[03] Tuli, Mei

Monthly Prompt Mei
[Sempurna/Perfect]
Week 3: Tuli/Deaf

.
.

Entry: Kumi
NikishimaKumiko

Suara musik ia putar di headset-nya sekeras mungkin, seolah ia berusaha menjadi tuli akan sekitarnya. Ia bersenandung kecil, mempersiapkan makanan yang akan disantap oleh para anggota Blue Lock.

Sontak saja, kegiatannya terhenti saat merasakan sebuah jari yang menyentuh lengannya. Ia menoleh, mendapat pemuda berambut hitam dengan iris biru yang melempar tatapan canggung. Mungkin saja, tidak enak karena telah mengganggu kesenangan si gadis.

Tanpa basa-basi, Kumiko melepaskan headset yang ia kenakan. Lalu, bertanya dengan senyum ceria, "Oh, Isagi Yoichi-san, ya? Ada perlu apa?"

"Uhm, ya, ituー"

"Ah, apa kau sudah lapar?" tanya Kumiko, mengetahui bahwa ia lah yang memegang kendali untuk menu makan siang hari ini. Lantas, ia segera memberikan porsi menu yang perlu diberikan kepada sang pemuda.

Menemukan makanan yang hambar karena posisi ranking-nya dalam Blue Lock, membuat ekspresi Isagi bercampur aduk. Di satu sisi, merasa senang karena dapat makanan, namun di sisi lainnya kecewa sebab bosan dengan rasanya. Menyadari raut wajah murung pemuda itu, Kumiko jadi tidak tega.

"Ini, kuberikan padamu!"

Kumiko mengulurkan tangannya, memberikan lima permen rasa vanilla kepada Isagi secara sukarela. Iris biru pemuda tersebut membelalak, kaget, "Eh, apa tidak apa-apa?!"

"Tentu saja. Oh, tapi rahasiakan ini dari Ego-san, ya. Aku bisa dimarahi kalau memanjakan kalian soalnya," bisik Kumiko, memasang wajah serius. Membuat Isagi terkekeh kecil akan tingkahnya yang lucu.

.
.

Entry: Kazare
Kazaremegamine_

"Bangun. Bangun!"

"Hah?! Aduh apa sih." Seorang gadis mengusap telinganya sembari menggerutu. Setelahnya, ia menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa.

"Kamu gak bangun-bangun, katanya mau ngerjain tugas?" sahut seorang laki-laki yang tadi membangunkannya.

"Tapi gak teriak di telinga juga. Kamu mau buat aku tuli?" Gadis itu menunjuk telinganya yang barusan ia usap. Matanya yang sedikit berair akibat menguap menatap tajam ke arah laki-laki itu.

Tidak terima dirinya dimarahi, laki-laki itu pun membalas, "Kamu yang minta dibangunin, ya. Sekarang beresin dulu tugas kamu, nanti tidur lagi."

"Aku lapar."

"Hahh. Mau makan apa?"

.
.

Entry: Raine
RaindeAlthera

Huaisang diam di kelasnya sembari menggambar hal random di buku. Tidak ada seorang pun yang berada di sekitarnya dan tidak ada yang mengajaknya berbicara. Beberapa orang hanya meliriknya sekilas lalu berbisik-bisik di antara mereka.

Di luar kelas, Nie Mingjue menggertakkan giginya. Dia tahu hal ini akan terjadi di mana pun adiknya berada. Namun, sebagai Kakak tetap saja sakit melihat betapa kesepian adiknya.

"Lihatlah dia sendirian terus. Salahnya sendiri tuli. Siapa yang mau berteman dengannya."

Sebuah suara mengalihkan atensi Nie Mingjue. Dia langsung mendatangi sumber suara. Ekspresinya gelap, matanya menatap tajam orang yang berbicara. Tubuhnya yang tinggi dan besar mengintimidasi sosok yang sebelumnya bicara seenaknya.

"Adikku tidak butuh seseorang sepertimu. Kau tidak pantas berada di sekitar malaikat seperti adikku," ujarnya sinis.

Setelah mengatakan itu, Mingjue mendatangi meja Huaisang. Dia merangkul pundak adiknya dan mengambil salah satu pulpen dari kotak pensil yang terbuka.

"Ayo makan bersama," ujarnya melalui tulisan di buku Huaisang.

Huaisang menoleh. Dia tersenyum kemudian menganggukkan kepala.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top