b. family

Pagi hari dengan rutinitas yang sama, suara rengekan Gyura yang memenuhi ruang sebab memperebutkan puding susu dengan Taehyung terasa begitu hangat. Gadis manis itu tumbuh dengan sangat baik, hidung yang runcing seperti Aeri dan mata besarnya seperti Taehyung.

Di tahun kedua pernikahan, mereka memiliki Gyura sebagai fondasi hubungan. Taehyung dan Aeri kini tak hanya hidup untuk diri masing-masing, sebab dari awal adanya Gyura, itu berarti hidup mereka bukan lagi sepenuhnya milik mereka. Malaikat kecil mereka hadir sampai saat ini, tidak ada alasan untuk tidak memberi cinta untuk Gyura. Dia tumbuh menjadi gadis kecil yang bisa mencuri hati siapapun dengan tingkahnya—jujur, cerewet, cantik.

Kemampuan bergaul Taehyung menurun pada Gyura, sering kali gadis berusia tiga tahun itu mengajak bicara banyak anak-anak yang bahkan tak ia kenal, memberi salam dan seringkali memberi beberapa buntalan permen manis untuk teman seusianya.

"AYAH PENCURI! ITU MILIKKU!" Suara itu melengkung, Gyura memukul pundak ayahnya berkali-kali dengan kesal karena Taehyung mengambil setengah dari jatah pudding milik gadis kecil itu. Taehyung yang menemui ekspresi kesal Gyura malah menganggap itu sebagai lelucon yang menggelitik.

"Hey, Gyu. Lihat wajahmu di sini." Taehyung menghadapkan sendok makan ke depan wajah Gyura, di mana hal itu menimbulkan cerminan wajah Gyura yang melebar karena efek cembung sendok itu. Lagi-lagi Taehyung tertawa karena melihat ekspresi gadis kecilnya yang terkejut.

"IBU! LIHAT AYAH! DIA MELEDEKKU!"

Merasa kalah dari ayahnya, Gyura langsung memanggil ibunya sebagai senjata terakhir yang akan menghukum Taehyung dengan sedikit cubitan yang akan dibalas respons kesakitan berlebihan yang Taehyung buat-buat agar Gyura merasa menang.

Bagaimanapun, Taehyung hanya bisa meluapkan sisi kekanakan dan humorisnya pada keluarga kecil ini. Setelah perdebatan kecilnya bersama putrinya, Taehyung akan memeluk dengan sayang anak manisnya satu itu. Taehyung mencintai putrinya lebih dari segala yang ada di semesta, "Tuan Putrinya Ayah sangat cantik."

Taehyung mendekatkan wajahnya ke wajah Gyura sampai hidung mancung mereka bertabrakan. Mereka sangat manis, Aeri yang melihatnya hanya tersenyum. Keluarganya selalu terlihat baik-baik saja, tenang, dan sangat bahagia. Tidak ada ombak tinggi menerpa, tidak ada badai petir, seolah-olah setiap hari adalah musim semi yang menenangkan.

Rasa cinta Taehyung mungkin tidak tumbuh begitu saja untuk Aeri, namun gadis itu bersyukur rasa cinta Taehyung tertanam dengan sempurna pada Gyura.

"Gyu, ayo bersiap sekolah. Ayah harus berangkat kerja." Aeri berkata pada Gyura, tetapi bukan Gyura yang menekuk raut wajahnya, justru Taehyung yang melakukannya. Ayah dan anak satu ini memang sangat lengket bak permen karet yang menempel pada baju.

"Tuan putri bersama Ibu dulu, oke? Ayah akan pulang cepat hari ini," ucap Taehyung.

Mata gadis kecilnya berbinar, pasalnya jika Taehyung sudah berkata bahwa akan pulang cepat, itu tandanya ayahnya akan pulang sebelum matahari tenggelam. Tidak seperti biasanya, di mana seringnya sang ayah akan pulang saat mata Gyura sudah terpejam.

Padahal gadis kecil itu suka sekali terlelap dengan kedua orang tuanya di samping kanan kirinya. Merasa hangatnya cinta dari mereka berdua dan tak akan takut jika tuan mimpi buruk datang menghampiri.

"Oke Raja!" Mata gadis kecil itu berkedip satu, membuat Taehyung tertawa geli bukan main melihat betapa manis putrinya.

Taehyung melepas pelukannya pada Gyura, membawa tas hitam miliknya dan berdiri tepat di hadapan Aeri. Mengecup sekilas puncak kepala istrinya sebelum benar-benar pergi.—utinitas yang selalu mereka terapkan dari dulu.

Siapapun yang melihat pasti akan ikut merasa bunga sakura merekah di hatinya, ikut merasa kehangatan keluarga Kim yang dipenuhi dengan bara tanpa api yang berkobar—begitu hangat.

Namun hanya Aeri yang benar-benar merasakan. Bagaimana ia masih sering melihat suaminya di tengah malam bersandar pada dinding kamar, memandangi selembar foto yang selalu ia simpan sejak dulu. Fotonya dengan Hera, sepasang kekasih yang terlihat sangat bahagia.

Aeri sering menangkap presensi Taehyung seperti itu, hanya berdiri dan tersenyum hangat penuh cinta sembari memandangi selembar potretnya dengan Hera. Bagaimana Aeri menjelaskannya? Gadis itu bahkan tak pernah merasakan hangatnya senyum Taehyung yang penuh cinta.

Namun sekali lagi, Aeri sudah memutuskan hidup bersama Taehyung—dan bersama kenangan pria itu yang bahkan terasa lebih hidup di hati sang suami dibandingkan presensi dirinya setiap harinya.

"Bu, apa Ibu mencintai Ayah seperti Gyura mencintai Ayah?" Gadis kecil itu bertanya dengan mulut yang terisi penuh dengan sisa-sisa puding yang belum ia habiskan.

"Tentu saja Sayang, Ibu sangat mencintai Ayah." Senyum Aeri tersemat hangat, yang Aeri katakan bukanlah kebohongan. Benar bahwa Aeri jatuh cinta dengan Taehyung sejak pertama kali ia melihat pria itu. Sangat dulu, bahkan ketika Taehyung masih berhubungan baik dengan Hera.

Rasa sakitnya tersemat ketika keluarga Park menerima undangan pernikahan dari keluarga Kim, namun takdir memang luar biasa hebatnya. Bagaimana bisa hidupnya mendapatkan jackpot seperti sekarang? Walupun jackpot yang ia dapat, tidak menimbulkan rasa kegirangan layaknya anak kecil yang mendapat poin jackpot pada game.

"Apa berarti kita saingan, Bu? Gyu juga mencintai Ayah. Sangaaat banyak. Ibu pasti akan kalah karena Gyu sangat cantik." Gadis kecilnya menunjuk kedua pipinya membentuk tanda cute. Mereka berdua tertawa, memang perut masing-masing sampai Gyura melupakan makanan lezat di depannya.

Aeri memeluk gadis kecilnya, kehangatan yang seharusnya ia dapat dari Taehyung, hanya ia dapatkan dari putrinya. Gyura satu-satunya yang bisa Aeri andalkan, putri kecilnya yang cantik.

Jika masing-masing mendapat kasih sayang di kanan kirinya, Aeri hanya mendapat kasih sayang di satu sisi dan itu adalah Gyura. Ia adalah kekuatan dari segala sumber kekuatan bagi Aeri.

Ibu sudah kalah, Sayang. Ibu selalu kalah jika masalah mendapatkan hati Ayah.

---

LANJUT TIDAK NIH??? 😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top