Chap 8 : Good Work Everyone

— 8 —

Anne membuka matanya pelan. Mengerjap beberapa kali untuk memfokuskan pandangannya, dan mengingat apa yang terjadi beberapa saat yang lalu.

"Madness!"

Teringat dengan apa yang terjadi, Anne segera bangkit. Yang tanpa sengaja, tindakannya itu sukses menyundul kepala seseorang hingga orang tersebut merintih.

"Vhytia," Anne memandang wanita berambut pink yang tengah duduk di sampingnya, sembari sibuk mengusap keningnya.

"Baguslah kesadaranmu sudah kembali, Anne," ujar Vhytia tersenyum tipis kepada rekannya itu. "Senior Christina sudah merawat lukamu. Tapi kau masih perlu is—"

"Masa bodoh!" potong Anne segera bangkit berdiri. Tapi tangan Vhytia dengan cepat menahan salah satu pergelangannya.

Wanita bermanik pink itu menatap tajam Anne, dan menggeleng. Seolah mengisyaratkan untuk tidak melakukan itu. Yang pada akhirnya, Anne pun mematuhinya dengan duduk kembali di tempatnya.

Melihat Anne yang sudah kembali duduk, Vhytia melepaskan tangannya dari wanita muda itu. Menoleh ke arah lain untuk memerhatikan sesuatu.

"Latte itu ... bukan Possessor seperti kita, 'kan?" tanya Vhytia kepada Anne. Namun pandangan si rambut pink tak tertuju langsung pada Anne.

"Ha? Ya. Ketua Latte adalah satu-satunya Unpossessor yang terpilih sebagai pimpinan squad lapangan," jawab Anne tanpa ragu.

"Tapi itu ...," Vhytia sejenak berhenti. Tangannya bergerak naik perlahan untuk menunjuk sesuatu, dan perhatiannya mengarah kepada Anne. "Levitation, 'kan?"

Anne mengerutkan kening akan pertanyaan Vhytia. Hingga akhirnya, ia pun memilih memandang ke arah yang ditunjuk jari wanita itu. Yang mana, jarinya tengah menunjuk ke arah pertarungan sengit antara Latte dan Madness. Dan saat itulah, Anne membelalakkan mata akan apa yang dilihatnya.

"K-Ketua ... menggunakan kemampuan Levitation?" gumam Anne tak tahu harus berkata apa lagi.

— 8 —

Pria dengan rambut biru cyan berkuncir satu itu berjalan menyusuri bagian luar markas ENIGMA, sembari menoleh kesana-kemari.

"Latte!" Sang pria kemudian bersuara. Melangkah menuju sebuah pohon yang cukup besar, namun terlihat sudah sangat tua.

"Tepat di atasmu, Gleen," sahut Latte terdengar dari atas kepala pria sebelumnya.

Pria itu--Gleen--menghentikan langkahnya dan mendongak. Menatap setengah hati wanita pendek berkulit gelap itu. Yang tengah duduk di salah satu dahan pohon sembari mengunyah camilan cokelat stik.

"Masih saja suka berbicara dengan orang lain sambil naik di atas suatu," komentar Gleen tersenyum tipis dan menggeleng-geleng.

"Iya iya, yang badannya seperti tiang listrik," balas Latte memutar bola matanya dramatis. Lalu melahap satu potong camilannya. "Jadi, ada perlu apa?"

Gleen tak menjawab. Pria itu justru mencari sesuatu dari saku kanan jas laboraturiumnya. Dan Latte bisa menebak, jika pria itu masih berpenampilan demikian, ia pasti baru selesai mengurus soal Anti-Roseffila.

"Aku sudah selesai membuat obatnya," ujar Gleen akhirnya. Mengambil sebotol obat berisi pil putih dari sakunya itu. Dan melemparkannya ke atas--ke tempat Latte berada.

Wanita berambut abu-abu itu segera menangkapnya. Menggenggam erat botol obat tersebut, dan memerhatikan isinya. Walau jelas, penampilan isinya tidak jauh berbeda dari obat pada umumnya.

"Aku akan jelaskan soal Roseffila Drugs itu," ujar Gleen menunjuk obat yang dibawa Latte. Lalu ganti mengambil holo-pad berbentuk tablet dari saku jas sisi kirinya. Menyentuh layar hologramnya di beberapa sisi.

