18; unsteady
"Namanya juga manusia, pasti ada saat dimana mereka goyah, labil, dan hanya meyakini apa yang mereka ketahui"
***
JUJUR, (Name) sangat tidak ingin bertemu Sugawara saat ini. Sikapnya kemarin bisa saja membuat Sugawara merasa bahwa (Name) membencinyaㅡdan bisa saja Sugawara kini membenci (Name).
(Name) memikirkan hal itu sepanjang hari, sampai-sampai dia tidak sadar bel pulang sudah berdentang dari lima menit lalu.
"(Name)-chan?"
BRUGH!!
"Duh, pantatku...." ringis (Name) kala dia terjatuh dari kursinya. "Koushi? Sejak kapan kamu tiba?"
"Baru saja," Sugawara menarik sebuah kursi dan duduk di depan (Name). "Kenapa kamu memandangku seperti itu? Masih kepikiran tentang kemarin?"
Dia sadar... benak (Name).
(Name) memgangguk sedikit.
Sugawara terkekeh, lalu mengusap kepala (Name). "Tak usah kamu pikirkan, aku baik-baik saja, OK?"
Sugawara duduk di kursinya. "Ayo kita lanー"
"Kei bilang, dia menyukaiku."
Tubuh Sugawara terbeku. Dia sudah mengaku?
"Koushi?"
Sugawara mengusap wajahnya. "Lalu? Kamu... apa perasaanmu kepadanya?"
(Name) menggeleng, dia menunduk. "Aku tidak ngertiーaku tidak tahu. Kei sudah menjadi sahabatku sejak aku kecil, tapi tak pernah aku berpikiran mengenai perasaan seperti itu kepadanya..."
"Apa kamu goyah?"
(Name) mengangkat wajahnya, bertanya apa maksud Sugawara.
"Kamu... apa perasaanmu kepadaku sudah mulai goyah?"
"Koushi tidak memercayaiku?"
Sial, benak Sugawara.
"Kamu meragukan perasaanku?"
"Bukan (Name), akuー"
"Kamu meragukanku?" Suara (Name) terdengar gemetar, membuat hati Sugawara tergores.
"(Name), maaf, akuー"
(Name) bangkit dari kursinya, menjejalkan semua barang-barangnya ke dalam tas, dan berjalan cepat dari sana.
"(NAME)!" Sugawara beranjak dari sana, berusaha mengejar (Name). Tapi perempuan itu sudah berlari lebih cepatーdengan beberapa air mata menggumpal di pelupuk matanya.
"Shoyo!!" seru (Name) saat melihat Hinata hendak pulang dengan sepedanya. "Pinjam sepeda kamu, ya? Besok aku kembalikan."
"Ehm, baikーloh, kamu menangis?"
(Name) mengusap matanya, lalu menaikki sepedanya, menepis ucapan Hinata. "Terima kasih, sampai besok!" Dan perempuan itu melesat dengan sepeda tersebut.
***
"LAMA sekali kamu tiba!" seru Kageyama kepada Hinata.
"Maaf, aku lupa dimana ponselku tadi," ujar Hinata.
"Orang bodoh memang tidak bisa mengingat hal sederhana, ya," cibir Tsukishima.
Hari itu, klub voli berkumpul di restoran daging untuk merayakan kemenangan mereka. Seluruh tagihan ditanggung oleh Daichi, tentunya.
"Eh, Sugawara-san belum tiba?" tanya Hinata sembari duduk di tempat kosong.
"Dia tidak akan datang," ujar Daichi. "Hari ini dia dan (Name) mau berlatih untuk pertandingan nanti, kan?"
Hinata mengerutkan keningnya. "Iya kah? Tapi tadi (Surname) meminjam sepedaku untuk pulang ke rumahnyaーdan yah... dia sepertinya menangis."
Mata Tsukishima melebar. "(Name)... menangis?"
Bunyi bel pintu menginterupsi, disusul dengan kedatangan Sugawara.
"Hai... suasana apaan ini?" tanya Sugawara saat merasakan atmosfer canggung.
Tsukishima bangkit dari tempat dia duduk. "Sugawara-san, boleh kita berbicara sebentar?"
***
"APA yang kau buat kepada (Name)?" tanya Tsukishima.
Sugawara diam.
"Hinata bilang, dia menangisーdan aku tahu persis ini pasti karenamu. Makanya, apa yang terjadi?"
"..."
"..."
"Dia bilang kalau kau mengakui perasaanmu, dan akuーaku meragukan perasaannya kepadaku."
Tsukishima mengepalkan tangannya. Tahan, tahan.
"Lalu?"
"Dia berlari, dia pulang, sepertinya."
"Kau mengejarnya?"
"Yah, sebentar saja. Karena setelah itu dia meminjam sepeda Hinata."
Jeda sejenak.
Tsukishima mengusap wajahnyaーkemudian melayangkan tinjunya ke Sugawara.
"AKU SUDAH MUAK DENGAN INI!" seru Tsukishima. Dia menarik kerah baju Sugawara. "Persetan kau adalah kakak kelasku, kalau kau pacar sahabatkuーtapi kalau kau membuat dia menangis lagi, aku pastikan bukan hanya tinjuan yang mengenaimu!!"
Sugawara tersenyum miring. "Kau sendiri suka membuat dia menangis, kan?"
Tsukishima mengendurkan cengkramannya kepada kerah pakaian Sugawara.
Dia sendiri tak sadar....
Tangan Tsukishima melepaskan kerah Sugawara.
"Kalau kau sendiri yang membuat dia menangis," ujar Sugawara. "Aku juga tak akan segan-segan menghajarmu, Tsukishima."
Tsukishima mendecak dan meninggalkan Sugawara.
•
•
•
tbc.
•
•
•
a.n
I'M BACK!!!
Welp, this story is on a good progress.
Bagaimana? Kalian suka gak?
Any advice are accepted, just comment here!!
Btw, ini judulnya ganti lagi 🙂
Awalnya OURS kemudian POLAROIDS dan sekarang EPIPHANY
But i hope you guys still recognize the cover, it didnt change much
Till next chap!
-Mochii
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top