Chapter 4- Preceptor

Hari kedua gue menjalani masa koas. Gue cukup kaget melihat Dokter Alka yang rupanya mengambil job jaga sampai jaga malam. Dia berjalan pulang dengan acuh, tampak tidak mempedulikan enam ekor ikan yang mangap-mangap menatapnya. Menunggu untuk memberi salam dan disapa balik.

Dibanding itu semua. Sebelum Dokter Athena tiba. Gue dan Arok sudah sengaja datang lebih awal pukul 06.30 pagi.

Karena kami dibimbing Dokter Athena sebagai pembimbing Eritrosit. Istilahnya sih, adalah Preceptor atau Dokter Pembimbing.

Biasanya, selama seharian koas akan mengikuti kegiatan dan menyesuaikan jadwal Preceptor. Semisal Dokter Athena  akan melakukan visit pasien, para koas wajib ikut. Dokter Athena pergi praktek. Kami berenam harus ikut. Ya, bayangkan aja. Gue, Arok, Kai, Noell, Narnia dan Elle adalah anak-anak ayam yang selalu mengekor di pantat induknya mencari makan.

Ciap ... ciap ... ciap. Ciee, yang ngikutin suara anak ayam. Back to topic, pokoknya sebelum Kanjeng Mami tiba. Para koas wajib melakukan follow up yaitu visite pasien duluan sebelum Preceptor.

Singkatnya, koas wajib update dan mencari tahu pasien-pasien Preceptor yang sedang dirawat. Kami akan pergi mendatangi pasien beliau, menanyakan keluhannya apa? Ada rencana terapi apa hari ini misalnya? Cari tahu hasil laboratorium terbaru dari pasien. Lalu melaporkan follow up tersebut kepada Kanjeng Mami, eh maksud gue Preceptor.

Untuk pasien rawat inap yang masuk kamar ranap biasanya rujukan dari IGD atau dari Poli. Jadi besar kemungkinan, ruangan tersebut akan ramai oleh keberadaan pasien dan itu membuat jantung gue kian berdebar kencang.

Jika pasien ditemukan dalam kondisi buruk. Maka akan direkomendasikan untuk rawat inap. Tetapi, bila tidak. Mereka bisa langsung pulang dari IGD.

Namun, pasien dari IGD akan di amnesis terlebih dahulu. Seperti dilakukan pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang yang dasar. Biasanya pemeriksaan darah, jika mencurigai ada indikasi demam atau infeksi.

Pemeriksaan gula darah, jika curiga dengan indikasi DM. Pemeriksaan foto rontgen apabila pasien mengalami sesak dan curiga bila ada kelainan paru atau jantung.

Pemeriksaan EKG atau rekam jantung untuk pasien usia di atas 40 tahun. Tetapi, semua ini tergantung kasus. Tidak semua harus mendapatkan penanganan lebih.

Saat di IGD, semua pasien akan mendapatkan penanganan pertama dengan cepat. Apabila pasien mengamali muntah-muntah, akan segera di infus langsung untuk mencegah dehidrasi dan diberi obat untuk meredakan mual dan muntahnya.

Pasien diare juga langsung diberi cairan infus dan obat supaya fesesnya menjadi keras dan tidak cair lagi. Lalu, diberikan obat agar gerakan ususnya tidak berlebih.

Setelah kondisi pasien membaik, maka akan disarankan untuk ranap (rawat inap). Lalu pasien akan di pindahkan datanya ke perawat ruangan yang akan menghubungi Dokter Spesialis dan Dokter Umum yang jaga.

Para perawat di ruangan akan memberikan hasil lab terbaru dan juga anamnesis mengenai kondisi pasien yang baru datang dari IGD itu ke Dokter Spesialis yang bertugas.

Pemberian laporan dan informasi, biasanya disampaikan lewat panggilan telepon atau pesan WhatsApp.

Kalau memang Dokter spesialis ada di rumah sakit, maka beliau pasti akan datang visite ke pasien baru tersebut setelah sebelumnya memberikan advice untuk pengobatan pasien.

