Part 43 - Meeting Tony Phillips

Minggu sore itu Eva berniat untuk membersihkan apartemennya dan beberapa pakaian kotor. Dia belum mandi seharian ini karena cuaca yang sangat dingin diluar. Entah kenapa Evan sudah tidak pernah lagi mengiriminya pesan. Gadis itu mulai berpikir bahwa semua yang diberitakan bisa jadi benar.

Eva baru menaikkan rambutnya keatas bersiap dengan vacuum cleanernya saat ponselnya berbunyi. Dia pun menghampiri meja disebelah televisi dimana dia tadi meletakkan ponselnya. Sebuah nomer yang tidak dikenal.

"Halo?" jawab Eva.

"Hai Eva. It's Tony. Tony Phillips. Bisakah kita bertemu berdua saja?" tanya pria tua itu diseberang sana.

Eva tidak yakin kenapa tapi jujur ada ketakutan yang tiba-tiba melandanya. Apakah dia akan terjebak di situasi khas soap opera dimana sang orang tua akan menawarkan sejumlah uang pada kekasih anaknya untuk menjauhi anaknya.

Eva ingin menolak karena dia tidak akan membiarkan dirinya terlihat menyedihkan di depan Tony. Namun kemudian seketika berubah pikiran saat dia berkata.

"Aku ... ingin berterima kasih padamu," kata Tony.

*

Eva datang di restaurant Del Posto di 10th Avenue yang disebutkan Tony Phillips tadi. Restaurant tersebut cukup terkenal di NYC dengan interior yang elegan. Eva masuk dan dipersilahkan seorang pelayan yang mengenakan seragam hitam dan putih.

Setelah menyebutkan nama Tony Phillips, pelayan tadi menuntun Eva ke tempat duduk yang cukup jauh dari deretan tempat duduk yang lain. Eva melihat Tony sudah sampai disana dan pria tersebut berdiri saat melihat Eva.

Dengan tangannya, Tony mempersilahkan Eva untuk duduk dan dia pun duduk. Tony memesan menu makan makan yang direkomendasi pelayan dan pelayan pun dengan membungkuk sedikit mempersilahkan dirinya.

"Maaf aku pasti membuatmu kaget karena tiba-tiba menghubungimu Miss Anderson. Kalau tidak keberatan boleh kupanggil Eva?" tanya Tony dan dijawab Eva dengan anggukan sopan.

"Kau .. jauh lebih cantik dibandingkan foto yang ditunjukkan padaku," lanjut Tony dan Eva masih memutuskan untuk diam dan mendengarkan pria yang sekarang duduk didepannya ini.

"Apa aku menganggu waktumu?" tanya Tony.

"No Sir, tidak apa-apa," jawab Eva singkat.

"Aku ... aku akan langsung ke inti pembicaraan. Aku harus minta maaf padamu atas perlakuanku pada Evan dulu. Mengancamnya untuk menjauhimu. Aku benar-benar minta maaf. Saat itu aku hanya takut keluargaku satu-satunya akan pergi meninggalkanku juga," kata Tony dengan suara berat dan kepala tertunduk.

"Aku sadar kehadiranmu di kehidupan Evan benar-benar membawa dampak besar baginya. Aku tidak menyangka bahwa dia sangat menjagamu dengan menepati semua janjinya padaku. Aku tidak tahu apakah Evan sudah menceritakan ini padamu atau belum, tapi dulu kita sama sekali tidak bisa bicara dengan nyaman."

"Sekali lagi kehadiranmu membawa keajaiban bagi kamu berdua. Kau yang mampu mengubah Evan dan kau pula yang menemukan surat istriku waktu itu. Berkat surat itu, aku jadi lebih mengerti dan lebih memahami istriku. Aku dulu mencintai dan membencinya di saat yang sama. Tapi sekarang aku paham dan aku bersyukur Evan juga akhirnya paham."

"Aku juga sangat bahagia sekarang aku bisa berbagi banyak hal dengan anakku. Semua itu berkat dirimu Eva. Karena itu, maafkan orang tua ini, dan aku benar-benar berterima kasih padamu. Maafkan aku karena banyak sekali bicara," kata Tony Phillips.

Eva pun menjawab, "Aku tidak tahu apa aku pantas untuk ucapan terima kasihmu Sir. Semuanya hanya kebetulan saat aku menemukan surat Mrs Julia. Aku juga ikut bersyukur hubunganmu dengan Mr Phillips menjadi lebih baik berkat itu. Kuharap kalian bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama."

Tony Phillips mengangguk dengan cukup antusias.

"Dan Eva .... Aku tahu aku seharusnya tidak ikut campur soal urusan cinta anak muda tapi aku benar-benar ingin kau tau bahwa Evan serius tentang dirimu. Kuharap kau tidak mempercayai berita yang saat ini beredar. Aku tidak tahu apa kau mencintai anakku atau tidak. Tapi yang pasti, Evan sungguh-sungguh menyukaimu. Untuk hal yang satu ini, kupastikan kau tidak perlu meragukanku. Kuharap kau pun bisa memberikan kesempatan untuk anakku," jelas Tony.

Eva tidak tahu harus berkata apa. Kenyataannya sejak penjelasannya di Prancis, Evan tidak pernah lagi membahas soal berita tentang dirinya dan Clara lagi.

"Apa kau ... tidak menyukai anakku?" tanya Tony ragu dan hal itu membuat Eva tersenyum simpul.

"Hari ini aku dan Evan bertemu dengan keluarga Ferguson dan dia sudah memperjelas situasinya. Aku tidak tahu apa rencananya untuk mendapatkanmu. Aku hanya berharap kau bisa mempercayainya," imbuh Tony.

