[End Part] - Everything Is Just Right

Seminggu setelah acara lamaran Evan, Eva menghadiri pernikahan Erica sebagai salah satu bridesmaids sesuai janjinya pada Erica. Dia datang bersama Evan dan ya, beberapa karyawan yang datang cukup heboh melihat keduanya datang bersama. Dan mereka akhirnya tahu siapa Eva yang dimaksud CEO mereka pada acara wawancara yang dulu.

Eva nampak cantik dan anggun dalam balutan gaun sederhana berwarna coklat dan aksen Sabrina. Evan pun nampak memukau seperti biasa. Dia memakai jas berwarna gelap dan blouse berwarna biru langit.

Hampir sepanjang acara, Evan selalu menggandeng Eva seolah dia tidak ingin lepas darinya dan menunjukkan pada dunia bahwa Eva adalah miliknya.

"Selamat Mr Phillips, aku sudah mendapatkan undangannya. Anda pun akan segera menikah," kata Mr Kim yang juga hadir bersama istrinya saat itu.

Beberapa kepala bagian yang lainnya pun memberikan selamat kepada Evan dan Eva yang berada di sampingnya saat itu.

"Eva, ayo, sebentar lagi pelemparan buket bunga pengantin wanita," kata Miley, salah satu bridesmaids kepada Eva.

Eva nampak ragu karena toh dia juga akan menikah minggu depan namun Miley menyeretnya dan Evan tersenyum melihatnya.

Dan disanalah Eva, menunggu dengan semua bridesmaids dan tamu wanita lain yang masih single. Dia pun mengangkat kedua tangan seperti yang dilakukan wanita lainnya saat itu, dan saat buket bunga itu melesat, Eva berjinjit dan tidak menyadari bahwa buket itu meluncur dengan mulus tepat di kedua tangannya yang masih terangkat di udara.

Semuanya bertepuk tangan dan melihat kearah Eva, dan Eva merasa malu dengan semua perhatian itu. Erica memberikan jempolnya dan tersenyum sangat lebar pada Eva. Eva menoleh pada Evan dan pria itu sedang menatapnya lekat.

*

"Kau menyukainya?" tanya Evan saat dia dan Eva berada di mobil sepulang dari acara pernikahan Erica.

"Iya, kurasa semua wanita menyukai bunga," kata Eva masih memandangi buket bunga yang berada di pangkuannya.

"That one is special."

"Yeah, this one is special," jawab Eva tersenyum dan memandang wajah pria yang dicintainya disampingnya.

*

Dua hari menjelang pernikahan, Sophie dan Mark sudah sampai di New York dan mereka tinggal di apartemen Eva walaupun Evan berkali-kali menawarkan penthousenya. Karena Eva termasuk tipe pemalu dan tidak nyaman dengan perhatian banyak orang, dia cukup bersyukur karena dirinya dan Evan sepakat untuk mengadakan pesta pernikahan yang lebih intimate dengan hanya undangan terbatas.

Eva dan Evan tidak terlalu repot dengan segala persiapan pernikahan karena event organizers ternama telah disewa Evan untuk mempersiapkan acara besar mereka. Eva pun sudah memilih baju pernikahannya. Acara memilih gaun pengantin tidak terlalu lama karena butik yang didatanginya bersama Evan dan Sarah memberikan pilihan gaun yang semuanya cantik.

Pernikahan mereka akan diadakan di salah satu wedding venue termahal dan termewah di NYC yaitu di Brooklyn Botanical Gardens yang terletak di Mount Prospect Park di pusat Brooklyn. Acara resepsinya nanti akan diadakan di sebuah rumah taman yang didominasi oleh kaca sebagai keseluruhan dinding dan railing besi putih yang cantik, menyajikan cantiknya langit musim dingin.

"Jadi dimana kalian akan tinggal setelah menikah nanti?" tanya Mark.

"Di penthouseku Sir," jawab Evan. Malam itu, dua hari menjelang hari besar mereka, Evan makan malam bersama di apartemen Eva bersama Mark dan Sophie.

"Jangan terlalu lama menunda anak ya. Aku sudah ingin memiliki cucu," kata Sophie lugas dan membuat Eva menatap Ibunya dengan marah.

"No Mam, aku pun juga tidak sabar," tambah Evan dan kali ini tatapan tajam Eva ditujukan pada pria yang duduk disebelahnya.

"Oh iya, setelah acara pernikahan aku akan mengajak Eva untuk bulan madu ke Paris. Aku ingin memperbaiki kenangan terakhir kali kami kesana," lanjut Evan membuat Mark dan Sophie menatapnya dengan tanda tanya.

"Bukan apa-apa mom. Dan kenapa kau baru memberitahuku sekarang?" tanya Eva kali ini pada Evan.

"Kau seharusnya tidak akan menolak kan?" goda Evan.

"Iya, tentu saja tidak," jawab Eva riang dengan tawa yang lebar.

