Angin
Monthly Prompts, April
Nakanohito Genome © Osora

Story © NikishimaKumiko

.

.

.

Kau menengadah, menatap sendu pada langit yang mulai mendung. Terlebih lagi, angin berembus cukup kencang. Membuat dirimu semakin merasa suram dan penuh dengan aura negatif. Di kandang kuda yang dipenuhi oleh jerami, irismu melirik pada seorang pemuda berambut hitam. Sontak, netra merahnya itu bertubrukan denganmu. Dahinya lekas saja mengerut, dapat kau pastikan bahwa ia tengah emosi karena mendapati dirimu di sini.

"Kenapa kau ada di sini, jelek? Bukankah sudah kubilang untuk beristirahat di sana?" tanyanya penuh dengan nada ketus. Ia memalingkan wajah, berusaha untuk tidak berkata lebih kasar padamu. Tak menjawab pertanyaannya, ia pun menggeram dan berseru, "kau ini! Kembali ke sana cepat sebelum huー"

Rintik hujan mulai terdengar dari luar. Kalimatnya terhenti, lantas helaan napas pasrah keluar dari mulutnya seraya mengacak-acak surainya sendiri. Kau pun mengulas senyum melihat tingkah Anya, pemuda itu, yang secara tak sadar menghibur dirimu.

"Kelihatannya, kau butuh teman. Jadi, aku datang ke sini untuk menemanimu," sahutmu yang akhirnya menjawab pertanyaan dari Anya. Ia mendegkus kasar, tak puas dengan jawaban yang kau berikan. Lalu, ia larut dalam keheningan, menunduk dan mengepalkan tangannya sendiri. Tak lama, ia mengambil tempat.

Angin kembali berembus, membawa kesedihan yang kau rasakan ketika melihat kondisinya yang seperti ini. Lentera pun kau nyalakan, lalu kau menaruhnya di dekat tempat ia duduk. Kau menemaninya dalam diam, duduk dan memeluk kedua kakimu. Sebuah pernyataan kau lontarkan, "Apa kau tidak ingin berbaikan dengan Akatsuki?"

"Itu ..."

Dari raut wajahnya, kau telah mendapatkan jawaban kalau Anya sangat ingin berbaikan. Namun, egonya tinggi. Ditambah, ia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Paham, kau pun tersenyum tipis. Cukup berada di sampingnya dan bertindak seperlunya adalah hal yang ia butuhkan saat ini. Biarkanlah, ia bergerak seperti angin yang bebas.