Sekuel IV : The New Life
Note :
- Disarankan mendengarkan lagu VIXX—Error.
- Lirik dibawah Italic adalah inner Yoongi dan kutipan dengan perubahan oleh IndahHyera.
~~~~~~
'Dari segala kenangan yang tersimpan dalam hatiku, aku mengumpulkan semuanya lalu menghubungkan mereka bersama-sama.'
— Film Out, BTS
~~~~~~~
"Kau sudah datang hyung?"
Langkah kedua kaki kurus miliknya terhenti, Yoongi tersenyum tipis kala kelereng hitamnya melihat sosok pemuda tinggi yang berdiri menunggunya pada lobi utama.
Gedung yang sempat memberikan kenangan buruk di dalam hidupnya, Yoongi kini kembali bekerja disana.
"Jimin hyung, apa kau diet?"
Taehyung melirik seseorang di belakang Yoongi yang nampak mengantuk, mata sipitnya yang semakin menghilang, dan dari cara jalannya Taehyung berspekulasi bahwa pasti si bantet ini melewatkan jam makan dan tidurnya.
"Kau tanya saja padanya! Ya Tuhan kau tahu, ia menyiksaku selama berhari-hari," bibirnya menggerutu.
"Kau sendiri yang ingin membantuku."
"Ya, terserah kau saja hyung."
Taehyung hanya terkekeh saja mendengarnya. Ini sudah setahun sejak Yoongi sembuh. Semuanya keadaan membaik, tawa itu kembali, rasa peduli itu kembali.
"Sudah waktunya..."
.
.
'Karena tidak ada yang dapat aku lakukan, aku pun membuang semua yang aku miliki.'
'Aku yang dengan bodohnya menghapus semua perasaanku. Tetapi mengapa aku tak bisa menghapusmu dari hati kecilku?'
Yoongi terduduk, di balik meja dengan komputer yang mengelilinginya. Menatap karya indahnya yang terdiam di balik ruangan kaca, ia tersenyum dengan manis.
'Aku tidak memiliki keinginan untuk mengatakan semua hal yang aku rasakan. Pada akhirnya, hal-hal seperti kasih sayang merupakan suatu kebohongan yang ku sembunyikan.'
Laki-laki pucat itu berdiri di depan figure nyata dari seorang yang ia sayangi— Jeon Jungkook. Mengabaikan Jimin serta Taehyung yang melihatnya di belakang, Yoongi mengusap pelan pipi yang terasa dingin ditelapak tangannya, "Hai..."
'Sebelumnya aku berjalan, dengan hati yang sempoyongan lalu tersesat di ujung jalan. Dahulu aku merobek semua tentang dirimu di hatiku, menghapus semua bayangan, dan membakar semua kenangan yang tersisa hingga ke langit.'
"Jimin, Tolong bantu aku," Yoongi meletakan sebuah alat berbentuk helm pada robot Jungkook di hadapannya.
Jimin membantunya, meletakkan sampel yang sudah ia kembangan dari rambut serta darah milik Jungkook. DNA yang sudah mereka kembangkan, memiliki ingatan Jungkook di kehidupan sebelumnya.
Yoongi berlutut, meletakkan kedua tangannya di paha Jungkook.
Yoongi merintih, dadanya terasa sesak kala ia terus saja mengingat bagaimana perlakuannya selama sepuluh tahun hidup Jungkook.
Bagaimana wajah terluka yang selalu Jungkook perhatikan setiap hari, dan Yoongi yang berpura-pura buta untuk tidak melihatnya. Kebencian ini... sungguh menyakitkan.
"Yoongi hyung aku akan mulai," Jimin menekan sebuah tombol berwarna biru. Tak lama bunyi scane terdengar dari helm yang robot Jungkook pakai.
0%
.
.
.
'Aku tidak ingin kehilangan dirimu..."
5%
.
.
.
'Aku tidak ingin mengacaukan dirimu lagi dan lagi di kehidupan yang akan datang...'
10%
.
.
.
'Aku berharap hingga saat ini, dengan tanganku, aku menciptakan adikku yang baru dengan hidup yang baru.'
15%
.
.
.
