Chap 25 : Versus The Ignis Filiorum

— 25 —
Keduanya menyukai tempat tinggi.
Kapan pun, ketika mereka memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama, mereka selalu memilih tempat yang tinggi. Yang bisa menjangkau penglihatan mereka hingga--setidaknya--ujung provinsi Elia. Karena mereka berharap, suatu saat akan tiba masa dimana mereka bisa pergi dari neraka dunia ini.
Di sebuah atap gedung terbengkalai yang ada di Choria Distric, tampak sosok Amona tengah duduk di pinggiran atap gedung tersebut. Kedua kakinya menggantung dan mengayun-ayun mengikuti alunan lagu yang disenandungkannya.
"Kencan, kencan, kencan~" gumamnya dengan nada riang seperti anak kecil, yang mendapat kesempatan berbelanja permen bersama orangtuanya.
Beberapa waktu yang lalu, Amona mencoba mengajak Goldenweek berkencan. Jangan salah kira, berkencan dalam konteks mereka, bukanlah berarti dinner mewah atau menonton bioskop ataupun hal romantis lainnya. Bagi mereka, berkencan tidak lebih dari bertemu satu sama lain, dan menikmati waktu berdua tanpa terbebani oleh siapa diri mereka masing-masing.
Hanya mereka berdua, sebagai sepasang kekasih biasa yang menginginkan waktu berdua saja.
Namun sepertinya, keadaan tak mengizinkan mereka menikmati waktu yang diinginkan itu.
PIP! PIP!
Dalam benaknya, Amona langsung mengumpat kala mendengar itu.
Suara sinyal darurat, berbunyi dari gelang khusus yang dikenakan Amona. Gelang yang wajib digunakan oleh semua anggota FROTENCE, agar jika terjadi sesuatu yang darurat, anggota mereka bisa langsung mengetahui dan pergi ke tempat kejadian.
"Berengsek. Mau berkencan saja sulit sekali," gerutu Amona seraya beranjak dari posisi duduknya. "Bahkan menyeledupkan narkoba saja lebih mudah sekarang."
Sejenak ia terdiam di tempatnya. Wajahnya tertunduk memandangi kedua kakinya. Lalu sesaat, ia ganti memandang ke balik punggungnya.
Dirinya dilema. Mana yang harua ia pilih? Pekerjaannya, atau kekasihnya?
Memang, ini bukan kali pertamanya ia mengubah rencana seperti ini. Hal semacam itu, sering sekali ia lakukan. Tentu saja alasannya karena adanya panggilan darurat yang sesungguhnya, tidak ia harapkan.
'Maaf lagi-lagi aku membatalkan jadwal kita, Goldenweek.' Batin Amona merasa sangat bersalah.
"[SAYAP API]." Sebut Amona lirih.
Kobaran api muncul dari balik punggung Amona. Yang perlahan-lahan, kobaran itu berubah menjadi sepasang sayap yang mengepak lebar. Dan pada detik berikutnya, sayap itu menerbangkan diri Amona dari tempatnya semula menuju langit lepas.
KRIIET
Suara pintu besi terdengar berderit. Pada bagian pintu masuk atap bangunan yang ditempati Amona sebelumnya, sesosok pria berambut cokelat keemasan keluar dari sana. Mata emasnya memandang tempat Amona berdiri sebelumnya. Yang kemudian, ia ganti menatap layar ponsel yang tengah digenggamnya.
[Maaf aku harus membatalkan kencannya. Ada tugas darurat. Lain waktu, pasti bisa.
I love you, Goldenweek.]
"Love you too, Amona." Balas Goldenweek usai membaca pesan yang mengecewakan dirinya itu. "Berhati-hatilah dalam bertugas."
— 25 —
Di hadapan Seo, Amona terlihat melayang dengan tenang. Sayap apinya mengepak-kepak lembut untuk menjaga keseimbangan dirinya di udara. Namun pikiran wanita FROTENCE itu, jelas tengah melayang buana.
'Kenapa wajahnya familiar ya?' batin Amona memerhatikan wajah Seo dengan serius.
Sedangkan Seo sendiri, ia tampak waspada sekaligus khawatir. Waspada dengan serangan yang bisa dilancarkan Amona tiba-tiba, dan khawatir dengan keadaan Merlin yang sebelumnya dipentalkan oleh Amona.
'Sialan. Kenapa pula harus berhadapan dengannya?' batin Seo menegak salivanya. 'Dan lagi, kenapa ia melihatku dengan ekspresi aneh begitu? Seolah, pikirannya tidak fokus padaku. Melainkan pada hal lain.'
'Rambut cokelat. Rambut cokelat. Cokelat. Wajah asia, asia, asia,' batin Amona berpikir keras. 'Dia ...! Sama seperti Goldenweek!'