"Oh? Kau bahkan sudah menamainya?" komentar Latte tersenyum jahil, "artinya kau memang memiliki niat untuk membuat ini, meski aku tak meminta, 'kan?"

"Entahlah," Gleen menggedikkan bahu. Masih fokus dengan holo-tab di tangannya. "Aku hanya merasa ingin menamainya langsung. Sudahlah, bukan itu topiknya sekarang,"

"Yayaya. Tolong kau jelaskan soal ini," Latte menggoyang-goyangkan botol obat di tangannya. Membuat isinya sedikit terkocok kesana-kemari.

"Sebelum itu, bisa turun kemari?" minta Gleen sesaat. Mendongak untuk menatap Latte "Leher belakangku akan pegal jika terus-terusan melihat ke atas,"

"Tidak mau,"

Gleen mengembuskan napas. "Baiklah, baiklah," balasnya mengalah, "ada dua kandungan penting dalam obat itu. Yang pertama tentu saja serum Roseffila yang sudah kuperbarui. Yang mana, itu akan membantumu memiliki kekuatan untuk sementara dalam kurun waktu 15 menit,"

"Hanya 15 menit?" Latte bertanya tak sabaran.

"Kenapa? Terlalu cepat?" balas Gleen mengangkat salah satu alisnya. "Kau pikir ada manusia yang bisa bertarung nonstop selama 1 jam lebih? Kau yang mantan petarung di arena pasti tahu jawabannya, 'kan."

Latte mendengus. Tak suka masa lalunya itu dibahas oleh orang lain.

"Aku lanjutkan," ujar Gleen lagi. "Karena sejak awal DNA tubuhmu tidak cocok untuk menerima serum Roseffila, jadi jangan terlalu sering menggunakannya. Gunakanlah jika keadaan benar-benar genting, dan kau tidak bisa melawan musuhmu hanya dengan bermodal kemampuan fisikmu yang luar biasa itu. Paham?"

"Ya~" Latte menyahut dengan nada bercanda--memanjangkan ucapannya.

"Hei, aku serius," protes Gleen tak suka peringatannya dianggap main-main.

"Iya, iya aku mengerti sieg Gleen," koreksi Latte menyebut Gleen menggunakan embel-embel tuan dalam bahasa Vemnati.

Gleen tampak memutar bola matanya. "Dalam seminggu, kau hanya boleh menegak 5 pil," tambahnya lagi mulai melanjutkan. "Dan tidak dianjurkan, untuk menegaknya secara langsung dalam satu waktu, karena tubuhmu perlu penyesuaian. Jika melakukannya, yang ada peredaran darah di tubuhmu akan mengalami gangguan dan jelas memengaruhi kerja organmu,"

"Hm, itu jelas berbahaya, 'kan," komentar Latte berpangku dagu. Tangannya yang membawa obat terlihat melempar-lemparkannya ke udara beberapa kali, dan pandangan sang wanita mengarah jauh ke depan. "Jika Roseffila bisa seberbahaya itu, kenapa kau dan rekan ARC-LABORATORY-mu justru bernafsu sekali untuk membuatnya?"

"Because humans never satisfied with what they have."

— 8 —

Pertarungan mereka sangatlah sengit dan gila.

Baik Latte maupun Madness, keduanya saling melempar serangan secara bergantian tanpa henti. Dan pertarungan mereka, jelas bukan pertarungan yang bisa diganggu begitu saja.

Sabit hitam-merah itu dilempar oleh Madness ke arah Latte dengan sekuat tenaga. Wanita pendek itu jatuh tiarap. Membiarkan sabit milik Madness melewatinya dari atas kepalanya.

"Tidak semudah itu!" sebut Madness menarik rantai merah yang langsung tercipta, begitu sabitnya terlepas cukup jauh darinya.

Iris abu-abu gelap Latte menyipit akan gerakan tangan Madness, yang menarik kembali sesuatu yang melilit tangannya. Ia menoleh ke belakang, dan melihat sabit milik Madness kembali bergerak ke arahnya dengan posisi lebih ke bawah.

"Sabitmu ini masih saja merepotkan hingga sekarang, Madness!" gerutu Latte berdiri segera, lalu melakukan back flip untuk menghindari sabetan sabit hitam-merah itu.

Sang wanita kembali berpijak di permukaan dengan posisi berlutut. Tangan kanannya terulur ke samping tubuhnya, dan tampak mencengkeram udara hampa. Namun sesungguhnya, bukan itu yang diincarnya.