'Walau dunia menganggap ini telah berakhir, tetapi bagiku, di dalam ingatanku, semua hal tentang dirimu tak pernah berakhir...'
20%
.
.
.
'Sekarang... Perhatikan kakakmu yang tak mampu melupakanmu.'
25%
.
.
.
30%
.
.
.
40%
.
.
.
50%
.
.
.
60%
.
.
.
'Aku menyadarinya... Tidak ada tempat yang lebih baik untuk melarikan diri darimu.'
70%
.
.
.
.
'Aku ingin sekali menahan untuk tidak melakukan ini...
Tetapi, jika aku melakukannya itu menyakitkan.'
80%
.
.
.
'Namun, jika aku melepaskanmu, itu terasa lebih menyakitkan bagiku."
90%
.
.
.
'Hai Jungkookie...
Tempat ini lebih gelap dari pada lautan mimpi kelamku, bahkan aku tidak memiliki keyakinan untuk melarikan diri lagi darimu...'
98%
.
.
.
99%
.
.
.
'Aku berkata bahwa aku telah menghapus semua hal tentangmu...
Tetapi itu adalah kebohongan yang aku lakukan selama ini...
Sosokmu yang kembali menyebar...
Sosokmu yang menghantui malamku yang dingin...
Bahkan semua ini lebih menyakitkan dari sebelumnya, jika dahulu aku bisa melihat dirimu dengan senyuman tipis. Sekarang aku hanya bisa menyentuh dinginnya dirimu.'
100%
.
.
.
'Sepertinya...
Si Profesor gila Jeon Yoongi menciptakanmu dengan kerinduan yang tak mampu ia bendung lebih lama.'
.
.
"Kau juga harus berdoa!" Jimin mengetuk kecil kepala pemuda bersurai hitam di sampingnya. Dengan geram ia sedikit penyentil kening yang lebih muda.
"Untuk apa aku berdoa di makam diriku sendiri! Hyung ini aneh sekali!" gerutunya.
"Setidaknya arwahmu di surga hidup dengan tenang," celetuk Taehyung yang menyatukan kedua telapak tangannya.
Yoongi hanya memperhatikan, bagaimana adik-adiknya bertengkar dan saling memukul satu sama lain, "Jimin, jika kulit Jungkook kembali rusak karena ulahmu, akan ku tendang pantat rata milikmu itu ke halaman belakang rumah."
Itu benar.
Saat seminggu setelah Jungkook di aktifkan kembali, secara tidak sengaja Jimin merobek kulit lengan Jungkook yang terbuat dari silikon.
Kejadian ini sebanarnya di sebabkan karena Jungkook saat itu bersikeras mambantu membuatkan sarapan di pagi hari. Awalnya Jimin tidak mengizinkan, di karenakan pergerakan sendi dari logan di tubuh Jungkook belum sempurna.
Tetapi memang pada dasarnya anak itu bebal sekali, perkelahian kecil pun terjadi, dan tanpa sengaja pisau buah yang Jimin genggam mengenai Jungkook.
Yoongi yang mengetahuinya pun sangat geram. Tidak masalah sebanarnya, itu masih bisa di perbaiki.
Namun, alasan di balik dari kemarahan Yoongi adalah, pengiriman barang gantinya membutuhkan waktu setengah bulan lamanya, karena di impor langsung dari Amerika.
"Jadi apakah kita akan mengunjungi Busan setelah ini?" tanya Taehyung setelah ia selesai berdoa di makam keluarga Jeon.
"Kita akan mengunjungi paman dan bibiku, lalu berlibur ke pantai."
"Pantai!!" pekik Jungkook dan Taehyung bersamaan.
"Baiklah, ayo kita bergegas..."
.
.
Pantai Haeundae.
Tempat yang sangat cocok untuk pergi berlibur saat musim panas tiba. Mereka pergi bersama, menghabiskan waktu hingga senja menyapa langit yang cantik.
Mereka bahagia.
Baik Jungkook...
maupun Yoongi...
Karena musim gugur telah tiba, rasanya lantai tidak seramai biasanya. Hanya beberapa manusia yang bersantai bersama keluarga untuk melakukan kamping kecil-kecilan.
