Shimotsuki Shun - Brave

Req dari BeBeeex_

Maap mungkin agak lokal vibes gitu, tapi as always hope u enjoy :")

▪︎ 𝙱𝚛𝚊𝚟𝚎 ▪︎

"(Y/n), kau adalah orang yang paling berani di dunia ini."

Aku sering sekali mendengar kata-kata itu, dari teman-temanku, bahkan dari kakakku sendiri–Mutsuki Hajime.

Sebenarnya kata-kata itu mengacu pada statusku saat ini, kekasih seorang Maou-sama–julukan untuk kekasihku yang memang agak aneh orangnya, Shimotsuki Shun.

Kak Shun, adalah orang aneh yang kutemui secara tidak langsung saat aku sedang makan malam di luar bersama kak Hajime. Saat itu dia langsung duduk bergabung di meja kami dengan alasan tidak ada tempat yang kosong. Pada saat itu aku tidak tahu apa-apa, jadi kukira mereka teman pada umumnya.

Kenyataannya? Dia bucin kakakku.

Iya, padahal dia itu laki-laki.

Akhirnya sejak saat itu aku selalu menganggapnya penyuka sesama jenis, meski aku agak tidak terima korbannya adalah kakakku sendiri.

Tapi, kalau kakakku membalas cintanya aku bisa apa?

Sampai pada hari itu, hari dimana akhirnya aku tahu perasaan Shimotsuki Shun yang sebenarnya.

▪︎ 𝙱𝚛𝚊𝚟𝚎 ▪︎

- 21 Sept 20●●

"(Y/n)." Tangan dingin itu menepuk pundakku sekilas.

"HUWA, KAGET ANJ-" aku membalikkan badan, langsung mengurungkan niatku untuk cursing begitu melihat siapa pelakunya.

"Hmmm oya oya~ sekarang kamu mulutnya kasar ya." Dia tersenyum ambigu, ciri khasnya dalam tersenyum.

"Itu tadi gara-gara dikagetin, kak. Kak Shimotsuki kapan tobat sih?"

Lawan bicaraku itu hanya tertawa. "Gomen, habisnya kamu lucu kalau kaget. Sampai lompat segala."

"KAK!"

Aku mengangkat kepalan tanganku di udara sambil berjinjit–bersiap memukul manusia di depanku ini. Lagi-lagi dia tertawa dan aku hanya bisa menyimpan rasa kesalku.

"Puasin aja ketawanya, iya puasiiin sampe sepuas-puasnya."

"Jangan ngambek dong, aku laporin Hajime nih."

"Oit, jangan dong." Aku langsung menahan tangannya yang sedang mendekatkan handphone ke telinga kanannya. Mau menelpon kakakku, pasti.

"Lagian kakak ngapain kesini?"

"Oh, ngusir?"

Ngga gitu ya Tuhan, apa salahku.

"Ngga gitu, maksudku hari ini kak Hajime ngga ada kelas. Lagian gedung fakultas kak Hajime tuh di seberang, bukan disini–"

"Mau jemput kamu lah, ngapain lagi. Aku ngga kenal siapapun disini kecuali kamu (y/n)."

Iya juga ya. Heh–JEMPUT AKU?

Aku masih membeku dengan mulut terbuka. Memandangnya tidak percaya, sampai dia menekan rahang bawahku ke atas–menutup mulutku yang ternganga.

"Oh! Disuruh kakakku ya? Kak Hajime emang perhatian, tau aja ovo-ku lagi menipis haha."

"Eh? Engga sih, Hajime biasanya tidur kalau jam segini makanya aku belum bilang dia. Nanti deh, kamu habis gini ada acara?"

Aku kembali mengaga–dan dia kembali menekan rahang bawahku ke atas.

"Maou-sama nanya loh ini, 'kamu ada acara ngga habis gini?'. Ngga dijawab?"

Aku menggeleng pelan. "Ngga ada sih..."

"Mau makan dulu sebelum pulang?"

"Mau." banget, udah laper dari tadi aku tuh.

"Ya udah yuk, kelasmu udah selesai kan? Tas mu dimana?"

"Udah kok. Tasku masih di dalem, ini tadi keluar buat nyuci kuas doang makanya ngga bawa apa-apa–"

Greb.

Kata-kataku berhenti ketika jarinya bergerak, aku langsung menghentikannya pergerakannya itu sebelum sesuatu terjadi. "Eit– kakak mau ngapain?"

"Mau ngambilin tas–"

"Dengan cara menggerakkan jari?" Aku langsung memotong perkataannya karna sesuai dengan dugaanku, dia mau melakukan sesuatu diluar akal sehat lagi.

"Yah... lebih praktis kan?"

"Kak, please. Disini banyak orang, kakak ngga usah aneh-aneh. Aku bisa ambil sendiri." Kataku sambil melepaskan tangannya lalu buru-buru mengambil tasku yang masih tergeletak dengan indahnya di dalam kelas.

Aku tidak mau anak-anak disini sampai melihatku aneh karena tasku melayang. Tidak mau.

Kak Shimotsuki bilang itu bukan 'melayang', tapi hanya 'dibawakan' oleh pelayan-nya. Mmn siapa ya namanya? Diablo?

Sejujurnya waktu pertama kali Kak Shimotsuki melakukan hal tidak masuk akal itu padaku aku... kaget sampe ubun-ubun terus lari ke rumah lapor kak Hajime.

Hasilnya? Aku diketawain Kak Hajime, karna dia sudah biasa lihat Kak Shimotsuki melakukan hal-hal seperti itu. Sejak saat itu juga aku mengerti kenapa dia disebut Maou-sama.

