Di tengah saya yang berkoar memasang status hiatus, tiba-tiba saya memasang sebuah postingan cerita baru. Yha. Seperti yang sudah kukatakan di lini masa saya, bahwa saya akan hiatus secara bertahap. Akan benar-benar menghilang kira-kira Juni hingga awal September karena saya magang di bulan-bulan segitu. Mungkin belum akan lanjut lagi hingga akhir tahun (seburuk-buruknya lho ini, karena saya masih belum menyelesaikan beberapa draft) dan mungkin CIVITAS tidak akan tayang tahun ini, karena ... well, riset, bung!

Terus tiba-tiba tidak ada angin, barusan hujan—serius, barusan hujan—tiba-tiba memosting sesuatu yang well ... ketika mungkin sebagian dari kalian akan terkejut dan berkata, "What the ... ini ciyus Rimba Eka Putra yang biasanya posting cerita yang pingin gampar authornya kah?"

Yha.

Memosting sebuah cerita dengan judul yang ... mungkin mainstream. Judulnya mengisyaratkan mengenai a la roman seperti di Wattpad pada umumnya. Tapi saya akan spoiler di awal, ini bukan romance sama sekali. Ini adalah sebuah benturan antara idealisme seorang penulis yang juga pernah berkecimpung di dunia jurnalistik pergerakan, dalam mengekspresikan sebuah perasaan romansa anak muda. Bisa jadi, ini curhat terselubung di balik cerita yang saya buat.

Untuk itu, berhati-hatilah, Yang mungkin Anda akan temukan adalah sebuah cerita One-Shoot yang melankolis tidak jelas, sedang guling-guling sendirian di kasur, sambil memikirkan : Alamak, judul magang saya apaan, yawla! /tidak.

Jadi ... setelah mempertimbangkan ... saya memutuskan untuk membuat cerita ini sebagai sebuah hadiah. Akhirnya, saya membuat sebuah cerita yang sama sekali ... nggak bisa disebut romantis, penuh dengan konspirasi kapitalis ngehek dan pergerakan kaum proletar progresif *astaga saya ngomong apaan yasalam!*

Jadi, selamat membaca. Mohon maaf jika kurang bumbu. Salam terima gaji.

Satu lagi.

Cerita ini didedikasikan kepada Ayudya Dwi Hapsari,sebagai salah satu hadiah untuk ulang tahunnya. Kalo di Wattpad, usernamenya  psycheflow .