[Panas]
Story © NikishimaKumiko

.

Mengapa siang ini terasa terik sekali? Aku menghela napas sembari melangkah keluar dari ruangan, mencoba mencari udara segar. Tidak, ini pun gagal. Air conditioner ruangan juga sementara tengah rusak. Membuatku gerah, aku butuh sesuatu yang dingin. Pencarianku lantas terhenti ketika mendapati sosok familiar yang tengah berada di koridor, dipenuhi oleh bongkahan es besar.

Pemuda dengan helaian biru tua dan tatoo spade itu memeluk es tersebut, tak peduli akan pakaiannya yang telah basah. Emosi karena melihatnya bertingkah seperti itu, aku pun menghampirinya, Deuce Spade, sang adik kelasku.

"Spade! Apa yang kau lakukan di sini, hah?!" bentakku kesal.

Iris hijaunya itu membelalak, "Violette-senpai, maaf!"

Ia tersentak, memasang pose bersiaga dan hormat. Hening melanda di antara kami. Sedangkan ia terlihat mati-matian untuk menahan serangan panasnya mentari. Melihat hal tersebut, mau tak mau meloloskan desahan kecil dari mulutku. Aku pun mengucapkan mantra, menggunakan pena sihirku, membuat es itu menyusut.

Ekspresi kekecewaan dipasangnya. Aku mendelik, berujar dengan bariton yang cukup berat, "Kalau mau mendinginkan badan, jangan di koridor. Menghalangi, tahu. Kita ke dorm March saja, halaman Ramshackle cukup besar."

"Ah, baik, Senpai!" serunya berbinar, antusias untuk mengekoriku di belakang. Benar-benar, dia ini makan apa, sih? Terlalu polos untuk ukuran seusianya.