3.I Dont Know
Dalam seminggu pelajaran bahasa inggris dikelas XI A ada pada hari senin,selasa dan sabtu masing masing hanya 2 jam pelajaran kecuali dihari sabtu. Pada hari itu mereka mendapat tambahan menjadi 3 jam pelajaran
Sabtu pagi ini Mrs Vania mengajar seperti biasa,ia menuliskan materi dipapan tulis
Disaat yang lain sibuk mencatat Wiliam malah asyik memainkan pulpennya,entah darimana Mrs Vania mendapat pirasat
Ia menengok kebelakang dan melihat Wiliam disana
"William? Kau tidak mencatat?"
"Tidak sebelum anda mengembalikan sketboardku"
"Apa menurutmu sketboard lebih penting dari pelajaran"
"Setidaknya aku suka naik Sketboard, memangnya apa pentingnya bahasa inggris?"tanya Wiliam meremehkan
Mrs Vania diam lalu mengalihkan pandangannya pada Amarylis
"Amarylis....katanya kau suka bahasa inggris kan? Bisa kau jawab pertanyaan Wiliam?" Kata Mrs Vania seketika yang membuat gadis itu terkejut
"Dari mana Mrs Vania tahu?"pikir Amarylis
"Emmm itu.... bahasa inggris itukan bahasa internasional"jawab Amarylis seadanya
"Akan lebih mudah jika kita bertemu orang lain dinegara berbeda jika memakai bahasa inggris"lanjutnya
"Aku pernah ke hongkong tapi disana juga ada yang tidak bisa bahasa inggris, akhirnya aku menggunakan bahasa isyarat, jadi kenapa kita tidak mempelajari bahasa isyarat saja"kata Wiliam sambil tertawa
"Apa kau mau keliling dunia seperti orang gagu ?" Adelwis menambahkan
"Aku tidak ada niat keliling dunia! jadi kurasa akan sia sia saja belajar bahasa inggris"
"Tidak ada yang sia sia dalam belajar, saat belajar kau mungkin tidak bisa mengetahui hasilnya dalam sehari, tidak bisa dilihat dan tetap begitu tapi mungkin akan terlihat 4 atau 5 tahun lagi"kata Mrs Vania
"Anda bahkan tidak menjawab pertanyaanku dan malah menyuruh Amarylis menjawab...aku ingin mendengarnya langsung dari anda....apa pentingnya mempelajari bahasa inggris?" kata Wiliam mengulang pertanyaanya
.
.
.
.
.
.
"Aku tidak tau..."jawab Mrs Vania yang membuat seluruh kelas menengok heran, jawaban yang serasa mustahil keluar dari seorang guru lulusan oxford univercity itu, Wiliam tersenyum puas ia merasa mengalahkan Mrs Vania
"Anda bahkan tidak tau! Lalu bagaimana anda merasa pantas mengajarkannya?"
"Itu karna aku mengajarkan apa yang aku bisa bukan sekedar apa yang aku ketahui dan aku mengajar dengan hari bukan hanya dengan buku" balas Mrs Vania tajam,Wiliam terdiam, Amarylis tersenyum ia menyadari sesuatu
Mrs Vania bukan guru biasa
"Sekarang kita adakan ujian"
"Kenapa tiba tiba sekali Inikan baru pertemuan ketiga"protes Queena
"Bukankah ujian memang datang tiba tiba ?"
"Tapi tetap saja sudah banyak tugas minggu ini"tambah Azhalea
"Baiklah kalau begitu aku akan menanyakan satu pertanyaan jika salah satu dari kalian bisa menjawabnya maka ujian kita batalkan....."
"Sebutkan salah satu kalimat paling sulit untuk diucapkan dengan cepat dalam bahasa inggris"
" the thirty-three thieves thought that they thrilled the throne throughout thursday"Jawab Gio cepat membuat semua mata mengarah padanya
"Sekarang kalian tau kenapa dia pantas sekolah disini kan?"
Kata Mrs Vania sambil melangkahkan kakinya kepapan tulis dan menulis nama nama siswa
"Sebagai gantinya aku akan berikan tugas kelompok"
.....
"Huh....dia itu menyebalkan menyebalkan menyebalkan"
Teriak Azhalea setelah Mrs Vania meninggalkan kelas
"Dia memang membatalkan ujian tapi tetap saja memberikan tugas"gerutu Queena
Sementara Adelwis hanya bisa tergolek lemah ditempat duduknya, perlahan ia melihat kearah papan tulis...namanya tertulis diantara Azhalea,Queena,dan Amarylis
"Ini pasti akan sangat melelahkan"batinnya
.....