'Yah, apapun itu. Lebih baik aku pergi saja.' Batin Seo diam-diam mencoba meloloskan diri.
Namun, baru saja ia hendak menggerakkan kakinya selangkah, sabit api tiba-tiba mengacung ke arahnya. Bilah melengkung yang terasa panas itu, berada sangat dekat dari leher kirinya. Siap untuk diayunkan, dan membuat Seo harus terdiam.
"Katakan padaku ...," ujar Amona sambil tetap mengarahkan sabit apinya kepada Seo. "Berapa banyak ... berapa banyak anggota E.I.G.H.T yang merupakan antek-antekmu?!"
'Apa katanya? Anggota E.I.G.H.T? Dari mana ia tahu nama itu?' batin Seo mengerutkan kening.
"Kau ... apa kau tahu nama yang kau sebutkan barusan, huh?" balas Seo bertanya balik.
Mustahil. Mustahil wanita itu tahu soal E.I.G.H.T.
"Itu bukan urusanmu," balas Amona dingin, "kau tak punya hak untuk bertanya,"
Mendapat jawaban itu, tentu Seo tak mau menerimanya begitu saja. Ia tidak sebaik itu. Terutama terhadap organisasi pemerintah.
"Kalau begitu, aku pun tak berhak menjawab pertanyaan pertamamu barusan," tutur Seo dengan nada angkuh.
"Dasar kelompok berengsek!"
Sabit api itu diayunkan kemudian. Dan dengan cepat, Seo menggunakan kekuatan teleportasinya sehingga Amona hanya dapat menebas udara hampa.
'Keparat!' batin Amona menatap sekitar untuk mencari lokasi Seo.
Tiba-tiba, sosok Seo muncul di atas Amona dan berhasil mengunci lehernya. Hal tersebut spontan membuat Amona kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh di permukaan.
"Menyerahlah ...!" ujar Seo lebih menguatkan kuncian lehernya pada diri Amona.
Amona berusaha melawan dengan keadaan pasokan oksigen yang mulai sulit didapatkannya. Yang benar saja, ia tak mungkin kalah dari yang namanya pertarungan fisik. Ia adalah yang terkuat. Yang terbaik!
"A ... A ....," Dengan susah payah, Amona berusaha berucap. "A ... mo ... n ....!"
Hawa panas dapat dirasakan Seo lebih dari sebelumnya. Dan bayangan besar terlihat muncul dari permukaan. Saat dirinya mendongak, iris cokelat gelapnya membelalak akan sosok raksasa api yang muncul dan menjulang tinggi di atasnya. Tangan apinya jelas bergerak mengarah padanya.
'Berengsek! Tak ada waktu untuk menghin—'
"Manipulasi wujud!"
Tiba-tiba, raksasa api yang ada di atas Seo menghilang begitu saja. Atau tepatnya, api itu padam oleh sesuatu. Hal tersebut jelas mengejutkan Seo maupun Amona.
Samar-samar, Seo dapat melihat sosok Merlin yang terlihat terseok-seok datang ke tempatnya. Dalam benaknya, ia sedikit lega melihat Merlin masih hidup. Tapi disisi lain ia juga tak tega melihat keadaan wanita muda itu.
Lagi-lagi ia yang dilindungi.
Tanpa ia sadari, kuncian yang dilakukannya sedikit kendor. Kesempatan tersebut jelas dimanfaatkan Amona sebaik mungkin. Siku tangan kanannya bergerak cepat menyikut dada Seo dengan kuat. Membuat wanita ENIGMA itu tersedak dan mau tak mau melepas kuncian lehernya pada diri Amona.
Pada kesempatan itulah, Amona balik menyerang. Ia segera memutar posisi tubuhnya, dan melancarkan tinjuan kuat tepat mengenai wajah Seo.
"Argh!!" Rasa sakit tak bisa dibendung oleh Seo. Tinjuan Amona sungguh telak mengenai wajahnya.
Dengan keadaan menahan sakit di wajahnya, sebisa mungkin Seo segera mundur menjauhi Amona. Firasatnya mengatakan bahwa wanita berambut merah muda di hadapannya ini berbahaya untuk saat ini. Dan ia harus menjaga jarak. Selain itu, Seo merasa bahwa Amona sedikit berbeda dari pria yang berhasil ia tundukkan tadi.
'Dia ... berbeda dengan Hank yang menggunakan konsep pertarungan kotor,' batin Seo memerhatikan kuda-kuda yang dipasang Amona. Dimana kedua tangannya berada di depan--dekat wajah--dengan posisi telapak tangan terbuka. 'Wanita ini ... pengguna Krav Maga!'
"Gravitasi Pemberat," sebut Merlin tiba-tiba.
