2. Zingiber officinalis
Pertama, perempuan itu bukan Farah.
Kedua, perempuan itu bertubuh kecil, lebih pendek daripada Farah.
Ketiga, perempuan itu mengenal dirinya, dan mengetahui namanya.
Bahkan setelah memukul-mukul kepalanya, hanya informasi itu yang bisa diingat Erlang tentang kejadian semalam. Selain ketiga hal itu, tidak ada yang bisa diingat oleh otak lemahnya yang sedang mabuk. Alih-alih otak, justru bagian tubuhnya yang lain yang lebih mengingat kejadian semalam. Sial! Bahkan tanpa mengingat wajah gadis itu, Erlang bisa kembali merasa bergairah hanya dengan mengingat pengalamannya yang sangat memuaskan semalam.
Frustasi karena respon tubuhnya yang sangat tidak mendukung fungsi otaknya, Erlang memutuskan untuk menyelesaikan hal itu terlebih dahulu di kamar mandi. Sekaligus untuk membersihkan diri.
Keluar dari kamar mandi, Erlang memang merasa lebih segar. Tapi ternyata ia tidak juga mampu mengingat dengan jelas apa yang terjadi semalam. Hanya ada ranjang dengan seprai dan selimut yang berantakan, jendela dengan tirai yang terbuka, dan pakaian Erlang yang bertebaran di lantai, sebagai petunjuk. Tidak ada satupun pakaian atau barang-barang gadis itu yang tertinggal di kamar itu, yang bisa dijadikan petunjuk.
Erlang...
Anehnya, perempuan itu mengenalnya, dan tahu namanya. Tapi seingat Erlang, hanya Farah dan keluarganya yang memanggilnya demikian. Rekannya yang membantunya mengelola restoran baru yang dibukanya di Bali, juga memanggilnya "Angga".
Erlang juga merasa aneh karena dirinya bisa kembali ke kamar hotelnya ini. Apakah semalam ia memberitahukan alamatnya menginap kepada gadis asing itu? Atau gadis itu memang sudah tahu dimana dirinya tinggal? Kalau yang terjadi adalah yang kedua, Erlang makin pusing lagi, siapa gadis itu.
Sambil terus berusaha mengingat, Erlang memutuskan untuk merapikan kamarnya. Meski nantinya akan ada staf hotel yang bertugas membersihkan kamar tiap hari, namun Erlang tentu tidak ingin orang itu menemukan hal-hal yang tidak semestinya ditemukan.
Erlang mengambil keputusan yang tepat dengan membereskan kamarnya sendiri. Karena saat itulah ia menemukan sejumlah barang bukti yang memberinya petunjuk sekaligus membuatnya tercengang.
Kemeja dan celananya tergeletak tidak jauh dari pintu masuk. Itu temuan pertama yang membuatnya tercengang. Dan ternyata bukan itu saja. Saat ia mengambil celana panjangnya, ternyata boxernya juga berada disana. Erlang tidak bisa membayangkan apa yang dilakukannya semalam, kenapa bisa melepas SELURUH pakaiannya di depan pintu. Saat ia mandi tadi, ia sudah sadar bahwa ada aroma tidak enak dari tubuhnya. Ia juga separuh ingat bahwa dirinya sempat muntah ketika keluar kelab. Barangkali karena itu ia membuka pakaiannya begitu tiba di kamar. Tapi kenapa harus tepat di depan pintu masuk? Itu artinya, begitu ia menutup pintu, ia langsung melepas pakaiannya, begitu kan? Dan kalau ingatannya yang samar-samar itu benar, itu berarti ia bertelanjang badan di depan perempuan yang mengantarnya pulang. Kok nggak tahu malu banget sih?!
Saat ia merapikan kasur dan selimut, ia tidak menemukan bercak darah dimanapun. Itu artinya, setidaknya kali ini ia tidak merusak seorang gadis perawan. Tapi kenyataan itu tidak membuat Erlang merasa lebih baik. Tidak peduli perempuan itu masih gadis atau tidak, Erlang sudah memaksanya berhubungan intim. Meski samar, ia ingat bahwa gadis itu memberikan perlawanan: menendang, memukul, menampar, mencakar. Bekas cakaran di lengan atasnya (yang untungnya bisa ditutupi dengan lengan kemejanya), adalah bukti. Kekacauan kamarnya, juga menjadi bukti. Bukti betapa brengsek dirinya!
