Riset 8 :: Keadaan Psikologis
Self Injury atau Self Harm
Membaca judul di atas mungkin kalian sudah tahu akan seperti apa bahasan kita kali ini. Self injury banyak sekali dipakai sebagai kondisi psikologis tokoh dalam cerita-cerita khususnya di wattpad. Namun sering kali mereka mengabaikan beberapa fakta penting mengenai gangguan psikologis yang satu ini.
Mari kita bahas lebih dalam mengenai Self injury atau self harm ini. Apa saja jenisnya, gejala, ciri-ciri dan bisa atau tidak disembuhkan gangguan ini.
Seperti yang pada umumnya kita tahu. Self injury atau self harm adalah kegiatan menyakiti diri sendiri sebagai bentuk dari mengungkapkan, mengatasi atau bertahan di saat kondisi yang sangat sulit.
Sesuai dengan pengertiannya, penderita akan melakukan kegiatan yang menyiksa diri mereka sendiri, baik dari cara yang sangat halus sampai tindakan yang paling ekstrem. Seperti, menyayat, memukul, mencakar, menggigit, membenturkan kepala ke dinding, menelan sesuatu yang berbahaya bahkan sampai overdosis zat-zat tertentu.
Sekilas seperti tindakan untuk bunuh diri, bukan. Tapi ternyata tidak. Penderita self harm tidak menginginkan diri mereka untuk mati. Mereka tidak berniat untuk bunuh diri. Menyakiti tubuhnya secara fisik cenderung sebagai cara untuk mereka mengungkapkan emosi mereka. Ketika rasa frustasi, kecewa dan marah yang tak bisa dibendung lagi, mereka akan melampiaskannya dengan menyakiti diri sendiri. Hal itu mereka lakukan untuk menyatakan bahwa sakit fisik lebih mudah diatasi dibandingkan sakit secara psikologis. Oleh karena itu, mereka cenderung melakukannya berkali-kali. Saat emosi menyakitkan kembali muncul, cara untuk mengatasinya hanyalah dengan menyakiti diri sendiri. Setelah melakukan hal tersebut, mereka akan merasa lega.
Self injury atau self harm tidak hanya itu-itu saja. Terdapat beberapa tipe self injury ini.
1. Moderate/superficial self-mutilation
Tipe ini adalah tipe yang pada umumnya sering dilakukan penderita. Terbagi lagi menjadi 3 subtipe:
a. Komplusif
Dilakukan bukan untuk mencapai pelepasan, tetapi lebih ke kompulsi atau dorongan.
b. Repetitif
Self injury sudah menjadi bagian yang krusial atau penting pada diri pelaku.
c. Episodik
Lebih kepada episode-episode di mana self injury ini bermanifestasi pada waktu-waktu tertentu.
2. Streotypic self-injury
Self injury ini tergolong sebagai tipe yang cukup ringan namun terjadi berulang-ulang. Seperti menyayat tangan, membenturkan kepala ke tembok, dsb. Biasanya mereka yang ada di tipe ini memiliki kelainan syaraf seperti autism atau syndrome tourette.
3. Major self-mutilation
Merupakan tipe yang berat atau ekstrem di mana tindakan yang secara signifikan dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan yang tidak bisa diperbaiki pada bagian-bagian tubuh atau bagian organ-organ tubuh. Contohnya, mencungkil mata.
Jika di atas terdapat tiga tipe-tipe self injury, terdapat pula tiga macam jenis self injury berdasarkan tingkat keparahannya.
1. Self injury ringan
Kegiatan menyakiti diri sendiri yang masih dalam taraf wajar. Bahkan tanpa kita sadari mungkin kita pernah melakukannya. Contoh: memencet jerawat, mengopek luka yang akan kering dan diet. Diet di sini merupakan diet ekstrem. Diet ekstrem bisa dikatakan self injury ringan.
2. Self injury sedang
Jenis ini sudah melewati batas wajar namun tetap bisa ditoleransi. Contoh: menarik rambut ketika merasa frustasi, menampar wajah sendiri ketika sedang kesal, mencubit tubuh sendiri, dll.
3. Self injury berat
Jenis ini sudah sangat melebihi batas wajar dan tidak bisa ditoleransi lagi. Biasanya disebabkan oleh trauma yang sangat berat, depresi yang sangat parah, dll. Contoh: menyayat diri sendiri, melukai lengan, dll.