Karena pasien rawat inap Dokter Athena hanya tiga orang, berdasarkan informasi dari Elle yang bertanya di resepsionis IGD. Setelah berganti pakaian luar dengan seragam OK. Enam anak ayam pun meluncur menuju ruang rawat inap untuk melaksanakan tugas visite perdana mereka.

Preceptor

"Moes." Gue menoleh pada panggilan Narnia. Dia menyusul dan berjalan di sisi gue. Gue tuh, sebenarnya masih heran dengan wajah Narnia yang selalu memerah semua.

"Pasien itu," katanya sambil berjalan di samping gue. Kami melewati selasar UGD yang mengarah ke area rawat inap.

"Pasien kemarin?" tebak gue, "moga udah sembuh ya?"


Sebenarnya, gue masih kepikiran soal itu. Gue harap-harap cemas, semoga saja dia udah membaik dan pulang.

Kami tidak banyak bicara begitu masuk ke ruang rawat inap. Sebagai ketua kelompok, Kai pergi melapor pada perawat jaga. Sekaligus memperkenalkan diri lima anak ayam yang bertugas di IGD.

"Oke." Dia memberi komando. "Kita bisa berkunjung."

Ruang rawat inap dengan bangsal umum. Di mana, ada lima bad di kiri dan lima bad di sisi kanan. Ada lima pasien yang sedang terbaring dengan selang infus di tangan. Ekspetasi gue, ternyata salah. Bisa jadi, pasien lain berada di kamar VIP, bukan kamar ranap kelas tiga.

Kami pun pergi ke arah sisi kiri yang menjadi pasien rujukan dari IGD kemarin. Arok mulai menarik napas dalam-dalam, Elle memperbaiki rambut dan jubah dokternya, Noell bersiap dengan pulpen di tangan dan gue bersiap dengan doa kepada Dewa Zeus.

"Selamat pagi, Pak Risman. Perkenalkan saya Dokter Kai Kian Lucas Darzi dan kelima orang lainnya adalah rekan-rekan saya. Hari ini, kami akan memeriksa kondisi Pak Risman."

Kai memberikan gerakan kepada kami berlima untuk saling memperkenalkan diri kepada pasien.

"Dokter Elle Rensi." Elle tersenyum ramah. Jenis senyum yang akan membuat Cinderella cemburu.


"Saya Dokter Narnia Lewis." Narnia dengan kelembutan dan sikapnya yang feminim

"Dokter Noell Naraya." Senyum Noell lebih menakutkan dari Nenek Sihir dari Hansel dan Gretel.

"Dokter Raga."

"Dokter Zinc," sahut gue sebagai penutup.

Sebenarnya, waktu lahir, gue mau melakukan unjuk rasa. Sebab, nama gue selama di absen akan menjadi nama paling terakhir dan paling terbawah. Kata Bokap, biar bisa terlambat dikit, karena absen gue bukan dari nama pertama. Entah mujur atau tidak, gue tetap ngenes dengan hal-hal yang dimulai berdasarkan nama absen.

Terakhir disuruh pulang, terakhir di suruh maju ke depan kelas dan terakhir keluar dari simulasi kebakaran dan gempa bumi.

Aturan dalam melakukan pemeriksaan. Koas wajib tebar pesona dengan senyum yang membuat pasien merasa nyaman. Tetapi jangan sampai membuat ruang di hati untuk mereka, bedakan rasa nyaman untuk pasien dan doi. Karena koas tidak mau tanggung jawab dengan kisah cinta lokasi di ruang rawat inap.

"Saya izin periksa kakinya ya, Pak." Kai mulai memeriksa.

Noell mengambil tempat lebih dekat dengan Kai, sambil membisikkan sesuatu. Tampaknya, ini pasien yang sempat ia tangani di ruang tindakan.

"Dokter Noell," panggil pasien yang usianya tidak berbeda jauh dari kami. "Boleh minta nomor WA, tidak?"

"Kaki Pak Risman sudah mulai membaik. Luka jahitan, akan dibersihkan perawat. Bengkak di kaki sudah mulai turun. Apa Pak Risman merasa ada demam di tubuh?"

