Part 60 - It Means Nothing

"Kenapa kau tidak menjawab panggilanku Eva?" Evan berbicara sendiri, merasa frustasi karena belum bisa menghubungi Eva. Saat ini Evan sedang berada di dalam limousine bersama William dan Cassie untuk menghadiri sebuah pembukaan galeri seni seorang klien penting.

"Mr Phillips, Will, say cheers," kata Cassie dan baik Evan dan William yang secara spontan menoleh kearah kamera Cassie yang sudah siap dan terjulur di tangannya, tertangkap dengan baik oleh kamera ponsel pintar gadis itu.

"Cassie, tolong berhenti. Tidak masalah kau memfoto dirimu sendiri, jangan libatkan aku dan William, terutama aku," kata Evan tanpa melihat kearah gadis itu kesal. Evan sudah cukup gusar memikirkan Eva namun Cassie melakukan hal-hal yang tidak suka, membuatnya perasaannya semakin marah.

"Ok, sorry Mr Phillip," kata Cassie, tampak berusaha menyembunyikan wajahnya yang malu.

"Aku tidak keberatan Cassie. Kau bisa memintaku berfoto denganmu kapan pun kau mau," kata William yang selalu nampak nyaman mengatakan hal-hal seperti itu.

"It's okay Will, tidak masalah," kata Cassie berusaha menghentikan pembicaraan memalukan itu.

*

"Apa Evan belum menghubungimu?" tanya Sarah saat keduanya makan siang bersama di sela jam kantor Eva.

"Dia sudah menelpon beberapa kali tapi aku tidak menjawabnya," terang Eva sambil menyeruput Cappucinonya.

"And why is that?" tanya Sarah.

Eva memutar bola matanya nampak sangat enggan untuk bercerita namun dia pun terpaksa mengambil ponselnya dan membuka akun media sosial Cassie.

Eva hanya berniat untuk menunjukkan postingan Cassie beberapa hari yang lalu, namun gadis itu baru saja memposting foto baru. Dia nampak tersenyum lebar dengan gaun pesta yang cukup terbuka bersama Evan dan William di dalam mobil mewah.

"Uuggghhh ...," kata Eva sambil menelungkupkan kedua tangannya tepat setelah dia melihat foto tersebut.

"Apa?" tanya Sarah bingung dan model cantik itu menyambar ponsel Eva untuk melihat apa yang membuat sahabatnya nampak frustasi seperti ini.

"Siapa dia?"

"Sekretaris baru Evan. Finalis miss USA. Pintar, kaya, cantik, sexy, a full package."

"Sounds like me," kata Sarah santai dan hal tersebut sontak membuat Eva melihat kearahnya dengan jengkel.

"Foto yang ini baru dia posting satu jam yang lalu. Ini tidak berarti apa-apa buatku," kata Sarah.

"Lihat foto sebelumnya," kata Eva sambil mengecek jam tangannya untuk memastikan dia tidak keluar kantor terlalu lama.

"Oh ini. Kenapa tidak kau tanyakan langsung saja. Kalaupun sudah berakhir, kau bisa mengakhirinya dengan cepat. Bagus kan?"

"Oh, kau sangat menenangkanku Sarah."

"Aku tidak keberatan kalau Dean tertidur di pundak perempuan lain, walaupun dia tidak pernah melakukan hal seperti itu," terang Sarah.

"Itulah perbedaan antara kau dan aku Sarah. Aku tidak akan pernah membiarkan diriku berada sedekat itu dengan pria lain karena aku sedang memiliki hubungan dengan Evan. Aku mengharapkan hal yang sama darinya."

"Dan apakah kau sudah menyampaikannya?" tantang Sarah.

Dan tiba-tiba, ponsel Eva yang dipegang Sarah tadi berbunyi. Eva mendongak berusaha mengambil ponselnya kembali namun terlambat karena Sarah sudah lebih dulu menerima panggilan telpon itu dan menempelkan ponsel Eva di telinganya.

"Eva can't speak right now. It me Sarah Evan. Bagaimana kabarmu?" kata Sarah

"Sarah give it back," bisik Eva dengan mata yang melotot dan dia melayangkan tatapan membunuh pada Sarah.

"Ya, aku juga baik," kata Sarah lagi.

"Mungkin kau tidak akan bisa berbicara dengannya beberapa hari ini. Tapi jangan khawatir, aku akan meyakinkannya setelah kau menjawab pertanyaanku ini. Apakah pundak gadis itu terasa nyaman?"

"Sarah ...."erang Eva nampak putus asa.

"Well, Eva secara tidak sengaja melihat fotomu yang sedang bersandar di bahu sekretarismu dan nampak tertidur. Walaupun aku tidak akan keberatan jika aku jadi Eva, tapi nampaknya Eva tidak menyukai pemandangan itu."

Sarah tertawa dan hal itu membuat Eva lebih penasaran lagi. Eva mengacak-acak rambutnya karena Sarah masih menjauhkan ponsel Eva dari jangkauan tangan gadis itu.

"Hahahahaha .... Kau tidak perlu melakukan itu. Oke, aku akan sampaikan. Take care you too Evan," dan Sarah menutup sambungan telponnya.

"Ini," kata Sarah dengan sangat santai sambil menyodorkan ponsel Eva kembali.

"Aku tidak akan memaafkanmu Sarah!"

"Dia sudah mau terbang malam ini dan tentu saja aku mengatakan padanya hal seperti itu tidak perlu, karena Eva yang baik hati ini pasti akan memaafkannya kan? Dia tidak tahu menahu soal foto itu. Apapun itu, Evan sedang mencemaskanmu dan sangat merindukanmu," kata Sarah nampak puas.

