PROLOG


Assalamualaikum
Annyeong, kachan bawa judul baru.

Cek ombak dulu, ya.
Update rutinnya nanti setelah Mas Saga kelar. Bentar lagi Sambung Rasa to the end.

EPIPHANY dalam kamus diartikan sebagai Pencerahan.

Atmadja_Series1 - EPHEMERAL
Atmadja_Series2 - SAMBUNG RASA
Atmadja_Series3 - EPIPHANY

Cerita ini bakal jadi penutup kisah anak-anak keluarga Atmadja. Pastikan kamu baca seri 1 dan 2 dulu, karena sedikit banyak saling berhubungan, biar enggak bingung.

Happy baca
.
.
.

"Maaf, aku enggak yakin, Bay!" Kalimat itu sudah diucapkan setidaknya tiga kali oleh gadis cantik dalam balutan dress one shoulder berwarna marun di tengah acara makan malam bertema fine dining.

Elbayu hanya mengatakan ingin membawa Mika untuk mengenal lebih dekat keluarganya. Terutama mamanya. Tetapi reaksi gadis itu sungguh di luar dugaan Elbayu.

"Kamu jangan maksa aku, dong, Bay!" ucap sang gadis lagi. Ada tendensi dalam nada bicaranya.

Lawan bicara si gadis di seberang meja yang memakai setelan resmi berupa jas berwarna marun dipadu kemeja abu-abu sedikit terbelalak mendengarnya. Kepalanya menggeleng-geleng tidak ingin mempercayai reaksi kekasihnya barusan.

Suasana restoran berkonsep fine dining di area kota Surabaya ini terkesan tenang. Meja-meja bundar dengan deretan kursi bersandaran tinggi mengitarinya, ditambah lampu gantung artistik dan lilin dalam wadah klasik pada setiap meja menambah suasana syaduh nan romantis. Para pramusaji wara-wiri menghampiri satu persatu meja tamu untuk mencatat pesanan atau mengantarkan menu yang telah siap.

Elbayu tampil beda dalam balutan pakaian formal, sesuai dengan konsep yang diusung rumah makan yang berkesan mewah dan eksklusif ini. Lelaki tiga puluh satu tahun itu bahkan telah mereservasi meja untuk dinner spesial dari dua hari lalu. Sengaja memilih tempat se-esklusif ini untuk mendapatkan privasi dan lebih intim, agar wacananya nanti berjalan mulus tanpa hambatan.

Dari satu set menu fine dining, dua diantaranya telah menghampiri meja Elbayu dan pasangannya. Appetizer sebagai pembuka sebelum menu utama dihidangkan nanti. Canape bertoping taburan tuna itu belum terjamah tangan Elbayu, lelaki itu sibuk mendengarkan semua ungkapan perempuan cantik di seberangnya dengan takdzim dan seksama.

"Kenapa kamu bilang gitu, Mika?" Reaksi Elbayu kemudian. Berusaha tetap kalem dan lembut saat bertanya balik pada Mika.

Perempuan yang dipanggil Mika itu menggeleng dua kali. Wajahnya menunduk tanpa berniat menatap balik mata Elbayu.

"Bay, kamu paham enggak, sih? Terlalu banyak perbedaan di antara kita. Aku belum bisa ngelakuin semua yang kamu sebutkan. Aku belum siap, Bayu!" Mika menggersah. Wajahnya menyirat tak nyaman. "Kamu nyuruh aku berhenti kerja setelah nikah?" Dia tertawa kering dengan kedua mata menatap intens pada Elbayu. "Maaf aku enggak bisa, aku masih ingin berkarir!" Putus Mika tidak ingin diinterupsi. Gadis itu membuang napas kasar, lantas kembali berujar.

"Lalu, kamu suruh aku belajar pakai hijab?" Mika berkata sengit. "Kamu tahu aku orangnya seperti apa? Aku paling enggak bisa pakai yang begituan. Kamu terlalu maksa aku, Bay!" Tumpah ruah semua unek-unek perempuan dengan riasan natural itu di depan Elbayu.

Embusan napas terlepas dari mulut Elbayu. Dia menatap pasrah sang kekasih. Perasaan lelah mendera setiap kali memperdebatkan hal sama berulang kali dengan Mika.

"Bukan maksa, Mika, tapi seenggaknya kamu belajar dari sekarang. Kamu tau, kan, keluargaku, terutama mama sangat strict masalah menutup aurat."

Mika mendengkus tak suka mendengar ungkapan Elbayu. "Why? Ya, kenapa harus dipaksakan sama aku? Itu kan mama kamu, bukan mamaku." Emosinya meledak-ledak tidak terima. 