Kai memotong arah pembicaraan pasien. Noell sendiri, tampak tersenyum lega pada Kai. Si Risman malah cemberut pada Kai.

"Enggak demam. Debar jantung sih iya." Dia masih tersenyum tengil pada Noell tanpa menatap Kai.

"Benarkah?" Kai mencoba menggunakan steteskop untuk memeriksa jantung pasien. Tetapi malah keburu ditepis oleh tangan Risman.

"Jangan lo dech. Gue mau Dokter Noell yang memeriksa."

Kami semua menahan napas. Tidak menyangka bahwa pasien visite pertama, akan semenyebalkan ini. Menunggu dan melihat, apa yang akan dilakukan oleh Noell.

"Izin diperiksa ya, pak."

Baru juga hendak Noell meletakkan stetoskop di dada pasien. Tangan Risman malah memegang pergelangan tangan Noell.

"Hentikan!" Arok bertindak di luar dugaan, dia melepaskan rengkuhan Risman dari tangan Noell. "Jangan mengganggu pemeriksaan. Anda dari tadi, tampak tidak mempedulikan rekan kami. Dokter Noell itu, istri gue."

Risman tertengun, apalagi gue. Arok bersikap bak kesatria. Enggak, bukan gitu. Di visualisasi mata gue sekarang. Risman adalah Tunggul Ametung yang ingin mempermainkan Ken Dedes alis Noell dan Raga Arok adalah Ken Arok yang ingin melindungi Dedes dari pengaruh si Ametung.

"Oh, ya? Maaf."

Risman berdecak kesal. Noell pun ditarik Arok untuk mundur, sedangkan Kai mengambil alih pemeriksaan. Setelah mencatat semuanya, kami berenam pun berpindah tempat.  Tampak sedikit terguncang dengan pasien yang masuk golongan buaya.

Pasien kedua dan ketiga, tampak lebih baik dan bahkan jauh lebih baik dari Risman. Pembicaraan dengan seorang wanita tua, menjadi lebih ringan. Beliau menceritakan hal-hal menarik yang mengundang rasa tawa.

Narnia yang bertugas memeriksa tekanan darahnya, berkali-kali diberi pujian manis. Beliau adalah pasien yang masuk karena serangan hipertensi secara mendadak. Untung saja, kondisi beliau sekarang sudah stabil.

Sungguh, penyakit yang satu ini sangat-sangat berbahaya. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.

Banyak penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi tekanan darah seseorang, semakin tinggi pula risiko orang tersebut terkena penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke.

Awal dari semuanya adalah komplikasi, yaitu kehilangan keseimbangan. Ketika tekanan darah tinggi naik, maka seseorang akan kesulitan berjalan karena tengkuk, leher, dan punggung akan terasa berat dan pegal. Apalagi bagi mereka yang sering mengkonsumsi daging dan kurang serat.

Jadi ingat tetangga gue. Kalau makan gulai kambing kalap sampai lima piring. Bila malam tiba, mulai mengeluh tengkuk tegang.

Hal ini itu, disebabkan oleh kadar kolesterol yang langsung menyerang syaraf keseimbangan. Tidak heran, penderita bisa langsung jatuh secara tidak sadar tiba-tiba.

Bahkan dari hasil penelitian Badan Kesehatan Sedunia (WHO) menunjukkan hampir setengah dari kasus serangan jantung disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka panjang akan menyebabkan terbentuknya kerak (plak) yang dapat mempersempit pembuluh darah koroner.

Padahal pembuluh darah koroner merupakan jalur oksigen dan nutrisi bagi jantung. Akibatnya, pasokan zat-zat penting atau esensial bagi kehidupan sel-sel jantung jadi terganggu.

Pada keadaan tertentu, tekanan darah tinggi dapat meretakkan kerak atau plak di pembuluh darah koroner.

Serpihan-serpihan yang terlepas dapat menyumbat aliran darah sehingga terjadilah serangan jantung. Penderita tekanan darah tinggi berisiko dua kali lipat menderita penyakit jantung koroner.

