「 N a s k a h 」
by eskrimlalala

.

"Jadi gimana naskahnya?"

Osomatsu mengernyitkan matanya seraya membaca cepat tumpukan kertas yang tengah dipegangnya. Rasanya semakin dibaca semakin tidak masuk akal. Ini Karamatsu benar tidak menukar naskahnya dengan novel klasik dari ratusan tahun lalu?

"Ekhem, 'Oh! LIhat betapa manisnya [BEEP] dan [BEEP] dirinya. Tak lupa, [BEEP] [BEEP] itu [BEEP]'," Osomatsu membaca salah satu dialog yang tertulis di sana. Sepertinya klub drama Karamatsu harus memecat siapapun yang menulis naskah seperti ini. Naskah seperti apa yang membuat setiap orang yang membacanya disensor dengan sendirinya, seperti di dalam sebuah anime? "'[masukkan suara mengerang di sini] Oh! Andai saja [BEEP]-nya [BEEP]'. INI SIAPA YANG BUAT SIH?!"

"Kenapa, Osomatsu? Terpesona dengan keindahan pemilihan kata-kata dan lantunan situasi yang intens--"

"KAMU YANG BUAT YA?" Pantas saja. Osomatsu rasanya ingin mencuci matanya dengan pemutih setelah membaca sekilas naskah yang di tangannya. Meskipun begitu, dia yang sudah terbiasa dengan konten yang lebih parah dari ini cepat sembuh dari luka mental yang disebabkan naskah tersebut. "Hei, Karachu, kalau mau naskah yang bagus tuh, kamu ubah bagian yang ini jadi 'Oh! LIhat [SENSOR] [SENSOR] [SENSOR]', sama yang ini juga jadi 'Andai saja [SENSOR] [SENSOR]'."

Choromatsu yang sebenarnya telah mendengarkan percakapan kedua kakak kembarnya sejak awal menatap mereka berdua dengan horror. NIatnya menikmati manga yang baru saja ia beli lenyap begitu saja begitu ia menyadari konten apa yang mereka sedang bicarakan.

Benar-benar tidak ada yang waras di keluarga ini.