Madness mengumpat dalam benaknya ketika melihat sebuah mobil polisi berjenis Ford Taurus--yang ia yakini milik polisi Grance Distric yang ikut membantu melawan ENIGMA--melambung ke arahnya.

[Grim Reaper]

Sosok berjubah merah darah bertudung dan membawa sabit berwarna senada, muncul di belakang Madness. Yang dengan segera, sosok itu menebas mobil besar itu menjadi dua bagian.

Ketika alat transportasi itu terbelah, Latte datang menghampiri setelahnya. Ia terbang ke arah Madness dengan kecepatan tinggi, dengan tangan kanannya terlihat mengepal kuat dan dialiri oleh listrik.

Tinju dilancarkan lurus kearah Madness. Namun laki-laki pendek itu segera memerintahkan Grim Reaper untuk melindunginya.

"Kau ... apa yang dilakukan Gleen gila itu, huh?" tanya Madness menyeringai masam di balik sabit milik Grim Reaper, yang tengah menahan tinju Latte sebelumnya. "Bagaimana Unpossessor bisa memiliki kekuatan? Eksprimen apa lagi yang dilakukan ilmuwan gila itu?!"

"None of your business!" balas Latte tegas. Lalu memutar tubuhnya ke kiri, dengan tumit kaki kirinya sebagai pusat putaran kakinya, sehingga sabit Grim Reaper tidak lagi menghalangi dirinya.

Begitu berhasil mendapatkan celahnya, Latte lanjut memberikan tendangan lurus ke arah Madness. Pria itu langsung menghindarinya dengan melengkungkan punggungnya ke belakang, dan kedua tangannya segera menumpu tubuhnya. Yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan back flip sembari menendang kaki Latte yang terulur lurus di atasnya.

Latte mengeratkan gigi saat tendangan Madness mengenai kakinya--lutut samping--telak. Itu serasa mematikan fungsi sendinya selama seperkian detik, dan membuat Latte tak bisa menekuk kembali kakinya selama sesaat.

Begitu Madness telah kembali ke posisi menghadap Latte, ia langsung memerintahkan Grim Reaper untuk menyerang.

Sesuatu menyerupai tombak berwarna merah dilempar oleh Grim Reaper dan mengarah ke tempat Latte berada. Dengan segera, wanita itu menolakkan arah tombak itu dengan kemampuan telekinesisnya, dan menembakkanya kembali ke arah Madness. Pria itu sendiri langsung menangkis serangannya sendiri dengan mengibaskan sabitnya pada tombak tersebut. Membuat benda itu memantul ke lain arah. Dan pada kesempatan itulah, Latte kembali melakukan serangan.

Madness menatap kesal kepada Latte yang sudah berada dalam lingkar serangan si wanita. Dan Latte sendiri tampak memberikan seringai puas ketika menangkap ekspresi yang diberikan Madness. Yang pada detik berikutnya, sebuah pukulan dari sarung tangan besi itu sukses menghantam pipi kanan Madness. Bahkan, itu juga memberikan sensasi kejut selama sesaat yang cukup untuk membuat Madness merasa mati rasa, dan tak bisa melawan dirinya yang terhempas oleh pukulan itu

"Haha! Touch do—!!!" Belum sempat Latte menyelesaikan ucapan euforianya, tombak merah sebelumnya datang mengincar kepalanya. Dan Latte jelas tak memiliki kesempatan untuk menghindarinya.

Tapi tiba-tiba, ketika ujung tombak merah itu telah mengenai kening Latte, sesuatu datang dari samping dan membelokkan arah tombak itu seketika. Membuat Latte mengerang pelan karena ujung tombaknya justru menggores keningnya secara vertikal.

Dengan tangannya yang bergerak menutupi luka di keningnya, Latte menoleh ke asal sesuatu itu datang. Dan seketika, iris abu-abu gelapnya membulat.

"Leader," sebutnya tak mengira akan kedatangan pria berambut cokelat keemasan itu. Bahkan menyelamatkan hidupnya di saat-saat terakhir.

"Thank you for your hard work, Squad G," ujar Goldenweek perlahan menurunkan tangannya. Jarum-jarum kristal besar berwarna hitam, tampak melayang di belakang punggungnya. "Your mission is completed. Now, time to go home."

Pimpinan ENIGMA datang sebagai penyelamat untuk anggotanya!

8 —
























*my feel after cleared this arc
"By Xaaldin! Finally!"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top