Saat merapikan kamarnya, tiba-tiba Erlang teringat pada satu hal yang membawanya memeriksa tempat sampah. Dan yang tidak ia temukan disana, membuatnya makin stres. Kondom! Ia tidak menemukannya. Itu berarti tadi malam ia melakukannya tanpa pengaman. Bagaimana jika perempuan asing itu hamil akibat perbuatannya?!
Erlang bukannya sok pede dengan kualitas spermanya yang bisa membuahi hanya pada sekali pembuahan. Tapi berdasarkan pengalamannya sebelumnya, saat ia berhasil membuat Farah hamil hanya dengan sekali berhubungan, bukankah wajar jika dirinya sekarang khawatir? Selama 2 tahun menikah dengan Lidya, mantan istrinya, mereka memang tidak dikaruniai momongan. Tapi itu memang karena Lidya menggunakan kontrasepsi, karena berdasarkan diskusi mereka, mereka memang ingin menunda kehamilan hingga mereka berdua benar-benar siap. Nyatanya, hingga mereka sepakat berpisah, Erlang belum juga merasa siap memiliki anak dari perempuan yang belum bisa benar-benar dicintainya. Jadi sekarang, saat Erlang berhubungan dengan wanita asing tanpa pengamanan, dirinya benar-benar tidak siap jika harus bertanggung jawab.
Erlang mengedarkan pandangan. Kondisi kamarnya kini sudah lebih baik. Tidak rapi sekali, tapi setidaknya tidak lagi terlalu berantakan dan mencurigakan jika room cleaner ingin membersihkannya. Tapi tetap saja perasaannya tidak lebih baik. Tidak akan membaik sebelum ia bisa memecahkan teka-teki ini dan mengingat sebenarnya siapa gadis asing yang menjadi korbannya semalam. Dan makin ia memaksa diri mengingat atau menganalisis siapa orang itu, kepala Erlang makin sakit. Sepertinya ia mengalami hangover, sisa mabuk semalam.
Erlang mengutuk dirinya. Bahkan setelah kesalahan besar yang dilakukannya pada Farah, kini lagi-lagi ia tidak bisa menahan diri dan melakukan kesalahan yang sama lagi. Kali ini bahkan lebih parah, kepada gadis asing.
Ia sedang duduk di ranjangnya, menatap nanar pada jendela yang tirainya terbuka --dan teringat bahwa tadi malam ia juga melakukannya disana. Sial!-- ketika bel kamarnya berbunyi. Erlang mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar sekali lagi untuk memastikan tidak ada hal mencurigakan, sebelum ia membuka pintu. Kemungkinan besar yang datang adalah Farah, dan Erlang tidak mau gadis itu curiga sedikitpun.
Tapi saat Erlang membuka pintu kamarnya, ternyata yang datang adalah petugas room service yang mengantarkan minuman untuknya.
"Mungkin Mas salah kamar. Saya nggak pesan apapun," kata Erlang.
"Tapi tadi ada telepon dari kamar 717 dan memesan wedang jahe ini, Pak. Ini kamar Pak Erlang kan?" jawab si staf hotel.
Erlang mendaftarkan namanya sebagai Airlangga Kamanjaya saat check-in di hotel ini. Jika staf hotel ini memanggilnya Erlang, berarti si penelepon memang menyebutkan namanya sebagai Erlang.
Erlang mencoba mengorek informasi dari pemuda yang mengantarkan minuman itu, tapi ternyata nihil. Bukan dia yang menerima pesanan, dan dia hanya bertugas mengantarkan pesanan itu, sehingga ia sama sekali tidak tahu siapa sang penelepon. Karena kasihan melihat ekspresi staf hotel itu, akhirnya Erlang mau menerima wedang jahe itu.
Di dalam kamar, ia menatap cangkir berisi wedang jahe itu dengan kepala yang makin pusing. Perempuan seperti apa yang semalam sudah ia perkosa? Kenapa pergi begitu saja tanpa minta tanggung jawab? Kenapa sebelum pergi, ia bahkan sempat-sempatnya memesankan wedang jahe untuknya. Ini minuman nggak ada sianidanya kan?
Siapa perempuan itu, yang mengenalnya sebagai Erlang? Bukankah hanya Farah dan keluarganya yang memanggil dirinya Erlang? Beneran kan, gadis semalam bukan Farah? Sebab jika iya, mati aja Erlang! Farah tidak akan memaafkan dirinya sama sekali kali ini.