Mrs Vania memasuki ruang guru yang nampak sepi, tapi ada seseorang disana yang sedang memeriksa tumpukan buku didepannya, itu adalaha guru dari kelas XI B, bu shinta
"Aku heran kenapa kau tidak menjawab pertanyaan dari Wiliam ? Aku yakin kau sebenarnya tau jawabannya kan?"tanya bu Shinta ketika Mrs Vania duduk ditempatnya
"Eh maaf aku tidak bermaksud menguping tapi kau tau kan kalau kelas kita bersebelahan dan aku tak sengaja lewat tadi"kata bu shinta memberi alasan
"Jika aku memberi tau jawabanku pada mereka maka aku akan menciptakan siswa siswi itu menurut pandanganku,dan itu bukan tujuanku....aku ingin mereka mampu menciptakan pandangan mereka sendiri"
"Aku masih belum mengerti"
"Kesulitan utama bagi seorang guru adalah mengalahkan egonya untuk mengembangkan siswanya dan aku berusaha mengalahkan egoku dengan mengatakan aku tidak tau"
" bukankah lebih baik kalau mereka mengenalmu sebagai guru yang selalu tau"
"Dan mereka akan mengenalku sebagai guru biasa ,yang mengajari materi lalu memberi soal,memberi nilai setelah itu selesai maka siswaku tidak akan bisa berkembang , tidak! Aku bukan guru seperti itu....
.....ketika seorang guru memberi pelajaran maka siswanya belajar saat itu tapi jika seorang guru memberi rasa ingin tau maka siswa akan belajar sampai akhir hayatnya....
.....aku ingin siswaku berkembang bukan hanya membaca,menghapal,dan menulis tapi aku ingin mereka bermimpi karna aku lebih suka ide seorang anak dari pada fakta seorang doktor...."
Bu shinta terdiam ia menyadari bahwa Mrs Vania menaruh harapan besar pada siswa siswinya
"Mungkin ini yang mereka bilang kalau makna guru itu lebih penting dari apa yang ia ajarkan....."batinnya
.....
Adelwis mendelik kesal pada sebuah jendela kaca besar yang menghadap tepat kearah jalan
Ia melirik jam tangannya, sudah dua jam berlalu semenjak ia sampai disini dan mereka belum datang juga
Padahal Azhalea sendiri yang bilang kalau mereka akan mengerjakan tugas jam 8 tapi mereka belum juga menampakkan tanda tanda akan datang
Dan sekarang Adelwis benar benar kehilangan kesabarannya ia dengan cepat membereskan buku bukunya dan segera bangkit
"Adelwis"sapa Amarylis yang sekarang berdiri didepannya
"Kau mau pergi? Apa aku terlambat....inikan baru jam 10"kata gadis itu lagi sambil melihat kearah jam dinding yang tergantung disudut ruangan
" baru jam 10?"
"Iya..kan janjinya kita mau ngerjain tugas jam 10"
"Tapi...."
Adelwis tak melanjutkan kata katanya ia sudah dapat mengambil kesimpulan kalau Azhalea menipunya...dan satu hal yang pasti ,gadis yang sekarang berdiri didepannya ini tidak tau apa apa
"Emm yang lain belum datang?"suara lembut Amarylis menyadarkan Adelwis
"Iya"jawab Adelwis singkat
"Kau duduk saja dulu aku akan menelpon Azhalea"
Amarylis mengambil handphonenya dan mencoba menghubungi Azhalea tapi ia tak melanjutkannya ketika sebuah suara tawa melintas dari arah pintu masuk
Itu adalah Azhalea dan Queena dengan beberapa paper bag ditangan mereka,Adelwis hanya bisa tertawa getir
"Hei kalian sudah datang ya, kami tadi jalan jalan sebentar"kata Azhalea tanpa rasa bersalah
"Kita mulai saja"kata Adelwis mencoba memendam kekesalannya yang terasa semakin bertambah saat melihat Azhalea
"Oh ini....aku sudah membagi soalnya,ada 40 soal jadi masing masing mendapat 10"kata Azhalea membagikan kertas itu
Adelwis melihat soal miliknya
Semua soal sulit....,ia melirik kearah Amarylis,gadis itu mendapat soal yang tak jauh berbeda
.
.
.
.
.
.
"Nah....aku sudah selesai"seru Azhalea setelah beberapa menit berselang
"Apa? Bisa kulihat"kata Adelwis
"Ini"kata Azhalea sambil memamerkan kertas soalnya pada Adelwis
"Apa apaan ini...kau memilih semua soal mudah dan memberikan soal sulit pada kami?!!"
"Memangnya kenapa? Aku kan ketua kelompok jadi ya terse....."
"Kau mungkin ketua digeng kalian tapi tidak dikelompok ini...aku sudah cukup bersabar saat kau membohongiku kalau kita akan mengerjakan tugas jam 8 dan sekarang kau berulah lagi....licik!!"
