya akan berada disini juga jadi kurasa besok dia tidak akan sebosan hari ini," jelas Evan sambil membaca tablet miliknya.

"Oh ya setelah ini aku akan langsung bertemu dengan Mr Oliver jadi aku tidak akan ikut ke Sydney Harbour Marriott," kata William.

"Ok, aku mengerti," kata Evan yang tidak pernah dibuat kecewa dengan etos kerja William, seniornya dulu.

*

Eva sudah bersiap untuk berjalan-jalan sendiri dan memutuskan untuk membeli oleh-oleh untuk Mr Kim dan Kimberly.

"Afternoon Miss Eva," sapa Javier yang sudah menunggu Eva di depan lobby hotel setelah dia menelponnya.

"Javier, bisa antarkan aku ke mall terdekat?" pinta Eva.

"Bagaimana dengan Westfield Sydney?" tanya Javier dan Eva mengiyakan.

Setelah sampai di salah satu pusat perbelanjaan terkenal itu, Eva turun tepat di depan pintu megah Westfield Sydney. Eva mengucapkan terima kasih pada Javier dan berkata dia akan menelponnya jika urusannya sudah selesai.

Eva menikmati berjalan-jalan sendirian disana. Walaupun tidak banyak yang berbeda dengan kebanyakan pusat perbelanjaan yang pernah dia kunjungi, namun selalu menyenangkan untuk mengunjungi tempat baru.

Satu jam kemudian, setelah menenteng beberapa tas belanjaan, Eva memutuskan untuk mencari makan siang yang sudah menjelang sore karena dia tidak makan sebelum berangkat tadi. Setelah menentukan tempat untuk makan, Eva memainkan ponselnya saat Evan tiba-tiba menelponnya.

"Kau dimana?" tanya Evan diseberang sana.

"Westfield. Hanya berjalan-jalan sebentar dan sekarang menunggu makan siangku," jelas Eva.

"Sebentar lagi aku selesai, tunggu aku di lobby hotel okay? Aku ingin mengajakmu makan malam," kata Evan bersemangat.

"Baiklah," jawab Eva singkat.

*

Cassie dan Evan selesai dengan meeting terakhir hari itu dan bersiap untuk kembali ke hotel.

"Kembalilah ke kamarmu, kau perlu beristirahat," kata Evan saat dirinya dan CEO Phillips Corp yang berjalan didepannya sudah sampai di lobby hotel. Dari kejauhan, Cassie melihat Eva sedang duduk di salah satu kursi dekat resepsionis.

'Apakah Mr Phillips akan menghabiskan waktu dengan Eva malam ini?' tanya Cassie pada dirinya sendiri. Tidak tahan dengan pikiran itu, Cassie meraih lengan Evan dan berkata lirih, "Mr Phillips, kepalaku sakit sekali, rasanya aku ....." Dan Cassie saat itu langsung memutuskan untuk berpura-pura pingsan.

Detik berikutnya dia bisa memdengar Mr Phillips memanggil-manggil namanya dan berusaha membangunkannya dengan menepuk-nepuk pipinya. Evan Phillips tidak tahu bahwa saat menjadi kontestan Miss USA, bakat yang Cassie tampilkan adalah berakting.

Cassie membenci Eva, bukan karena gadis itu berbuat jahat padanya. Namun karena keberadaannya yang terlalu biasa harus berdampingan dengan Mr Phillips. Karena hal tersebut, Cassie merasa gadis itu tidak tahu diri. Dibandingkan dirinya yang mendapatkan cukup banyak trophy, Cassie yakin Eva tidak ada apa-apanya.

Karena Cassie tidak kunjung membuka mata, dia bisa merasakan tubuhnya melayang saat seorang Evan Phillips mengangkatnya.

*

Eva sudah menunggu selama lima belas menit di lobby hotel namun Evan belum nampak. Kemudian, Eva melihat kerumunan orang beberapa meter dari dia duduk, seperti mengelilingi sesuatu. Eva hanya melongok dari duduknya namun tentu saja hal itu tidak akan memberinya pandangan yang lebih jelas.

Tidak seberapa lama, kerumunan tadi sudah berkurang sedikit demi sedikit. Eva pun menanyakan seorang bell boy yang melintas.

"Tadi itu ada apa?" tanya Eva masih penasaran.

"Seorang wanita tiba-tiba pingsan, beruntung pasangannya segera membopong dan membawanya ke rumah sakit. Mereka nampak seperti pasangan baru. Yang wanita sangat cantik dan yang pria kelewat tampan," kata bell boy tadi cengar cengir.

"Kuharap dia baik-baik saja," gumam Eva dan bell boy tadi sedikit menunduk dan pamit.

Sudah hampir satu jam Eva menunggu dan Evan masih belum kelihatan. Maka dia pun mengeluarkan ponselnya.

"Evan, apakah kau belum selesai? Aku sudah menunggu dari tadi," kata Eva saat Evan sudah menerima panggilan telponnya.

"Eva I'm so sorry. Urusanku sudah selesai dan aku tadi sudah kembali ke hotel. Namun tiba-tiba Cassie pingsan tepat di depan lobby. Sepertinya dia terlalu lelah. William masih ada janji dengan klien penting kita jadi aku tidak bisa meninggalkan Cassie sendirian disini. Kau kembali ke kamar dulu saja. Setelah Cassie sadar, aku akan langsung kesana," terang Evan.

Tiba-tiba Eva mengingat kata-kata bell boy tadi tentang seorang wanita yang tiba-tiba pingsan, pasangannya yang langsung menggendongnya, dan mereka berdua nampak seperti pasangan baru menikah. Eva mengkhawatirkan Cassie dan berharap gadis itu baik-baik saja. Hanya saja, saat ini dia sedikit merasa tidak baik-baik saja.