Amona membelalakkan mata akan tekanan gravitasi yang diterima tubuhnya. Tekanannya terlalu kuat, membuat dirinya harus mencium permukaan tanah dan merasakan tulang-tulang di dalam tubuhnya akan hancur oleh tekanan gravitasi.
"Sia ... lan ...!" Amona mencoba melawan, tapi tubuhnya sungguh tak bisa melawan tekanan gravitasi yang diterimanya.
Dengan tertatih-tatih, Merlin datang menghampiri Seo yang terduduk sambil memegangi wajahnya. Bagian itu masih terasa nyeri karena pukulan Amona tadi.
"Merlin ...," Seo memandangi Merlin yang tampak kacau. Sisi kanan wajahnya berdarah--pasti menghantam sesuatu saat ia mendarat keras oleh pukulan berapi Amona tadi. Tangan kirinya, terlihat memegangi lengan kanannya. Apakah bagian itu patah? "Merlin, aku tahu kau benci saran ini, tapi—"
"Kita mundur," potong Merlin yang refleks membuat Seo terkejut.
"A-apa?"
"Aku tahu mundur dari pertarungan--terutama pertarungan melawan para anjing pemerintah itu--bukanlah gayaku, tapi kita sudah terlalu lelah. Ini berbahaya bagi diri kita, karena itu kita mundur untuk saat ini."
Seo terdiam untuk beberapa saat. Batinnya merasa terpukul oleh sesuatu saat melihat keadaannya maupun Merlin. Tapi yang utama adalah Merlin.
Lagi-lagi, ia gagal melindungi Kakak tercintanya.
"Baiklah, Ketua." Jawab Seo akhirnya. Lalu perlahan beranjak dari posisinya, dan mengulurkan tangannya kepada Merlin.
"Jangan ... Jangan coba-coba lari kalian, berengsek ...!" henti Amona berusaha berdiri. Tapi hasilnya nihil.
Seo memandang Amona penuh selidik. Pertanyaan wanita itu soal berapa anggota E.I.G.H.T yang tergabung dalam ENIGMA, jelas menyisakan tanda tanya besar di benak Seo.
Bagaimana ia tahu soal E.I.G.H.T?
Karena Seo ingat, 8 orang yang merupakan E.I.G.H.T sepakat dirahasiakan identitasnya saat setuju menjadi sukarelawan. Hanya keluarga terdekat, atau wali terdekat dari masing-masing anggota yang memiliki izin. Seo ragu, anggota organisasi FROTENCE sekalipun tahu soal E.I.G.H.T dan siapa saja anggotanya.
Tapi untuk saat ini, Seo akan menyimpan pertanyaan itu dalam benaknya. Karena yang penting sekarang adalah, membawa Merlin kembali dan mendapatkan perawatan.
Itulah yang penting saat ini.
"Gooch mei sang Ignis Filiorum." Salam Seo sebelum akhirnya hilang dari pandangan Amona bersama Merlin. Yang mana, hal tersebut langsung membuat Amona semakin murka.
— 25 —
Hari-hari telah berlalu semenjak pertarungan di makam khusus tersebut. Pemakaman itu sendiri sudah diperbaiki oleh pemerintah, bahkan sedikit diperindah oleh orang-orang pemerintah. Entah apa tujuannya mereka melakukan itu.
Di sebuah bar yang berada di sisi barat Oraton Distric, tampak Vanilla tengah sibuk melayani tamunya yang datang silih berganti. Tak lupa juga, ia harus berurusan dengan tamu yang mabuk sehingga membuat masalah.
Namun tiba-tiba—
BRAK!
Pintu kayu bar didorong kasar hingga terlepas dari engselnya. Mengetahui kejadian itu, Vanilla terlihat mengembuskan napas lelah.
"Oh ayolah. Aku baru mengganti pintu itu lusa lalu," keluh Vanilla dari balik meja bar. Mengabaikan kedatangan tamu baru yang merupakan seorang wanita anggota FROTENCE. Surai merah mudanya bergerak terayun ke kiri-kanan ketika dirinya melangkah mendekati meja bar. Mata biru lautnya lurus menatap Vanilla.
"Aku memiliki 1000 Rhil," ujar wanita itu yang tak lain adalah Amona. Sebuah kantung uang diletakkannya di meja bar di hadapan Vanilla. "Sebagai gantinya, katakan padaku berapa anggota E.I.G.H.T yang tergabung dalam organisasi radikal ENIGMA."
— 25 —
Note:
Krav Maga yang disebutkan Seo bukanlah seni beladiri yang ane karang sendiri. Itu memang ada di dunia nyata. Tepatnya Krav Maga adalah seni beladiri militer tangan kosong yang dikembangkan di Israel.
Untuk lebih jelasnya, kalian bisa mencarinya di google.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top