[03] Bersih, November
Entry: Kumi
NikishimaKumiko
[Bersih]
Laundry day.
Kumiko dan kawan-kawan memutuskan untuk melakukan bersih-bersih Genome Tower sejenak, mengingat cuaca yang mendukung. Harusnya sih, begitu. Tetapi, sosok Kaikoku tidak terlihat sama sekali, bahkan walau batang hidungnya saja.
Menghentakkan kaki kesal, Kumiko menghela napas kasar dan malah pergi ke lantai dasar setelah tugas bagiannya selesai. Sudah menjadi hal yang biasa bagi para member 13th district jika sosok lelaki paling tua di dalam grup itu pergi keluyuran entah kemana.
"Tetapi tidak saat ada agenda seperti ini juga, tahu! Aku kan juga pengen kabur!" teriaknya, menggema di hutan.
Tidak butuh waktu yang lama, sosok yang ia cari-cari muncul dari arah semak-semak dengan keadaan basah kuyup. Kumiko mengerjap, memperhatikan dalam kebingungan, namun tak bisa menahan diri untuk meledek, "Kau pasti pergi memancing di sungai dan kecebur di dalamnya, kutebak?"
Tak mendapat respon dari Kaikoku selain wajah murungnya, membuat Kumiko dapat mengetahui jawabannya adalah ya.
"Pfft, kasihan. Ya sudah, yuk makan masakan Himiko-chan!" ujar Kumiko, tertawa kecil seraya menarik lengan pemuda itu untuk kembali masuk ke dalam tower.
.
.
Entry: Mayu
saltyfluous
| bersih |
Mayu mendesah lelah. Kesialan dirasa datang beruntun hari ini. Mulai dari ban sepeda yang kempis, bekalnya yang terjatuh, dompetnya yang ketinggalan, sampai ditabrak orang yang membawa minuman. Bajunya kotor dan lengket, membuat gadis itu makin kesal. Belum lagi taksi yang ia tumpangi sempat terjebak macet, membuat Mayu mengira-ngira apakah akan ada kesialan lain yang menimpanya nanti?
Sampai di depan pintu apartemennya, gadis itu akhirnya membuang napas lega. Setidaknya, rumahnya tetap menjadi tempat teraman, 'kan?
Namun, ia berharap kalimat itu memang benar adanya. Karena sekarang ... rumahnya kotor dan berantakan! Tidak ada jejak bersih seperti saat ia membereskan apartemennya tadi pagi.
Melangkah dengan penuh amarah, Mayu berlari menuju sumber suara gaduh di dapur. "Kau ini bisa tidak, jangan buat kotor rumahku?!" omelnya saat melihat Lucas berdiri di dapur dengan wajah tersenyum senang.
Saat ingin lanjut marah-marah, ucapan Mayu terhenti karena ramen yang disodorkan di depan matanya.
Lucas, masih dengan senyumnya, berkata, "Lihat, aku buatkan ramen! Nanti aku bersihkan semua, kok. Jadi sebelum makan, kamu mandi dulu ya, sayangku."
Meletakkan semangkuk ramen yang baru saja ia tuangi kuah, Lucas membawa Mayu ke kamar mandi.
"Yang bersih, ya!"
.
.
Entry: Sachan
sachandez
| Bersih |
Lu Guang suka kebersihan.
Cheng Xiaoshi sudah mengetahui hal itu dari lama. Kawannya itu memang selalu suka kebersihan, tak menyukai hal-hal yang kotor, semua harus rapi dan bersih.
Ketika Cheng Xiaoshi menyelesaikan beberapa tugas, Lu Guang akan menghabiskan waktu untuk membersihkan sekelilingnya. Ia juga yang berinisiatif membersihkan kamar mereka berdua, dan kadang-kadang menendang Cheng Xiaoshi, jika ia membuat kekacauan.
Pernah suatu kali, Cheng Xiaoshi membuatnya kotor, dan Lu Guang tak mengizinkannya masuk ke kamar. Malam itu Cheng Xiaoshi diliputi penyesalan dan kesedihan, meringkuk di lantai dengan selimutnya yang tipis, bersikap seolah-olah anjing yang ditinggalkan pemiliknya.
Intinya bahkan Lu Guang tak akan mau tidur, jika tidak dalam keadaan bersih.
Ya, seharusnya begitu?
Benar, Lu Guang?
Cheng Xiaoshi tertawa tanpa sadar. Ia menatap sisa darah yang menempel di kedua tangannya, sebelum kepalanya kembali memutar bayangan sosok kawannya yang terbaring penuh warna merah.
Kawannya, kawan terbaiknya, ia tidak lagi bersih. Cairan merah mengotori pakaiannya, sementara sepasang mata yang memikat itu terpejam. Cheng Xiaoshi sudah berusaha membangunkannya, membersihkannya dari cairan merah yang terus mengotori kawannya.
Lu Guang seharusnya tidak tidur, Lu Guang seharusnya bangun, itu tidak bersih.
Bukankah kau hanya dapat tidur dalam keadaan bersih?
Hei, Lu Guang?
Kenapa kau tidak mau bangun?
Cheng Xiaoshi tertawa, tertawa terlalu keras seolah-olah ia tak memiliki hari esok. Ia tak berhenti tertawa, bahkan ketika merasakan sepasang matanya yang memanas, dan perlahan-lahan runtuhlah semua emosi yang ia pendam bersama air mata.
Lu Guang tidak mau bangun.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top