*

Satu malam sebelum acara pernikahan, Eva dan orang tuanya menginap di The Wagner Hotel atas permintaan Evan. Malam itu Eva cukup gugup dan Sophie paham dengan apa yang dirasakan putrinya.

"Everything will be perfect tomorrow," kata Sophie sambil mengelus rambut putrinya.

"Rasanya masih seperti mimpi. Aku akan menikahi Evan besok," kata Eva pelan.

"You two are meant for each other. Kalian akan memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia," kata Sophie menenangkan Eva.

"Apa William mengadakan bachelor party untuk Evan malam ini?" tanya Sarah. Sarah juga menginap bersamanya malam itu.

"Evan menolak ide itu," kata Eva sambil tertawa.

Ketiganya mengobrol sampai tengah malam. Evan pun sempat menelpon Eva cukup lama, memastikan Eva tidak akan kabur besok.

*

Akhirnya hari yang dinanti datang dan baik Eva dan Evan menjadi mempelai wanita dan pria yang menawan. Keduanya membuat semua tamu undangan tersentuh dengan bagaimana keduanya terlihat mencintai satu sama lain lewat tatapan mata mereka dan saat keduanya mengikat janji. Evan menangis saat Eva berjalan di altar dengan Mark menggandeng tangannya dan menyerahkan pada Evan saat mereka berhenti di depan Evan.

Sophie dan Sarah pun nampak menitikkan air mata. Bahkan Tony Phillips yang selalu terlihat tegas, melihat keduanya dengan mata berkaca-kaca. Clara dan Sebastian serta Isabella juga menghadiri pernikahan mereka. Siang itu, acara pernikahan berjalan dengan sangat indah. Undangan yang hanya terbatas untuk keluarga dan teman terdekat berjalan sangat intim.

Setelah melakukan dansa pertama dengan Evan, Eva pun berdansa dengan Ayahnya Mark, ayah mertuanya Tony, Dave, William, dan juga Sebastian. Sedangkan Evan berbagi dansanya dengan Julia, Sophie, dan Clara.

"Kapan kalian akan berangkat ke Paris?" tanya Tony di meja bundar yang diduduki Sophie, Mark, Sarah, dan Dave.

"Besok malam," jawab Eva masih dengan senyum bahagia yang tidak bisa lepas dari wajahnya. Dan Evan pun tidak bisa behenti menatap Eva yang terlihat cantik dengan white dressnya dan hiasan rambut dengan bunga yang disematkan disana.

"Permisi aku ingin berdansa dengan istriku," kata Evan yang sudah berdiri dan mengulurkan tangannya pada Eva.

Evan dan Eva berjalan di lantai dansa bersama beberapa tamu lain yang masih menikmati alunan musik pelan yang indah.

"I love you, my beautiful wife," kata Evan dengan tatapan yang dalam pada Eva saat keduanya bergerak mengikuti alunan musik yang mengiringi mereka. "Aku tidak pernah membayangkan bisa merasakan kebahagiaan sebesar ini."

"Aku juga bahagia, sangat bahagia. And I love you my husband," jawab Eva dan mendekatkan wajahnya ke dada Evan.

"With you here by my side, everything is just right," bisik Evan.

*

Malam itu setelah acara resepsi selesai, Evan dan Eva pulang ke penthouse Evan di 172 Madison Avenue. Sesuai tradisi, Evan menggendong Eva ala bridal hingga mereka sampai masuk ke tempat mewah itu.

Kamar Evan sudah disulap dengan sangat indah dan romantis oleh assisten rumah tangga Evan. Kamar tersebut nampak cantik dengan hiasan mawar putih dan merah serta lampu kecil yang menyerupai lilin menghasilkan warna redup yang nyaman.

*

Cahaya matahari masuk melalui jendela kaca besar di kamar keduanya di pagi hari pertama Evan dan Eva resmi sebagai suami istri. Evan sudah bangun terlebih dahulu namun dia masih dengan posisi yang sama, menatap Eva yang masih tertidur di sampingnya dengan sangat nyaman.

Evan sangat bahagia sekarang Eva sudah menjadi miliknya seutuhnya. Evan menyusuri wajah Eva dengan telunjuknya dan membuat Eva menggeliat geli. Perlahan Eva akhirnya membuka matanya dan tersenyum saat melihat Evan sedang menatapnya.

"Hai," sapa Eva dengan suara serak.

"Morning Mrs Phillips," Evan menjawab sapaan Eva.

Seperti semalam, Evan kembali mencium Eva tanpa permisi dan ciuman keduanya semakin lama semakin dalam dan intens.

Mengawali harinya dengan memandang wajah Eva saat dia membuka matanya adalah hal yang selalu diimpikan Evan sejak lama. Dia merasa sangat bahagia dan berjanji di dalam hatinya akan selalu memberikan kebahagiaan pada Eva.

*

This story finally comes to its end. Author pemula ini gk akan bosen buat bilang makasih buat semua yang setia sama Evan dan Eva. I really love and enjoy the whole process of creating and writing this story.

And again, don't forget to drop your vote and comment. Evan dan Eva will miss you ALWAYS !!!!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top