Lelaki itu mengangkat cangkir wedang dan mendekatkannya ke bibir. Aroma jahe segera masuk ke indera penciumannya, membuat dirinya merasa lebih rileks. Ketika ia menyesap wedang jahe itu, rasa hangat segera menyebar di dada dan perutnya. Rasa mual yang sejak tadi ditahannya mulai mereda.
Sejak lama jahe memang sudah terbukti secara empiris (berdasarkan pengalaman) berkhasiat memperlancar peredaran darah. Beberapa penelitian menunjukkan jahe dapat menurunkan pembentukan prostaglandin proinflamasi dan tromboksan, sehingga dapat mengurangi pembekuan darah (clotting/ agregasi platelet) dan dapat mengencerkan darah. Pada akhirnya viskotasitas darah yang lebih encer ini dapat menurunkan beban kerja jantung dan menurunkan tekanan darah, membuat tubuh menjadi lebih rileks.
Sejumlah penelitian lain menunjukkan bahwa jahe dapat menstimulasi otot saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan proses digesti dan absorbsi, meredakan konstipasi dan flatulensi. Karena efeknya yang menstimulasi saluran cerna itu pulalah, maka jahe juga dapat meredakan rasa mual, baik pada mabuk perjalanan, mual-muntah pasca-operasi dan mual-muntah pada wanita hamil. Karena khasiat anti mual-muntah inilah, jahe dianggap sebagai obat anti mual-muntah yang relatif aman untuk wanita hamil.
Barangkali gadis itu memesankan wedang jahe untuk Erlang untuk mengurangi rasa mual dan meredakan sakit kepalanya sisa hangover. Tapi kenapa perempuan itu masih berbuat baik seperti itu? Bukankah tadi malam Erlang sudah memperkosanya?
Erlang meletakkan cangkir wedangnya, lalu meremas rambutnya dengan frustrasi. Andai semalam ia bisa lebih tenang menghadapi rasa patah hatinya pada Farah, ia tidak seharusnya ke kelab dan memesan minuman beralkohol. Ia kira beberapa gelas saja bisa membuatnya lupa pada masalah dan rasa patah hatinya sementara. Tapi Erlang lupa bahwa ini pertama kalinya ia minum alkohol sehingga toleransinya terhadap alkohol sangat rendah. Bahkan hanya dalam beberapa sloki saja ia sudah mabuk.
Ini memang bukan pertama kalinya ia datang ke kelab, bar, pub atau diskotek. Pada kedatangannya beberapa kali ke Bali, Erlang pernah hang out dengan Dodi, teman sekaligus rekan bisnisnya, di kelab itu juga. Namun dulu ia hanya memesan cola. Entah setan apa yang kali ini menggodanya sehingga sok berani mencoba minuman beralkohol. Padahal ia sudah melihat sendiri efek minuman itu yang pada beberapa orang dapat menyebabkan kehilangan akal sehat dan attitudenya.
Saat hang-out dengan Dodi di kelab yang sama beberapa bulan yang lalu, ia bahkan sempat berurusan dengan pria mabuk yang melecehkan pelayan di kelab itu. Harusnya pengalaman itu saja sudah cukup memberinya gambaran tentang efek alkohol terhadap risiko perilaku agresif konsumennya. Dan harusnya dengan pengalaman itu, ia tidak perlu sok sanggup menghadapi efek alkohol. Akibatnya kini ia melakukan perbuatan yang lebih bejat daripada pria mabuk yang hampir dipukulnya dulu. Untung dulu sang pelayan yang digoda itu dengan cepat menahan tangan Erlang sebelum Erlang sempat memukul pria mabuk itu, sehingga Erlang belum sempat membuat keributan.
"Jangan pukul, Pak!" kata pelayan itu saat itu, sambil menahan tangannya yang sudah siap meninju laki-laki mabuk yang menggoda (hingga nyaris melecehkan) gadis itu. "Nanti Bapak kena masalah. Saya nggak apa-apa. Makasih sudah nolong saya, Pak Erlang."
Pak Erlang....
???
* * *
Yuhuuuuuu, makin penasaran ga Kak?
Atau udah ketebak siapa cewek itu?
Yuk vote n komen yuk, biar bisa update tiap hari 🤭🤭🤭
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top