Prolog

Suara gemercik hujan membasahi seluruh area balapan motor malam ini. Walaupun demikian, tidak menghalangi acara balap liar seperti malam-malam sebelumnya.

Dia Elvan Putra Mahendra, pelajar SMA yang tidak pernah absen mengikuti balap liar. Hujan badai, angin ribut, halilintar tidak menjadi halangan selama Elvan mau.

Laki-laki blasteran Indonesia-London itu menjadi siswa populer di sekolahnya karena terbilang nyaris sempurna, selain wajahnya yang tampan, dan otaknya yang terbilang memiliki kemampuan di atas rata-rata, Elvan juga termasuk golongan anak konglomerat di sekolah. Perusahaan ayahnya pemegang saham terbesar di Indonesia, bahkan pernah menduduki penghargaan pengusaha tersukses di tahun 2018 silam.

Namun walaupun begitu, Elvan tidak pernah terlalu bergantung dengan harta ayahnya. Selain kebutuhan sekolahnya, semua kebutuhannya ia tanggung sendiri dari hasil balap liar yang selalu ia menangkan.

Dia memang nyaris sempurna. Namun, di balik itu semua ada saja kelakuan yang membuat banyak orang geram kepada laki-laki itu. Seperti kebiasaannya yang selalu bergonta-ganti pacar, kebanyakan gadis di sekolah mungkin akan bangga walaupun menjadi pacar Elvan selama sehari. Namun, kebanyakan laki-laki di sekolah tidak terlalu menyukai Elvan, karena adanya Elvan, membuat pacar mereka sering berpaling dan lebih mementingkan mencari perhatian kepada Elvan ditimbang kepada mereka.

Tidak ada yang berani mengusik Elvan di sekolah, selain karena koneksi pria itu yang menjadi murid tersayang guru-guru. Ia juga bisa membuat orang yang tidak disukainya dikeluarkan dari sekolah dengan cara mulus tanpa mengotori nama baiknya di depan guru-guru. Adapun dengan kebiasaan Elvan di luar sekolah yang sering ikut balap liar, tidak pernah tercium kabarnya dikalangan guru-guru, atau mungkin mereka memilih diam karena tidak ingin kehilangan murid berprestasi seperti Elvan.

"Gimana ini? Masih mau lanjut?" Tanya Ardan.

"Lanjut," sahut Elvan.

Ardan adalah rival Elvan satu-satunya Elvan yang masih bertahan. Semua lawan dari SMA Kesuma Negara sudah ia kalahkan, dan tersisa hanya Ardan yang memiliki kemampuan sama dengannya.

Elvan menggerakkan jari telunjuknya untuk mengundang gadis berpakaian kurang bahan dan terbilang seksi di ujung jalan. Paham dengan kode Elvan, gadis itu pun mengeluarkan satu batang rokok dan ia ulurkan ke mulut Elvan. Kemudian ia juga mengulurkan korek api yang sudah ia nyalakan.

Sebelum pergi, gadis itu mendekatkan bibirnya ke pipi Elvan dan mencium dengan manja seperti ritual balapan sebelum-sebelumnya.

Brummmm ... Brummmm ... Brummm

Elvan menoleh ke arah Ardan yang tengah mengetes bunyi knalpot motornya, ia menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum miring sembari menyesap rokok yang terselip di sela jari telunjuk dan jari tengahnya.

Baru sebentar menikmati nikotin pada rokoknya, Elvan langsung membuang rokok yang masih sedikit utuh itu kemudian menginjaknya.

Elvan berdiri kemudian ikut menaiki motornya, satu gadis berbeda kembali menghampiri laki-laki itu dan membantu mengenakkan helm di kepala Elvan.

"Semangat, sayang!" ujar gadis itu seraya mencubit gemas pipi Elvan.

Brummm ... Brummm ... Brummm

Pandangan Elvan lurus ke depan di balik helm merah berkaca hitam itu. Semua orang langsung merapat serta meneriaki nama idolanya masing-masing di tengah gerimis yang semakin lebat. Tidak ada yang peduli tentang pakaian mereka yang mulai basah dan jalanan yang mulai licin.

Seorang wanita seksi berparas cantik datang memegang sapu tangan kecil berwarna merah dengan satu tangan yang memegang payung untuk melindungi diri dari tetesan air hujan.

Kedua peserta balapan malam hari ini saling menatap tajam satu sama lain, setelah itu keduanya saling mengangguk dan kembali menatap lurus ke depan.

"3 ... 2 ... 1 ... Ya!"

Brummm ....