Elbayu terdiam. Lelaki itu seakan kehabisan stok diksi untuk membalas kalimat kekasihnya. 'Itu mama kamu, bukan mama aku.'
Diam-diam kalimat Mika barusan menghantam jantung Elbayu. Berarti selama ini Mia tidak pernah menganggap keberadaan mamanya? Lantas, bagiamana jika nanti keduanya menikah? Bukannya mama Elbayu akan menjadi mama Mika juga? Demikian pula dengan mamanya Mika yang sudah Elbayu anggap seperti ibu sendiri.

Mika meraih gelas berkaki tinggi berisi wine berwarna merah tua. Perempuan itu menenggaknya dengan lancar di hadapan Elbayu. Ingin sekali mulut Elbayu melontarkan kalimat, "Tolong Mika, kamu sudah janji enggak akan minum alkohol lagi." Namun hanya tertahan di hati. Padahal dia telah sengaja memesan set dinner tanpa minuman yang mengandung alkohol. Tetapi Mika meminta menu tambahan berupa wine pada pramusaji.

Fokus Mika kembali pada Elbayu. Gadis itu masih memegang gelas yang isinya telah tandas tak bersisa. Mata Mika menerobos manik Elbayu, kemudian bibirnya terbuka kembali ingin berkata sesuatu. "Aku ...." Dia menjeda kata-kata. Sengaja menakar ekspresi lelaki di seberangnya lebih dulu sebelum menyambung ucapan.

Elbayu menggeleng samar. "Dengerin aku dulu, Mika," ucapnya defensif. Elbayu meraba saku jasnya. Ingin mengeluarkan  benda dari sana tapi masih tertahan. Barangkali setelah kejutannya nanti Mika mau memahami dan bisa mulai memikirkan kebaikan untuk hubungan mereka. "Mika-"

"Kamu yang dengerin aku, Bay!" Mika menyelak sebelum Elbayu selesai  bicara. "Aku rasa lebih baik ... kita putus." Gadis itu bersedekap dengan tatapan mata dilabuhkan ke arah lain. Seperti enggan menatap mata Elbayu.

Elbayu menghentikan gerakan tangannya ingin meraih benda di dalam saku. Batinnya mencelus mendengar keputusan Mika. Kepalanya menggeleng-geleng lagi sebagai implikasi tidak terima dengan kalimat yang Mika ucapkan.

"Enggak gitu, Mika-"

"Udahlah, aku capek!" Mika beranjak dari duduk. "Maaf, Bay. Kita akhiri aja sampai di sini." Kaki jenjangnya melangkah pergi meninggalkan Elbayu dengan segala perasaan remuk lelaki itu.

Mika telah menghilang dari hadapannya. Elbayu masih terduduk di tempat tanpa berniat mengejar kekasihnya. Dia tertawa kering. Satu tahun sudah hubungannya terjalin begitu manis bersama Mika. Kenapa begitu gampangnya gadis itu memutuskan pergi dari sisinya? Apa selama ini ikatan yang terjalin tidak ada artinya bagi Mikayla? Susah payah Elbayu bertahan, membuang sifat murahan 'gampamg gonta-ganti pacar' hanya demi Mika. Lantas sekarang?

Elbayu mengeluarkan benda yang sejak tadi tertahan di saku jas. Kotak kecil berlapis beludru. Dia menekan kotak sampai terbuka sempurna. Benda di dalamnya serta-merta mengeluarkan sorot cahaya saat tertimpa oleh sinar lampu. Elbayu tertawa miris. Lebih tepatnya menertawakan kisah cintanya sendiri.

Dalam genggamannya ada sebuah cincin Cartier bertahta berlian. Benda yang sudah dia persiapkan sejak jauh hari untuk melamar Mika malam ini. Nyatanya rencana tidak berjalan mulus. Cincin dalam genggaman, tapi Mika pergi tanpa alasan. Meninggalkan jejak nyeri di hati Elbayu. Dia patah hati.

______






🎧 Playlist 🎧

Kau Rumahku - Raissa Anggriani

Cast

Elbayu Dhanunendra Atmadja
31 y.o






Gimana prolognya?

Siapa kira-kira, jodohnya Abang Elbayu?

Lanjut, gak?

200 vote dan 100 komen dulu. Eh. 🤐

Ramein, ya. Kalau enggak rame, kachan update di Karyakarsa aja. Eh 🤭🤐


03-08-23
1003

Chan 💜

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top