[01] Judi, Juli

Monthly Prompt Juli
[Capitalism]
Week 1: Judi/Gamble

.
.

Entry: Kumi
NikishimaKumiko

"Bermain gacha game sama saja dengan bermain judi, karena konsepnya adalah mengundi nasib, bukan?" tanya Kumiko tiba-tiba, kepada dua orang pemuda yang tengah beristirahat sejenak dari latihan sepak bola intensif.

Isagi terdiam, ikut memikirkan dengan seksama dan serius, "Benar juga, kalau dipikir-pikir. Tapi, kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu, Kumiko-san? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?"

"Pasti kau adalah salah satu budak dari player game gacha, ya, haha!" timpal Bachira dengan cengiran ringan sembari menepuk-nepuk bahu sang gadis, membuat sang gadis hanya merenggut sebal karena tertohok oleh fakta besar. Bahkan, selama ia menonton permainan para pemain Blue Lock, jari-jemarinya masih saja fokus pada game gacha-nya. Menyadari kekesalan Kumiko, pemuda berambut hitam dan kuning itu menyeringai jahil, "hahaha, maaf, maaf, Kumiko-chan!"

"Menangkan pertandingan selanjutnya. Jangan minta maaf padaku, huh!"

Isagi dan Bachira tertawa, memaklumi sembari membalas secara bersamaan, "Baik, laksanakan."

.
.

Entry: Kazare
Kazaremegamine_

"Mana bisa begitu?"

"Bisa. Yang ini rasanya lebih enak."

"Tapi yang ini harganya lebih murah!"

Suasana di sebuah rak supermarket tiba-tiba saja meninggi. Hal itu disebabkan oleh dua orang yang tengah beradu argumen seperti anak kecil. Beruntung karena hari sudah larut, sehingga tak banyak pengunjung yang berada di sana.

Mereka masih saja berdebat perihal makanan kucing mana yang akan dibeli. Tak memedulikan bahwa mereka tengah menjadi tontonan seru di sana.

"Aku pegang kakaknya Jiwoo," ucap Subin sedikit berbisik.

"Heh, padahal sudah pasti gurunya Jiwoo yang akan menang," sahut Jisuk kemudian sembari memberikan tatapan meremehkan.

Ucapan keduanya, membuat Jiwoo meneteskan sebulir keringat. "Kenapa kalian menjadikan ini sebagai ajang judi?" ujarnya yang tengah kebingungan bagaimana memisahkan kakak sepupunya dengan gurunya.

.
.

Entry: Raine
RaindeAlthera

"Siapa dia?" Suara bariton terdengar kala pemuda itu berbicara.

Dia menatap lamat pada seoranh pemuda yang tengah duduk dengan malas di balik meja judi di tengah ruangan.

"Dia? Tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya, tapi kami memanggilnya Yi Wen San Bu Zhi. Dia datang ke kasino minggu lalu dan sudah membuat rugi kasino lebih dari satu juta dolar. Kudengar kasino sedang berusaha mengusirnya. Kenapa kau bertanya, Mingjue?" tanya lawan bicaranya.

Nie Mingjue ... pemuda itu adalah langganan di Kasino Jinlin Tai. Dia pergi ke sana hanya untuk hiburan, menghamburkan uang, bukan mencari kemenangan. Walaupun jika berhasil menang itu cukup menyenangkan. Namun, hari ini ada sesuatu yang menarik perhatiannya begitu dia sampai di aula.

Dia tidak sengaja bertatapan dengan Yi Wen San Bu Zhi. Mata mereka saling bertemu. Mingjue rasanya terpaku, tidak bisa mengalihkan pandangannya dari mata pemuda itu.

Yi Wen San Bu Zhi memberikannya seulas senyuman. Senyuman yang terasa akrab. Akan tetapi, Mingjue tidak tahu dia siapa di balik topeng yang menutupi sebagian besar wajahnya.

Mingjue berjalan mendekat. Dia duduk di salah satu kursi kosong yang telah ditinggalkan karena pemilik sebelumnya kehabisan uang. Setelahnya, pemuda itu mengulurkan tangannya.

"Kudengar kau adalah super rookie yang terkenal. Perkenalkan, aku Nie Mingjue. Siapa namamu?" tanya Nie Mingjue.

Pemuda itu menerima jabat tangan Mingjue. Jari-jarinya yang kecil menyusuri sela jemari Mingjue yang besar. Spontan Nie Mingjue meremang.

"Bukankah saya terkenal? Jika begitu seharusnya Anda mengenal saya, bukan?" tanya Yi Wen San Bu Zhi sedikit menggoda. Bibirnya yang ranum kembali mengulas senyum tipis.

Buru-buru Mingjue menarik tangannya. Dia mengalihkan pandangan ke dealer dan memberi isyarat transaksi chip.

Mereka bermain berbagai jenis permainan. Mulai dari poker, blackjack, domino, dan lain-lain. Dari semua permainan, Nie Mingjue tidak sekalipun bisa menang melawan pemuda di sampingnya.

"Saya sarankan Anda berhenti jika tidak ingin seluruh uang Anda berpindah kepemilikan," ujar Yi Wen San Bu Zhi lembut. Dia menelungkupkan kartu miliknya di meja.

Nie Mingjue mengalihkan pandangannya. Dia tidak bisa membaca ekspresi orang itu selain senyumannya yang menawan dan tatapannya yang nyaman.

"Baiklah. Ini juga menjadi agak membosankan," ujar Nie Mingjue.

"Jika begitu, bagaimana kalau kita buat sedikit lebih menarik peraturannya? Saya akan all in. Jika Anda menang, Anda bisa mendapatkan seluruh kemenangan saya sejak datang ke sini. Setidaknya itu bernilai lebih dari sejuta dolar." Yi Wen San Bu Zhi membuat tawaran menarik.

Mendengar hal itu, Nie Mingjue sedikit goyah. Sekaya apa pun dirinya, uang satu juta dollar tetap menggiurkan. Apalagi jika bisa didapat dalam waktu satu malam.

"Tidak masalah," jawab Nie Mingjue santai.

Yi Wen San Bu Zhi mengulum senyum.

"Tapi, sebagai gantinya, apa yang bisa Anda pertaruhkan sebagai ganti satu juta dolar saya?" tanyanya.

Nie Mingjue menatapnya tajam. Dia tidak tahu apa yang diinginkan pemuda di hadapannya.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Mingjue.

Yi Wen San Bu Zhi tertawa pelan.

"Bukan apa-apa. Bagaimana jika kita saling bertaruh? Anda dan saya. Saya rasa diri saya ditambah satu juta dolar cukup sejajar dengan Anda yang seorang konglomerat Las Vegas," ujar Yi Wen San Bu Zhi percaya diri.

"Satu juta dolar itu bukan jumlah yang sedikit, tetapi juga bukan jumlah yang sangat banyak. Tidak sebanding menukarku dengan satu juta dollar," ujar Nie Mingjue tidak setuju.

"Meskipun satu juta dolar bersama dengan saya?" Lagi, Yi Wen San Bu Zhi bertanya menggoda. Telunjuknya bermain di meja judi, melukiskan hal abstrak.

Nie Mingjue mengerjap, bingung harus menjawab apa. Dengan kehebatan Yi Wen San Bu Zhi, jika dia membangun kasino dan mempekerjakan pemuda itu, dia bisa dengan mudah mendapat jutaan dolar. Tawaran yang sangat menarik. Selain itu, jika dia kalah, dia bisa membujuknya untuk mengganti dengan uang.

"All in."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top