"Eva?" tanya Evan diseberang sana saat Eva tidak berkata apa-apa dan tanpa disadarinya berdiam lama.

"Maaf, kuharap Cassie baik-baik saja."

"Ya, kata dokter tidak ada yang serius. Dia hanya butuh istirahat," terang Evan.

Setelah menutup telponnya, Eva berdiri dan menuju ke resepsionis yang berada sangat dekat dengan tempatnya duduk.

"Saya ingin menyewa kamar untuk tiga malam. Berapa harga per malamnya?" tanya Eva sopan.

Saat resepsionis yang ramah tadi menyebutkan angka, Eva membelalakkan matanya tidak percaya dengan harga yang barusan dia dengar. Kalau dia harus menyewa tiga malam, tabungannya akan benar-benar tidak bersisa. Bahkan dengan satu malam pun dia masih tidak yakin bersedia mengeluarkan uang sebesar itu untuk sebuah kamar hotel.

"HHm .. maaf, sepertinya saya akan menyewa untuk malam ini saja," pinta Eva sopan.

"Baiklah mam."

*

Eva mengeluarkan koper dan barang-barangnya dari kamar Evan dan menuju kekamar yang baru dia sewa sendiri. Besok dia berniat untuk menginap dengan Sarah daripada harus menghabiskan uang tabungannya. Eva meringis memikirkan uang yang baru saja dia keluarkan.

Kamar miliknya tidak sebesar kamar Evan. Pemandangan yang disajikan juga tidak sespektakuler kamar Evan namun kamar tersebut tentu saja masih terlihat mewah dan elegan. Dengan harga tinggi yang dipatok hotel ini, tentu saja tidak ada interior yang mengecewakan para tamunya.

*

Evan menggunakan waktunya selama menunggu Cassie untuk mengecek pekerjaannya. Evan sudah duduk dikamar rumah sakit selama kurang lebih tiga jam.

Tiba-tiba, Cassie terbangun, "Mr Phillips ...?" kata Cassie lirih.

Evan menutup laptopnya dan memandang Cassie yang baru terbangun.

"Kau sudah sadar. Baguslah, tunggu sebentar aku akan memanggil perawat," kata Evan dan kemudian dia keluar untuk memanggil perawat maupun dokter yang ada.

Setelah dokter dan perawat datang dan memeriksa kondisi Cassie, dokter jaga malam itu memperbolehkan Cassie untuk pulang.

"Tolong siapkan obat yang dia perlukan segera," kata Evan pada perawat disana.

"Baik tuan, akan saya antarkan kesini jika resep sudah selesai," kata perawat yang tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada sosok Evan yang sedang berbicara padanya.

Tidak begitu lama, perawat yang sama masuk dan memberikan Cassie obat dan vitamin yang dia butuhkan dan menjelaskan padanya jadwal minum obatnya.

"Ayo, kita kembali ke hotel," ajak Evan.

*

Evan sangat menyayangkan waktunya dengan Eva yang banyak terbuang. Evan masuk ke dalam kamar hotel namun kamarnya kosong. Evan memasuki kamar mandi dan memanggil nama Eva namun dia tidak melihat gadis itu. Evan agak panik saat dia tidak melihat koper Eva.

Dengan segera Evan menelpon Eva.

"Kau ada dimana?"

"Bagimana Cassie?" tanya Eva mengabaikan pertanyaan Evan.

"Aku tanya, kau sekarang dimana Eva?" tanya Evan sekali lagi kali ini dengan penegasan yang kuat, membuat Eva seketika merasa terintimidasi.

"Maaf, aku menyewa kamar sendiri karena akan lebih nyaman begini," terang Eva.

"Apa kau tidak mau berada dekat denganku? Atau kau takut aku menyerangmu?" tanya Evan sudah mulai tidak sabaran.

"Bukan begitu Evan. Aku hanya lebih leluasa jika berada di kamar hotel sendiri."

"Berapa nomor kamarmu?" tanya Evan masih dengan nada yang sangat tegas.

"Besok saja kita berbicara lagi Evan, aku sudah sangat mengantuk. Kau sebaiknya juga beristirahat. Pasti kau sangat lelah karena bekerja seharian dan belum lagi kau bersama Cass .." Eva sadar dia menggunakan kata-kata yang salah. "Maksudku kau menjaga Cassie."

Kalimat apapun yang dia pilih, tetap saja membuat Eva merasakan sakit di dadanya.

"Baiklah, aku akan mencari tahu sendiri," kata Evan dan Eva yakin pria itu sudah akan langsung menanyakan pada pihak hotel. Karena itu, Eva buru-buru menghentikan niatannya. "Evan please, besok. Kita berdua butuh istirahat sekarang ini."

"Aku tidak butuh istirahat Eva. Aku butuh kau. Jadi, tolong," kata Evan kali ini terdengar pelan dan memelas.

"Untuk apa aku memintamu kesini kalau kau tidak bersedia menemuiku sekarang," lanjut Evan.

Eva terdiam dan merasa sangat bersalah. Akhirnya dia pun mencoba untuk jujur.

"Evan maafkan aku. Aku tadi sepertinya melihatmu menggendong Cassie, dan aku sangat berharap Cassie baik-baik saja. Hanya saja tadi seseorang mengatakan kau dan Cassie sebagai pasangan baru menikah. Aku hanya ... ."

Tut ... tut ... tut ....

Eva tercengang tidak percaya bahwa Evan tiba-tiba memutuskan sambungan telponnya.

*

Hayooo .. yang sudah baca bab ini, suka gak suka harus vote! (agak maksa ini author ceritanya T-T) tinggalkaan jejak ya jadi author gk ngerasa lagi ngomong sama diri sendiri. Hahahhaha... cinta kalian !

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top