Eva masih tidak tahu harus berkata apa. Dia ingin sekali bertanya apa benar Evan dan Clara tidak pernah bertunangan namun dia mengurungkan niatnya. Beruntung pelayan datang membawakan makan untuk mereka. Keduanya pun memutuskan untuk berhenti bicara dan menikmati makanan yang disajikan dengan sangat cantik didepan mereka. Tony dan Eva pun mengobrol dengan lebih santai seputar makanan.

Setelah selesai dengan makan malam mereka, Tony menawarkan untuk mengantar pulang Eva saat melihat gadis itu hendak beranjak. Namun, Eva menolaknya dengan sangat sopan.

"Eva, aku senang bertemu denganmu. Kalaupun nantinya kau tidak bisa menerima Evan sebagai pasanganmu, kau masih mau kan bertemu denganku? Aku dengar kau mengenal mendiang istriku. Aku .... Ingin mendengar banyak tentangnya darimu," kata Tony.

"Tentu Mr Phillips, tidak masalah. Anda bisa menemui ku kapan pun Anda mau," dan Eva pun pamit.

*

Evan tidak bisa tidur. Dia sudah bersiap untuk tidur dan sudah merebahkan dirinya diatas tempat tidur namun pikirannya masih dipenuhi dengan Eva. Dia mengecek ponselnya dan melihat foto-foto Eva yang tersimpan disana.

Evan ingin mengirimkan pesan pada wanita itu namun dia kembali mengurungkan niatnya. Dia tahu bahwa apapun yang dia katakan padanya saat ini akan sulit untuk dipercaya. Karenanya, dia akan tetap dengan rencananya. Dia hanya berharap Eva tidak akan kemana-mana selama itu.

Dia pun mencoba membuka akun instagramnya dan melihat banyak likes pada foto pertamanya. Dia tidak yakin apa menyenangkannya tentang media sosial ini jadi dia pun kembali menutup akunnya.

*

Eva sudah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan berusaha untuk memejamkan matanya. Dia sangat menghargai Ayahnya Evan menemuinya tadi. Dia sangat ingin mempercayai Evan. Eva pun mengecek ponsel yang dia letakkan di meja kecil di sebelah tempat tidurnya.

Pria itu tidak lagi mengirimkan pesan padanya. Eva tidak yakin kenapa. Saat dia hendak menaruh kembali ponselnya, benda itu berbunyi menandakan ada pesan masuk.

Malam Eva, apa kabarmu? Apa kau sudah tidur?

Dari Bryan. Eva tidak tahu kenapa malam-malam begini dia mengirimkan pesan padanya setelah lama mereka tidak saling berhubungan. Karena ini sudah cukup larut malam, Eva memutuskan tidak membalas pesan yang baru masuk itu dan menutup matanya.

*

Di lain pihak, Sebastian berada di club malam bersama beberapa teman artis dan sutradara. Pria bertubuh kekar itu terhenti saat ada pesan masuk dari Clara.

Ini yang perlu kau tahu.

Clara menyertakan lampiran pdf berisi data tentang gadis bernama Eva. Cukup untuk tahu dimana harus menemukannya. Sebastian menyimpan ponselnya di saku dan seketika perasaannya menjadi buruk. Dia pun menegak habis botol di depannya.

Dia ingat pertemuan pertamanya dengan Clara. Dia menjadi model pemotretan untuk iklan produk yang di design oleh Clara. Wanita itu memiliki aura yang cukup kuat dan Sebastian seketika tertarik padanya.

Saat pemotretan waktu itu, Clara mondar-mandir untuk memastikan semua berjalan sesuai yang dia inginkan. Saat itu Sebastian yang tidak bisa lepas memperhatikannya, menyadari sebuah lampu sorot besar diatasnya nyaris jatuh.

Dan saat lampu sorot besar itu benar-benar akan jatuh menimpa Clara, Sebastian secepat kilat menghalaunya dan membuat pria besar tersebut pingsan. Selama beberapa jam Clara menunggu di sebelahnya di ranjang rumah sakit dengan sangat khawatir.

Setelah siuman, Clara berkali-kali mengucapkan terima kasih dan bertanya bagaimana dia bisa membalas pertolongannya. Dan Sebastian tahu apa yang dia inginkan. Dia ingin mengenal wanita itu lebih dekat. Jadi dia meminta untuk bisa makan malam dengannya selama tiga kali. Dari situlah hubungan mereka terjalin.

Mengingat pertemuan pertama mereka, Sebastian kembali merasakan nyeri di dadanya. Beberapa kali dia mengutarakan rasa cintanya pada Clara namun wanita itu menganggapnya sebagai angin lalu. Seakan tidak ada yang perlu dia rasakan tentang pernyataan cinta Sebastian. Pria itu pun menenggak habis botol kedua.

*

Clara melemparkan ponselnya ke tempat tidur saat Sebastian tidak membalas pesannya. Biasanya pria itu pasti akan langsung membalas pesan apapun yang dia kirimkan. Clara masih dipenuhi amarah saat mengingat pertemuan dengan Evan tadi pagi.

Dia masih tidak ingin melakukan apapun tentang berita yang sudah terlanjur menyebar. Namun dia juga tidak ingin mempertaruhkan reputasinya jika Evan yang mengklarifikasi berita itu. Satu hal yang pastinya diinginkan Clara adalah melihat Eva menderita. Dia masih tidak percaya apa yang spesial tentang gadis itu.

Clara menuangkan wine ke dalam gelas dan berjalan kearah balkon apartemennya. Dia berharap udara malam yang dingin bisa kembali menyegarkan pikirannya. 

*

Kasih tau Clara ya gak perlu ngejar-ngejar Evan. Ada yang tulus di depan mata. 

Makasih ya sudah setia disini. Please please please jangan lupa vote. Eva dan Evan cinta kalian !!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top