"Gosh, it was such a perfect timing," tambah Sarah sambil menyeringai.

"Sudah pulang sana, aku juga harus kembali ke kantor," kata Eva hendak beranjak dari duduknya.

"Aku sedang menunggu Dave. Dia akan menjemputku," terang Sarah.

"Ok, kalau begitu aku pergi dulu. Take care Sarah."

*

Evan yang baru saja menutup ponselnya bingung dengan informasi yang baru saja dia dapat dari Sarah. Ada perasaan senang karena mengetahui Eva sedang cemburu. Tapi dia juga takut Eva tidak akan memaafkannya. Sudah cukup dengan insiden Clara.

"Cassie, apa nama akun media sosialmu?" tanya Evan tiba-tiba dan Cassie yang dari tadi berdiri disampingnya sepanjang malam itu nampak bingung dan enggan menjawab.

Untungnya Evan tidak sedang berhadapan dengan orang lain jadi dia bisa menunggu Cassie sampai dia mau menjawab.

"Aku memilih untuk tidak mengatakan pada Anda Sir karena akun saya bersifat personal dan saya tidak memiliki kewajiban untuk memberitahukan Anda," kata Cassie nampak tenang.

"Ya, aku tidak akan peduli soal akunmu selama kau tidak memasang fotoku. Baiklah kurubah pertanyaanku. Apakah kau memposting fotoku di akun pribadimu?" tanya Evan sambil menatap gadis itu tajam.

"Ya mungkin ada foto Anda tapi itu karena aku ingin menunjukkan sedikit tentang pekerjaan yang aku lakukan," jawwab Cassie.

"Oke, apapun itu, hapus sekarang juga."

"Baiklah Sir jika Anda keberatan, aku akan menghapusnya nanti."

"Tidak, hapus sekarang, dihadapanku."

Cassie nampak sedikit jengkel namun dia tetap mengambil ponselnya dan mengutak-atiknya tanpa berniat menunjukkan pada Evan. Setelah beberapa saat, Cassie memperlihatkan layar ponselnya pada Evan dan mengscroll nya dengan perlahan, "As you wish Mr Phillips."

Evan tidak berkata apa-apa dan pergi meninggalkan Cassie. Evan kembali menyapa beberapa tamu penting yang dia kenal.

*

Cassie yang ditinggalkan sendirian oleh bosnya itu merasa sangat malu dan marah. Namun bukannya marah pada Evan Phillips, dia melampiaskan kekesalannya pada Eva. "Ini pasti karena kau Eva. Benar-benar memalukan. Setakut itu dia kehilangan Mr Phillips," kata Cassie pada dirinya sendiri dan dia meneguk habis sampanye yang ada di hadapannya.

*

Eva yang sudah kembali ke kantor mendengar suara pesan masuk dari ponselnya.

Maafkan aku. Aku sudah menyuruhnya untuk menghapus foto itu. Aku bahkan tidak tahu soal foto itu. Aku tidak sempat melihatnya jadi aku pun tidak bisa mengatakan apa-apa. Tolong jangan abaikan aku.

Eva terdiam sejenak memutuskan apakah dia akan menjawab pesan itu atau tidak. Namun kemudian Mr Kim memanggilnya jadi dia tidak sempat membalas pesan Evan.

Sekitar satu jam kemudian, Eva kembali ke mejanya dan melihat tiga kali panggilan tidak terjawab dari Evan. Saat di ruangan Mr Kim tadi, Eva memang meninggalkan ponselnya di meja. Eva pun keluar ruangan pembelian dan berdiri di lorong sambil melihat kearah ponselnya.

Eva menghela nafas panjang, "Baiklah."

Eva menekan tombol panggil dan dua kali nada tunggu, sebelum Evan menjawab telponnya.

"Eva, astaga syukurlah," sambar Evan di seberang sana.

"Ada apa?" tanya Eva dingin.

"I miss you. Sarah sudah mengatakannya tadi padaku. Eva please don't do this. Aku minta maaf tapi aku benar-benar tidak sadar saat aku tertidur di bahu Cassie. It totally means nothing."

" ....................... "

"Eva? Please say something."

"It's okay Evan, aku juga minta maaf kalau bereaksi berlebihan. Aku juga cukup malu karena terganggu masalah seperti ini."

"I love you Eva."

"HHmm."

"Jadi, katakan padaku apa yang Sebastian katakan saat dia menemuimu," tanya Evan.

"Ya .. hal-hal seperti itu. Dia minta maaf dan berterima kasih sekali lagi. Itu cukup singkat."

"Baguslah," kata Evan namun Eva menangkap ada nada tidak yakin pada suaranya.

"Don't worry Evan everything is okay. Kemarin aku juga secara sengaja bertemu dengannya lagi. Dia bersama adiknya dan mereka mengajakku makan bersama siang itu. It was fun and I'm no longer afraid of him."

".........................."

Eva ikut terdiam saat Evan terdiam di ujung sana.

Eva tersontak saat Mrs Gloria melongok dari ruangan pembelian dan memanggilnya.

"Evan, aku pergi dulu. Mrs Gloria memanggilku. Bye. Take care," dan Eva dengan cepat dan tanpa menunggu Evan untuk menjawab, memutuskan panggilan telponnya.

*

Terima kasih buat yang masih setia dengan Eva dan Evan. Jangan lupa tinggalkan jejak ya (vote or komen) supaya author tidak malas updatenya. Danke! Gracias! Author cinta kalian :D

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top