Aku kembali berjalan ke luar kelas dan menemuinya. Kak Shimotsuki kemudian membawaku ke parkiran lalu membukakan pintu penumpang depan untukku. "Douzo, ojou-chan.."

"Hah? Kakak kesambet apa sih?" Aku keheranan melihat tingkah anehnya–pake manggil ojou-chan segala lagi. Tingkah lakunya yang biasa sudah aneh, hari ini lebih aneh lagi. Bayangkan saja, dia tiba-tiba menjemputku dan mengajakku makan siang. Apakah sebentar lagi hujan?

"Udah, masuk aja. Mumpung ngga ada Hajime." Katanya sambil terseryum dan mengedipkan sebelah matanya.

MAMPUS GANTENG.

Jantungku masih belum lepas dari tempatnya mungkin adalah sebuah keajaiban. Oke, biar kuberitahu sedikit rahasia. Aku sudah menyukai orang ini sejak lama, dengan mengesampingkan hal-hal aneh yang terikat dengannya. Aku menyukainya. Namun, aku selalu takut mengingat hal itu. Yah, tahu sendiri orangnya seperti itu. Bisa aja dia punya kekuatan baca pikiran atau semacamnya yang ngga kuketahui.

"Seatbelt,"

"Oh, iya maaf." Aku segera memasangnya begitu dia memperingatiku. Kebiasaan duduk di tempat penumpang belakang hehe.

"Mau makan dimana kak?"

"Kamu mau dimana?"

"Aku ngikut sih, tapi jangan yang mahal-mahal ya aku ngga bawa uang banyak."

Dia menatapku sejenak, lalu mengulurkan tangannya dan mengusak ujung kepalaku. "Nggak usah khawatir, aku bayarin."

"Eh ngga usah aku–"

"Kita makan di tempat Kai ya?"

▪︎ 𝙱𝚛𝚊𝚟𝚎 ▪︎

"Shun! Tumben, eh kamu–"

Fuduki Kai, pemilik resto bertema japanese cuisine itu langsung menyambut kami–dan menatapku heran juga. Sebenarnya aku tahu orang ini, dia teman kakakku juga, tapi sepertinya dia tidak mengenalku haha.

"Yo~ Kai! Coba tebak dia siapa hmm~?"

"Tau kok, kamu adiknya Hajime kan?"

Eh tau aja. "Ah–ne, konnichiwa." Sapaku sambil sedikit menunduk.

"Tch, ngga seru."

"Terserah, cepet sana ruanganmu yang paling ujung."

Ruangan?

"Oke, makasih Kaii~." Tanpa aba-aba Kak Shimotsuki langsung menarik tanganku menjauhi Kak Fuduki lalu kami pun masuk ke dalam sebuah ruangan.

Oke, aku tau sekarang ini ruangan apa. Ruang VVIP, tadi ada tulisannya di pintu. Mampus duitku.

"Emm... kak?"

"Ya? Kamu mau pesan apa?"

"Kita beneran cuma makan berdua?" Tanyaku sambil memandang sekitar–celingukan. Habisnya ruangan sebesar ini isinya cuma berdua, membuatku mulai merasa awkward.

"Hmm~? Ngga mau kalau cuma berduaan sama aku?"

Uhuk–.

Tersedak teh di depan orang, memalukan. Apa sih yang kulakukan?

"Bu-bukan gitu kak, cuma agak..." Aku mengambil tisu, mengelap mulutku lalu meminum kembali tehku untuk melegakan kerongkongan.

"Kalo segini aja masih awkward, gimana nanti kalau kita udah saling lihat dua empat per tujuh?"

Hah? Gimana?

Aku ngga tau orang di depanku ini ngelatur atau bagaimana, tapi sudah bisa dipastikan bahwa wajahku akan sangat merah sekarang. Telingaku saja rasanya panas seperti terbakar.

"Haha, kayak orang udah nikah aja kak, saling lihat dua empat per–"

"Emang aku rencananya mau lamar kamu."

UOHOK–

Dia menyerahkan air putih-nya padaku, lalu menepuk-nepuk punggungku pelan.

"Kaget banget liat aku kayak gini? Nanti biasain ya, soalnya aku mau nanti aku bangun tidur dan sebelum tidur liatnya kamu."

▪︎ 𝙱𝚛𝚊𝚟𝚎 ▪︎

"Sayang? Kamu liat apa?"

Aku terlonjak kaget ketika tiba-tiba ada lengan yang mengalungi leherku dari belakang saat aku sedang bersantai di sofa sambil membuka-buka album. Pelakunya kemudian dengan santai meletakkan kepalanya di bahu kananku.

"Kebiasaan ya, ngagetin orang." Aku menghela nafas sebentar lalu menggenggam tangannya yang masih senantiasa melingkar di leherku.

"Lagi liat album wisuda, kangen." Lanjutku.

"Aku kelewat ganteng ya disitu?"

Aku mendecak, lalu mendorong wajahnya pelan. "Terserah. Mandi sana gih, lengket."

Memang benar-benar orang ini, baru pulang kerja udah main peluk.

"Ih ngga mau ngaku kalau suaminya ganteng~"

"Emang. Makanya kamu jangan ganteng-ganteng."

"Kenapa?"

"Nanti banyak yang suka."

Dia tertawa dengan suara khasnya lalu mengusap pucuk kepalaku, "Meskipun banyak yang suka, aku tetep milih kamu tuh?".

𝙱𝚛𝚊𝚟𝚎 – end

Yaampun ooc sekali maafkan saya *cry*

Tapi terus voment ya, biar saya semangat lanjutin buku ini ;-; tengchuu

Next — Kisaki Hotaru

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top