Penyumbatan pembuluh darah diawali dengan Stroke. Stroke merupakan gangguan syaraf otot yang dipengaruhi pembuluh darah dan berpusat pada kepala.

Biasanya syaraf yang ada di otak tidak terkoneksi dengan syaraf motorik sehingga tangan yang biasa diserang tidak dapat digerakkan karena aliran darah tidak mengalir pada bagian tubuh tersebut.

Bagian terparah dari gangguan pembuluh darah yang disebabkan oleh hipertensi yaitu komplikasi pada ginjal dan jantung. Karena aliran darah yang tidak merata, maka beberapa fungsi organ tubuh akan terkena imbasnya.

Gangguan darah turut mempengaruhi volume darah yang mengalir ke Jantung, jadi jangan heran kalau biasanya penderita hipertensi adalah penderita jantung pula. Intinya kalau udah kena hipertensi bakal susah dan harus menjaga pola hidup dan mendapatkan pengawasan ketat.

Preceptor

Setelah melakukan visite. Dokter Athena tiba tidak lama kemudian. Beliau mengajak Eritrosit untuk visite bersama dan sebenarnya, gue agak malas ketemu Risman si buaya.

"Jadi, gimana pasien saya Dokter Moes?"

Sumpah! Gue kaget begitu mendengar nama gue disebut. Semua mata kini tertuju pada gue. Tetapi gue bisa dengan sigap mengambil alih dan situasi. Bukan Zinc Moes namanya, jika tidak bisa tetap tenang dan stay cool.

"Pasien atas nama Bapak Risman, usia 25 tahun. Mengalami kecelakaan yang menyebabkan kaki terbentur dan mengalami luka gores. Pada hasil rontgen tidak ditemukan adanya fraktur, melainkan memar dan bengkak yang diakibatkan oleh cedera dan peradangan tubuh yang merespon dan mengalirkan sel darah putih, protein, antibodi dan berbagai cairan lainnya di tempat terjadinya luka. Sehingga terjadinya peningkatan aliran darah ke tempat tersebut, lalu—"

"Jadi," potong Dokter Athena dengan tatapan mautnya. "Bagaimana keadaan pasien?"

"Eh, kondisi pasien stabil, Dok. Beliau juga tidak mengalami demam."

Dokter Athena tidak memberikan respon apa pun dan itu bikin jantung gue cenat-cenut.

"Selamat pagi, Pak." Dokter Athena menyapa ramah. "Bagaimana keadaannya?"

"Baik, Dok. Tapi tadi subuh, saya merasa demam dan tubuh mengigil."

Kepala Dokter Athena menoleh ke arah gue dengan cepat. Lalu beralih menatap Risman.

"Tadi diperiksa sama Dokter ini?" Maksud Dokter Athena gue. Tetapi, gue enggak yakin dengan jawaban Risman.

"Enggak, Dok."

"Tadi, diperiksa sama—"

"Baik, Pak Risman," ujar Dokter Athena. "Saya izin memeriksa."

Gue ingin menyela, namun malah di sela balik oleh Dokter Athena. Gue memilih diam, reputasi gue di depan Preceptor menjadi buruk hari ini.

Risman pun melirik ke arah gue dengan senyum tengil yang membuat tangan gue gatal untuk menghadiahinya bogem mentah. Setelahnya, gue diceramahi habis-habisan. Enggak sendiri kok, lima anak ayam yang lain juga kena imbasnya. Kami berenam, dianggap kurang kompoten mengamnesis pasien seperti Risman.

Preceptor Done

Eto, monggo yoo... Kalau ada ahlinya di sini mau komentar. Aku sangat senang malahan, diberi arahan, kritik dan saran yang membantu cerita ini lebih baik.

Tipe-tipe pasien menyebalkan itu banyak loh ಥ⌣ಥ. Tetapi karena profesi, kita harus tetap profesional di depan pasien.

Attitude dan sopan santun itu nomor satu.







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top