Part 52 - Let's Go to the Movie

Seperti biasa Evan memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus dan hal itu membuat Eva cukup nyaman untuk berangkat ke kantor dengan Evan. Evan langsung menuju ruangannya dan Eva menaiki lift untuk menuju ruang pembelian di lantai tiga.

"Pagi semua," sapa Eva pada beberapa rekan kerja yang sudah datang.

Eva menuju mejanya dan mulai menyalakan komputer.

"Pagi Eva. Mr Kim menugaskanku keluar hari ini, jadi tolong kerjakan ini ya," tiba-tiba Mrs Gloria sudah berada disampingnya dan memberikan beberapa tugas padanya. "Sepertinya aku tidak akan kembali ke kantor tapi langsung pulang. Jadi nanti langsung email saja ke bagian pemasaran jika kau sudah selesai ya."

"Baiklah, aku bisa mengajari Evan juga nanti," senyum Eva.

"Great!" kata Mrs Gloria riang kemudian berlalu.

Eva mulai membuka laporan-laporan yang harus dia kerjakan, saat dia mendengar suara Mrs Gloria dengan suara cukup nyaring berkata, "Oh, pagi Miss Eva... maksudku Miss Cassie!"

Dan sontak Eva menoleh kearah seseorang yang baru masuk tadi. Cassie, sekretaris Evan yang baru memang tidak pernah gagal untuk tampil selalu cantik. Cassie tersenyum mendengar sapaan Mrs Gloria.

"Aku harus menemui Mr Kim," kata gadis itu.

"Oh Mr Kim belum datang tapi kau bisa menunggu beliau diruangannya. Sepertinya sebentar lagi dia akan datang," jelas Mrs Gloria dengan sangat ramah.

Cassie pun berjalan menuju ke ruangan Mr Kim.

"Astaga, lihat kan bagaimana dia tidak mengatakan apa-apa saat aku memanggilnya Miss Eva," bisik Mrs Gloria pada beberapa staff pembelian yang tempat duduknya berada dekat dengannya.

"Karena itu kan memang nama dia," celetuk Stevan polos dan sontak membuat Mrs Gloria melihat kearahnya tidak senang.

Eva hanya bisa tersenyum diam-diam. Sampai dia benar-benar bisa mengundurkan diri dari Phillips Corp, Eva hanya berharap tidak ada yang tahu bahwa Eva lah yang dimaksud Evan dalam wawancaranya dua hari yang lalu.

Kling. Ponsel Eva berbunyi dan dia membuka pesan baru di benda itu.

Eva please let me know if you are ready to meet me again. I really need to talk to you. And I'm really really sorry

Eva berusaha untuk mengabaikan pesan baru dari Clara Ferguson. Tangannya yang mengetik pada keyboard komputer kemudian terhenti saat memikirkan Sebastian. Eva sadar bahwa Sebastian melakukan hal yang buruk padanya tapi malam itu dan saat di kantor polisi pun Eva bisa melihat sorot matanya yang sangat sedih dan menyesal.

Setelah tahu bahwa Clara dalang dibalik semua ini, Eva kembali merasa harus melakukan sesuatu. Tapi dia tahu bahwa akan sangat sulit untuk menyakinkan Evan. Dia sudah pernah mencobanya tapi gagal. Dia tidak melakukannya untuk Clara tapi untuk Sebastian. Dia bisa melihat betapa menyesal dirinya saat itu.

*

"Eva nanti malam bagaimana kalau kita nonton bioskop. Stevan mengajak kita berdua nanti malam," kata Kimberly yang sudah berdiri disamping meja kerjanya saat jam makan siang datang.

"Ladies, ayo kita makan ... aku sudah sangat lapar," Stevan pun ikut menghampiri keduanya.

"Ayo Eva .. kita bicarakan soal nonton nanti malam juga," ajak Kimberly dan Eva pun beranjak dari duduknya.

Ketiganya berjalan kearah cafetaria dan langsung mengambil makanan. Setelahnya, Stevan menunjuk sebuah tempat duduk yang masih kosong di samping kaca besar yang menghadap ke jalanan kota New York. Cafetaria kantor yag berada di lantai satu ini cukup luas dan besar dengan langit-langit yang cukup tinggi. Banyak bangku panjang juga tersedia disana.

Namun, tidak semua karyawan selalu makan disana karena beberapa dari mereka memilih makan di meja kerja, atau makan siang diluar, dan beberapa memang harus makan diluar karena ada pekerjaan yang mengharuskan mereka untuk keluar kantor.