Jungkook berdiri di tepian tebing karang. Menatap campuran cat merah dan jingga yang melukis langit dengan indah. Mata hitam yang sama seperti miliknya dahulu sangat jelas memantulkan cahaya matahari yang hampir menghilang.
Ia tersenyum, rambut hitam miliknya menari dengan angin sore yang sejuk.
"Jungkook apa kau sekarang bahagia?" Sebuah suara menyapa membuat Jungkook menoleh ke samping. Jungkook hanya menjawabnya dengan kekehan ringan.
"Hei, kau tidak menjawabku."
Lagi-lagi Jungkook terkekeh, "Aku bahagia, sangat bahagia. Rasanya begitu hangat saat ini."
"Walaupun aku hidup kembali dengan menentang Tuhan seperti ini. Rasanya aku mulai egois, dan menganggap bahwa aku adalah manusia bukan sebuah kecerdasan buatan."
Taehyung memperhatikan, bagimana tatapan yang sama seperti sebelumnya terlihat jelas disana, tangannya pun merangkul pundak Jungkook," Kami memutuskannya bersama, dan itu adalah hal yang menakjubkan dimana kami kembali melihat matamu terbuka lima bulan lalu."
Jungkook tersenyum, "Aku tahu." lirihnya.
"Jungkook, kau tidak akan menikah."
Sesaat Jungkook terdiam mendengarnya, lalu dengan santai ia menjawab, "Aku tahu Taehyung."
"Kau tidak akan mempunyai keturunan, kau harus berpura-pura menjadi manusia dan disaat kami bertiga sudah tidak ada di dunia ini, kau otomatis akan mati dengan sendirinya dalam waktu 24 jam," tutur Taehyung kembali.
Yoongi yang merancangnya, jika nanti mereka bertiga sudah meninggal, sistem Jungkook dengan sendirinya menghapus semua data yang selama ini terkumpul lalu mati secara permanen.
Karena dirinya tidak ingin jika Jungkook di bongkar oleh mereka yang mengincar penelitian Yoongi. Identitas Jungkook sebagai robot manusia sempurna, hanya mereka bertiga dan beberapa staf Vante yang mengetahuinya.
Mereka—para staf pilihan Yoongi— sudah diberi perintah untuk membakar habis jika nantinya robot Jungkook mati.
"Aku tahu Taehyung. Aku sudah siap dengan itu semua." Jawabnya.
Matahari benar-benar tenggalam saat ini, digantikan dengan langit hitam dan lautan biru di ujung pandang.
Angin yang menghantam dua anak Adam saat ini, rasanya mambuat begitu banyak kehabagian menguap.
"Hei kalian!! Mari pulang!!" teriak Jimin dengan melambaikan tangannya.
Ini adalah akhir.
Akhir dari segala rasa sakit Jungkook.
Jawaban atas segala kesabaran dirinya.
Serta langkah dari awal hidup baru yang ia inginkan.
Ya...
Kalian benar...
Hidup baru, dimana Jungkook membuka catatan baru dan akan terus menulisnya dengan kenangan indah bersama kakaknya Yoongi serta Jimin, dan sahabatnya Kim Taehyung.
Ada yang mengatakan bahwa air menyimpan kenangan-kenangan manusia didalamnya. DNA Jungkook membawanya, kenangan hidupnya yang pahit, memori kelamnya yang menyeramkan, dan lukanya yang membekas
Saat ini...
Hanya ada Jungkook yang bahagia bersama keluarganya.
.
.
.
END
Haloo~
Ini adalah part terakhir dari buku ERROR.
Bagi kalian yang meminta series ke 2 dari ERROR, aku benar-benar minta maaf karena tidak bisa mengabulkannya. Karena dari awal mendapatkan ide aku tidak ada planing untuk membuat Musim ke 2.
Jika kalian ingin aku membuat cerita berseries, aku akan mempertimbangkannya nanti.
Adakah dari kalian yang menyukai genre romance? Jika ada, tolong beri aku komentar romance seperti apa yang kira-kira menarik bagi kalian 👉
Terimakasih sudah membaca hingga akhir, dan memberikan banyak cinta di dalamnya. ❤️
Stay Healthy and Happy Everyday~~
'IndahHyera
31082021'
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top