Keduanya langsung menarik gas ditangan kanan dengan sangat kuat, seperti tak ingin tertinggal. Dengan mata tajam yang menatap lurus ke depan.

Elvan mengernyitkan dahinya, matanya menyipit sepertinya ada yang tidak beres di depan sana. Benar saja, ada truk pembawa minyak di depan sana, dan sialnya truk itu kelebihan beban hingga membuatnya sedikit bocor dan banyak meneteskan minyak di jalanan yang menjadi semakin licin.

Elvan menoleh ke samping dan melihat Ardan yang sepertinya tidak menarik rem sedikit pun. Ia bimbang antara tetap melajukan kecepatan motornya atau memikirkan keselamatannya terlebih dahulu.

Terlalu lama berpikir membuat Elvan kini tertinggal jauh di belakang Ardan yang sudah menyalip truk itu. Elvan yang geram pun langsung menarik gasnya full dan meyusul Ardan.

"Sial, apa lagi ini!" Elvan merutuk pada gadis yang kini berdiri mondar-mandir sembari ketakutan di tengah jalanan dengan menutup telinga di saat hujan yang semakin lebat ini. "Minggir tolol! Lo mau mati ya!"

Brummm ... Brummm ...

Elvan sengaja menghentakkan gasnya beberapa kali untuk menghasilkan bunyi knalpot yang keras agar gadis itu menepi. Akan sangat bahaya jika ia tertabrak, sebejat-bejatnya Elvan, ia tidak pernah berpikir akan menjadi pembunuh.

Dengan terpaksa, dan sangat hati-hati, Elvan menarik remnya untuk melambatkan laju motornya. Persetan dengan Ardan yang semakin jauh di depan sana, Elvan tidak ingin membunuh orang.

"Dasar gila! Mau mati jangan di sini, di tempat bapak lo aja sana!" umpat Elvan. Mungkin jika ia tidak sedang balapan, ia akan memberi sedikit pelajaran kepada gadis itu.

Elvan kembali menarik gasnya, dan menyusul Ardan.

Garis finis sudah ada dekat di depan mata, Ardan terseyum puas melihat Elvan yang tertinggal jauh di belakang. Kali ini ia akan menjatuhkan nama Elvan sebagai King Racing di sekolah.

Finis!

Sebagian orang bersorak atas kemenangan Ardan, dan sebagian lagi terlihat kecewa karena Elvan yang kalah malam ini. Mereka menatap sinis ke gerombolan Ardan dan para penggemarnya. Sepertinya ada yang tidak beres atas kemenangan laki-laki itu.

"Nih, 15 juta buat lo. Selamat atas kemenangan lo!" ujar Elvan seraya mengulurkan tangan untuk berjabat dengan Ardan. "Gue akui, lo hebat malam ini."

Elvan termasuk laki-laki yang konsisten dalam melakukan apa pun. Ia akan tetap tenang disaat kalah atau menang. Ia akan mengakui kekalahannya, dan tidak akan sungkan memuji rivalnya.

"Makasih," sahut Ardan. "Eh tunggu dulu, masih ada satu yang belum lo penuhin."

"Hah?!"

"Iya, bukanya sejak awal ada perjanjian baru. Yang menang dapat 15 juta, dan boleh mengajukan satu perintah untuk yang kalah lakuin."

"Emm, oke. Apa mau lo, gue turutin. Asal ngga aneh-aneh aja," jawab Elvan tenang.

"Jadiin Alfira pacar lo selama sebulan," ucap Ardan.

"Alfira?" Elvan mengernyit bingung, bahkan setiap gadis populer yang ia pacari pun ia bisa lupa nama mereka. Apa lagi gadis yang biasa-biasa saja. Jadiin Alfira pacar, mungkin bukan sesuatu hal yang sulit. Namun, bertahan selama sebulan, apakah Elvan yang mudah bosan dengan wanita mampu bertahan?

"Besok gue tunjukkin orangnya, sepertinya dia satu-satunya gadis yang tidak menyukai lo deh."

Baiklah, ternyata Ardan sudah dulu mengorek informasi semua gadis di sekolah yang tidak tertarik dengan Elvan. Apa ini rencananya dari awal untuk menjatuhkan Elvan?

"Kalah dari balapan, ditolak cewe, apa lagi yang lebih menjatuhkan nama baik lo di sekolah," gumam Ardan dalam hati.

"Oke!" ucap Elvan kemudian berlalu meninggalkan Ardan.

°°°

Enigma, apakah laki-laki penuh misterius seperti Elvan bisa bertahan dengan gadis yang sama penuh teka-teki seperti Alfira?

_TBC_

A Novel Story By
alichyeon & heijohns

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top