"Jadi nanti malam kalian mau nonton film apa?" tanya Eva.

"Aku terserah para ladies saja. Aku hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman kantor diluar urusan pekerjaan. Sebenarnya ... ini usul Ibuku. Astaga dia sangat khawatir aku tidak memiliki teman di kantor," usul Stevan.

Eva dan Kimberly sama-sama tertawa.

"Jadi nanti malam kau akan ikut kami kan Eva?" tanya Kimberly lagi.

"Ikut kemana?" seseorang bertanya dan sontak Eva, Kimberly, dan Stevan menoleh kearah suara itu bersamaan.

"Ah .. itu .. ammm ... oh ya, silahkan duduk Mr Phillips," kata Kimberly gugup. Evan duduk diikuti oleh William, Erica, dan Cassie.

"Jadi, kalian nanti malam mau kemana?" tanya Evan lagi.

"kami nanti malam berencana nonton bioskop Sir, di gedung theater terdekat dari sini," jelas Stevan lancar, sama sekali tidak gugup karena sedang berbicara dengan CEO Phillips Corp.

"Wah, kedengarannya menyenangkan. Aku sudah lama sekali tidak menonton bioskop. Bolehkah aku bergabung dengan kalian? Apa boleh Mr William?" tanya Cassie tiba-tiba.

Mata Stevan langsung membulat dan senyum lebar terbentuk di wajahnya. Dengan sangat antusias, dia berkata, "Tentu saja. Tentu saja." Kimberly dan Eva paham betul pertama kali Stevan melihat Cassie beberapa hari yang lalu saat Cassie dan Evan makan siang bersama disini, Stevan sudah jatuh hati pada gadis itu.

Eva sama sekali tidak berani menatap kearah Evan. Dan saat Kimberly menyikut lengannya dan berbisik, "Eva, dari tadi Mr Phillips melihat kearahmu," barulah Eva sadar bahwa Evan banyak sekali menatap kearahnya. "Don't tell me ....," bisik Kimberly lagi dan Eva harus melotot kearahnya supaya dia mau berhenti.

Selama makan siang bertujuh itu, William, Cassie, dan Stevan yang lebih banyak berbicara. Dibandingkan Erica yang selalu nampak elegan dan classy, Cassie memang terlihat sebagai sosok yang ceria dibandingkan Erica. Dan Cassie akan ikut dengan acara nonton mereka nanti malam.

Setelah menghabiskan setengah jam makan dan mengobrol bersama, Mr Phillips, William, dan dua sekretaris itu yang lebih dulu meninggalkan tempat, dan hal itu membuahkan tatapan menuntut dari Kimberly pada Eva. Ya, hanya Kimberly. Stevan nampak lebih sibuk dengan imajinasinya sendiri.

"Eva .... Please don't tell me ...," kata Kimberly dengan membuka matanya sangat lebar.

"Apa? Aku tidak paham dengan maksudmu," jawab Eva santai. Walaupun Kimberly bisa lebih dipercaya, tapi dia belum siap untuk menceritakannya pada seseorang disini.

"Tidak.. pasti Eva yang dimaksud Mr Phillips pada wawancara itu adalah dirimu, iya kan?" cecar Kimberly lagi menolak untuk langsung percaya.

"Jangan berpikir yang macam-macam. Banyak nama Eva dimana-mana. Ayo kita kembali ke ruangan," ajak Eva.

"Aku berharap itu dirimu Eva. Kau baik, cantik, pintar. Kau pantas untuk seseorang seperti Mr Phillips," celetuk Stevan.

"Kenapa kau berharap itu diriku? Oh aku tahu, kau berharap itu bukan Cassie sehingga kau memiliki kesempatan dengannya kan?" goda Eva. "Kalau aku memang sebaik itu, kenapa kau tidak menyukaiku?"

"Aku mengagumimu Eva, tapi dengan Cassie berbeda," jawab Stevan dan dia mulai tersenyum-senyum sendiri.

"Hentikan Stevan atau aku akan membatalkan janji kita nanti malam. Aku dan Eva mulai merasa kita akan merusak usahamu mendekati seorang wanita," kata Kimberly dengan sebal.

Eva cukup bersyukur Kimberly tidak lagi membahas masalah Eva siapa yang dimaksud Evan dalam wawancaranya. Ketiganya pun kembali keruangan mereka.

Eva bertekad, nanti malam dia harus berbicara serius dengan Evan soal Sebastian.

*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top