[04] Sepatu, Desember
Monthly Prompt Desember
Week 4: Sepatu
.
.
Entry: Kumi
NikishimaKumiko
Berpura-pura sebagai anak dari keluarga kaya, menandakan bahwa memakai sepatu itu tidak akan mengubah identitasnya sebagai yatim piatu. Kumiko duduk, mengabaikan perih yang ia rasakan sebab berjalan keluar tanpa alas kaki. Saat ini, ia tengah berandai-andai, di manakah kakak angkatnya?
"Aku ... tidak akan memaafkanmu, Naoto," gumamnya seraya memegang lengannya yang gemetaran. Ia menengadah, mengabaikan rasa dingin malam yang menusuk. Orang-orang di district 13 telah tidur, namun sayang sekali, insomnianya kembali menyerang, "ah, kalau Anya-kun masih bangun, mungkin aku akan dimarahi."
"Oh, tak perlu khawatir. Bukan dia yang bangun, tapi aku," sahut suara berat yang familiar di telinganya.
Kumiko menoleh, mendapati sosok pemuda dengan pakaian kimono hitamnya yang khas sembari membawa payung merah tradisional, Kaikoku nama pemuda itu. Ia menghela napas, menepuk pundak sang gadis. Lalu memeluknya dari belakang seolah gadis itu adalah boneka, "Kenapa kau sendirian di luar?"
"Uh ... belum ngantuk."
"Haha, benarkah? Kalau begitu, mari bercerita sambil melihat bulan yang indah ini sampai kau mengantuk," balas Kaikoku seraya tertawa kecil.
.
.
Entry: Leeya
azaleeiya_kirmizi
Selalu, selalu saja. Padahal sudah punya masing-masing, tetap saja sepatu Halilintar menjadi incaran.
“Taufaaaaan!“
Halilintar mengejar segera Taufan yang dengan lancangnya memakai sepatu bolanya. Padahal sepatu itu mau dipakai Halilintar untuk pertandingan hari ini.
“Ck. Ya kali, aku main bola pakai sepatu sekolah.”
.
.
Entry: Orenji
iC0ffeeU
"Sepatumu jebol lagi?"
Azure mendongak, mendapati sang ibu tiri sedang menghela nafas kasar. Anak kecil itu kemudian berdiri, membersihkan lutut yang kotor, melepas sepatu yang ia gunakan dan menunjukkannya pada wanita itu. "Ini bukan sepatuku, tapi punya Himawari."
"Dia dijahili lagi oleh teman sekelasnya?"
"Begitulah." Jawab sang anak. Wanita bersurai hitam legam itu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Nanti akan kutegur ibu dari anak-anak itu."
Azure tersenyum. Sosok pendek bersurai pirang yang ia lihat di ekor matanya menangkap atensi. Bocah itu menoleh, melihat sang adik sedang sesenggukan. Langkah besar ia lakukan untuk mengusap rambutnya.
"Ini bukan salahmu. Sudah tugasku untuk melindungimu, Hima."
.
.
Entry: Mayu
saltyfluous
Shen Yu terdiam. Rasa dingin dari lantai terasa menusuk setiap inci kakinya. Mengernyit tidak suka, pemuda itu menatap Shang JunLin yang duduk membaca memorial.
Cukup lama, akhirnya Shang JunLin mengalah dan membalas tatapan Shen Yu. "Ada yang kau butuhkan, Ah Yu?"
Shen Yu membuang napasnya kesal. Dengan tatapan manja, ia menatap Sang Kaisar. "Sepatuku basah, Yang Mulia. Aku kedingingan karena lantai ini."
Dengan wajah datar, Shang JunLin menghampiri Shen Yu dan mengangkatnya dalam gendongan. Memanggil Mu Xi untuk membawakan sepatu baru, Shang JunLin membawa Shen Yu berkeliling ruangan dalam gendongannya.
Hanya menghabiskan waktu sepuluh menit, Mu Xi sudah kembali dengan sepatu baru untuk Shen Yu. Shang JunLin mendudukkan Shen Yu dengan hati-hati di kursi, lalu memakaikan sepatu Shen Yu dengan perlahan.
Shen Yu yang melihatnya terdiam, merasa hatinya hangat. Sang Mulia, orang tertinggi di kerajaan, bersedia memakaikan sepatunya. Berlutut di lantai, bak suami penurut. Siapa yang tidak senang menjadi pasangan orang ini?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top