"Hei apa yang kau katakan itu??"
"Kau licik"
"Kau berani padaku ya!!!"
"Kenapa harus takut? Aku yakin teman temanmu itu juga sudah lelah dengan sikapmu yang suka mengatur atur itu, kau pikir kau siapa?"
Azhalea terdiam menatap kedua temannya yang tak bisa berkata kata
"Apa itu benar? Kalian benci padaku?"kata Azhalea dengan nada suara yang mulai merendah
"Azhalea...."
"Jadi itu benar....."kata Azhalea yang menyadari bahwa kedua temannya itu tengah mencari alasan utuk menjawab pertanyaanya,setetes air mata keluar dari ujung matanya
"Aku egois....licik...."umpatnya pada dirinya sendiri
"Azhalea..."kata Amarylis mencoba menenangkannya
Adelwis sedikit menyesal demga kata katanya
"Maafkan aku..."
"Tak perlu minta maaf"jawab Queena cepat
"Apa kalian masih mau berteman denganku?"
"Tentu saja...kita adalah teman dan selamanya akan tetap begitu"kata Queena merangkul Azhalea yang diikuti oleh Amarylis
"Mulai sekarang jangan berjalan dibelakangku karna aku bukan pemimpin, dan jangan berjalan didepanku karna aku tak mau dipimpin, jadi...berjalanlah disampingku sebagai seorang sahabat" kata Azhalea sambil menghapaus air yang sedari tadi menghiasi mata indahnya
"Adelwis...apa kau juga mau memaafkanku?"tanya Azhalea
"Harusnya aku yang minta maaf"
"Jadi....Adelwis apa kau mau berteman dengan kami?"
"Tentu...."
....
"Aku benar benar tak menyangka kalau kata kata itu akan berpengaruh besar pada Azhalea" cerita Adelwis dengan semangat sambil mendudukan dirinya dalam ayunan di kebun Junior
"Itu bagus...berarti kau sekarang punya banyak teman"
"Tapi kau tetap teman terbaikku"
"Kenapa begitu"
"Tidak tau....kupikir tidak perlu ada alasan untuk itu"
Kata Adelwis sambil tersenyum kearah Junior
Sementara itu Amarylis tengah berjalan diantara dua rak buku sambil menyentuhkan jarinya kesusunan buku buku itu. Sekilas matanya menangkap bayangan seorang laki laki yang sedang fokus membaca,Amarylis tersenyum dan dengan segera mengambil sebuah buku secara acak disampingnya lalu duduk didepan orang itu
"Hei...kau ke perpus ini juga?"sapa Amarylis membuat laki laki itu menurunkan bukunya, wajahnya yang tadi tertutup separuh itu kini jelas terlihat
Dia adalah Abraham
"Kau juga?"
"Iya....karna disini bisa baca buku gratis"canda Amarylis
"Amarylis?"
"Kau ingat namaku....
Tapi aku lebih suka dipanggil Ammy,ibuku memanggilku begitu"
"itu nama bunga kan? Amarylis itu.....melambangkan rasa bangga"
"Ibuku bilang ia ingin aku jadi anak yang membanggakan....dan ibuku selalu senang saat aku mendapat nilai sempurna, karna itu aku selalu berusaha menjadi yang pertama dikelas....oh ya kau juga selalu peringkat satu kan? orang tuamu pasti senang"
"Orang tuaku bahkan tak peduli dengan nilai....mereka tak pernah lagi menyentuh raportku mungkin mereka bosan,jadi untuk apa punya nilai yang bagus"jawab Abraham datar
Amarylis melupakan bagian itu
Keluarga Abraham memang sangat sibuk, selain ayahnya yang adalah seorang pejabat sekaligus pengusaha ibunya juga adalah seorang direktur
"Emmm lalu....ada apa antara kau dan gio?"tanya Amarylis mengalihkan pembicaraan
"Tidak ada apa apa....antara kami" kata Abraham sambil beranjak pergi
"Apapun yang terjadi pada kalian,satu hal yang perlu kau ingat....menapaki jalan gelap bersama sahabat lebih baik dari pada harus menapaki jalan terang benderang sendirian,
Aku yakin kalian akan kembali seperti dulu"kata Amarylis tanpa menengok kearah Abraham yang sekarang berada tepat dibelakangnya
urung melangkahkan kaki
"Pulanglah....sudah mulai sore"
"Sendirian? Begitu caramu memperlakukan tunanganmu?"
Kata Amarylis cemberut membuat Abraham tersenyum, senyum tipis yang tak pernah dilihat siapapun selain gadis itu
"Aku akan mengantarmu"
........
To Be Continue
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top