Menurut Mental Health America, cara atau metode yang paling umum dilakukan oleh para penderita self injury adalah:
Menyayat kulit sebanyak 70% - 90%
Membenturkan kepala atau memukul diri sendiri sebanyak 21% - 44%
Melakukan pembakaran ringan pada anggota tubuh sebanyak 15% - 35%
Penyebab atau latar belakang terjadinya self injury kebanyakan berasal dari trauma yang berat, masalah keluarga yang juga cukup berat, depresi berat, tekanan, keputusasaan, dsb.
Karakteristik pelaku self injury.
Self injury tidak pandang bulu, tidak hanya diderita oleh remaja atau anak muda. Self injury bisa diidap dengan latar belakang apa saja. Bisa saja, para remaja, orang dewasa, laki-laki maupun perempuan. Self injury atau self harm ini memang pada umumnya terjadi pada para remaja, di mana di usia seperti itu emosi mereka tidak stabil, terkadang juga tidak terkontrol. Menurut Linehan (1993), kebanyakan penderita menunjukkan pola perilaku sesuai atau tergantung mood.
Beberapa gambaran umum seseorang yang menderita self injury:
• Sangat tidak menyukai dirinya sendiri
• Hipersensitif terhadap penolakan
• Memiliki kemarahan kepada diri sendiri
• Memiliki perasaan agresif yang tinggi namun tidak mampu untuk menunjukkannya
• Memiliki gangguan kecemasan
• Dan lain-lain
Apakah penderita self injury atau self harm tidak dapat disembuhkan?
Jawabannya adalah bisa. Namun cukup sulit, baik bagi si penderita sendiri ataupun terapis yang menanganinya. Namun jika tidak segera ditangani dengan tepat, dampaknya akan sangat berbahaya. Penderita bisa saja memiliki niat untuk bunuh diri sungguhan. Luka-luka yang terdapat dalam diri penderita membuatnya sungkan untuk mencari pertolongan. Tapi tidak menutup kemungkinan penderita akan merasa bahwa yang ia lakukan perlu disembuhkan.
Mitos dan fakta mengenai penderita self injury.
1. Mitos: Mereka yang melakukan self injury hanya ingin mencari perhatian saja.
Fakta: Para penderita justru melakukan hal tersebut secara diam-diam. Mereka biasanya melakukannya pada area-area yang lebih tertutup agar tidak diketahui banyak orang. Misalnya: melakukan cutting di bagian lengan atas, paha, perut, dada, dsb.
2. Mitos: Penderita self injury adalah orang yang sakit jiwa dan berbahaya
Fakta: Mereka memang menyakiti diri sendiri untuk menyalurkan emosi. Tapi bukan dalam konteks gila yang tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan. Penderita self injury melakukannya secara sadar.
3. Mitos: Penderita self injury ingin mati
Fakta: seperti yang telah dijelaskan di atas. Mereka tidak ingin diri mereka mati. Melukai diri sendiri yang mereka lakukan untuk mengungkapkan emosi mereka. Meskipun tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan bunuh diri ketika self injury yang mereka lakukan berjangka waktu panjang dan meningkat intensitas keparahannya.
Nah, itu dia beberapa fakta mengenai self injury. Cukup mengejutkan bahwa memencet jerawat dan mengoplek luka juga merupakan bagian dari self injury.
Pesan dari saya, tolong jaga orang-orang terdekat kalian. Dengarkan mereka dengan baik dan stop membanding-bandingkan. Karena kita tidak tahu pasti apa saja yang bisa memicu mereka untuk berbuat demikian.
Sekian.
***
Sumber:
https://pijarpsikologi.org/self-harm-menyakiti-diri-menjadi-pilihan-untuk-menyalurkan-rasa-sakit/
https://www.kompasiana.com/adnindya01936/5de51897097f3603c913d392/14-bentuk-self-harm-yang-mungkin-tidak-kmau-sadari
https://www.ngopibareng.id/timeline/mengenal-3-jenis-self-harm-sesuai-keparahannya-2644096
http://abilendra.blogspot.com/2014/08/self-abuse-self-harm-self-infury.html?m=1
Madura, 020520
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top