[01] Lawas, November

Monthly Prompt November
[Alkisah]
Week 1: Lawas/Old

.
.

Entry: Kumi
NikishimaKumiko

Reo memijat keningnya, menahan sudut bibir yang hendak melengkung dengan tidak baik. Ia benar-benar tidak mengerti akan hati perempuanーtidak, lebih tepatnya, Kumiko sendiri. Memang benar, ia bersedia untuk mengabulkan segala permintaan gadis berambut biru muda itu. Saat menatap iris biru dengan shade teal yang berbinar lebar, tak ada yang lebih membuatnya bahagia.

Tetapi, mengapa selera anak itu tak seperti gadis lain pada umumnya?

Lantas, ia bangkit dari duduknya, mengernyitkan dahi tatkala sosok Baaya telah berada di dalam ruangan seraya membungkuk sopan. Reo mendengkus, "Baaya, sudah dapatkan buku lawas itu, belum?"

"Sudah, Tuan muda. Hanya saja, buku itu tidak bisa sembarangan dimiliki. Yang mempunyai cukup beberapa orang saja dan mereka tidak berniat menjualnya karena itu adalah limited edition," balasnya dengan hormat, namun tersirat nada penuh rasa bersalah karena tak mampu menjalankan tugas yang diberikan padanya.

Helaan napas memenuhi ruangan. Lantas, Reo menyuruh Baaya untuk pergi. Iris ungu itu melirik ke arah jendela, mengedarkan pandangannya pada langit biru cerah, mengingatkan ia akan kekasihnya tersebut. Setiap minggu, ia berniat untuk memberi hadiah. Ini bukan atas permintaan, tetapi karena keinginannya sendiri agar bisa merebut hati gadis itu, membuatnya semakin jatuh ke dalam pesonanya.

Bukankah tidak adil, kalau hanya dirinya saja yang terjerumus?

Reo mengepalkan tangan, antara merasa beruntung dan sial karena mendengar percakapan Nagi dan Kumiko. Ia tidak begitu mengerti akan dunia mereka berdua. Tetapi, salah kah kalau ia menginginkan sosok menggemaskan itu tersenyum lebar saat memanggil namanya?

Nada dering di handphone-nya berbunyi, menghentikan ia untuk larut dalam pikirannya. Senyum merekah di wajahnya tatkala membaca nama kontak yang kini tengah memanggilnya. Segera, ia menerima panggilan tersebut dengan antusias.

"Halo, Kumiko!"

Saat ini, mari menikmati waktu mereka berdua. Buku itu bisa dicarinya, nanti.

.
.

Entry: Raine
RaindeAlthera

Six menatap ke tepi jurang yang dalam. Dia tidak bisa melihat apa pun di sana selain kegelapan. Jurang itu begitu dalam, hingga cahaya matahari tak bisa mencapai dasarnya.

_Apakah seseorang akan mati jika jatuh ke sana? Apa yang ada di dasarnya?_

Pertanyaan demi pertanyaan terlintas dalam benak Six ketika menatap dasar jurang yang tak dapat dia lihat. Pertanyaan itu bertumpang-tindih dengan ingatan yang terasa berantakan, seperti serpihan-serpihan memori lawas yang sudah hancur berserakan.

Mengingat masa lalu, masa ketika dia melakukan itu ... ketika dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan di antara mereka.

"Mono, apakah kamu masih hidup?"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top