好きと言わせたい [changlix]

untuk #wtpotpweek prompt hari pertama: fluff

warn: surealism, not that fluffy but i'm trying

//

Hal yang bisa Felix lakukan adalah ini.

Ia tahu bahwa ia tembus pandang di mata orang yang paling ia sayang sedunia. Apapun yang ia usahakan tidak pernah membuat Changbin melihatnya secara literal. Dan ini caranya yang terakhir. Gugup dirinya, tangannya yang berkeringat menggenggam busur dan panah semakin erat. Ia ingin terlihat—setidaknya oleh Changbin. Ia ingin dicintai—setidaknya oleh Changbin. Dikumpulkannya keberanian. Ditanamkannya paham bahwa ini satu-satunya cara yang tersisa. Tarikan napas, Felix berdiri di salah satu sudut. Changbin dalam jarak pandangnya. Busurnya pun diangkat.

Ia lelah tembus pandang. Ia lelah tidak terlihat oleh yang tersayang.

Busur diarahkan. Panah dilepaskan, tertanam di dada Changbin selamanya. Tidak ada rasa sakit yang Changbin rasakan. Yang ia rasakan adalah hangat, seakan kau baru saja diselimuti oleh selimut bayi di depan perapian saat musim dingin asyik menggigit. Konfetti terbang di sekitarnya, meluncur dari dadanya yang terluka akibat panah. Changbin tidak mengerti. Euforia macam apa ini? Kepalanya ditolehkan, mencari dari mana panah yang menancap di dadanya ini berasal. Terperangah ia saat matanya menemukan Felix di sudut sana, tersenyum padanya.

Changbin terpaku. Dan Felix yang semula tak terlihat kini terlihat—berubah menjadi objek paling indah yang pernah Changbin lihat.

Ia berhasil. Felix tersenyum selebar mungkin, tangan direntangkan, mendekap tubuh yang masih kebingungan akan mengapa ada panah di dadanya dan mengapa begitu banyak konfetti beterbangan menyambut Changbin yang telah jatuh cinta. Panah itu semakin dalam menancap di dadanya, tetapi yang Changbin temukan hanyalah rasa hangat jatuh cinta.

Penuh kasih, Felix berkata.

"Selamat datang di hatiku, Kak."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top