四 shi
•
•
•
•
•
•
•
Bakugou akhir-akhir ini jadi lebih sering bertemu dengan (name). Dari ketidaksengajaan menjadi kebiasaan. Bahkan sekarang Bakugou sudah hapal betul kebiasaan (name) pada jam pulang sekolah, menunggunya di tepi sungai sambil menatap matahari terbenam.
Begitu juga dengan sore ini. Rasa lelahnya seketika lenyap setelah mendengar bel pulang, artinya (name) disana sudah menunggu. Awan putih dengan background jingga bak lukisan menghias langit kala itu. Orang-orang lalu lalang pulang ke rumah masing-masing setelah seharian beraktifitas, begitu pun dengan putra tunggal keluarga Bakugou. Ia menyusuri pinggir sungai sampai langkahnya terhenti saat netra merahnya menangkap siulet perempuan yang sudah tidak asing baginya. Bibirnya tertarik membentuk seyum tipis.
Tanpa berpikir panjang, ia langsung menghampiri si gadis. "(Name)," Sang pemilik nama menoleh, tersenyum melihat Bakugou berdiri dibelakangnya dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana. "Aku sudah lama menunggu mu, bakakugou"
"Maaf saja, aku juga punya kesibukan." Bakugou merebahkan tubuhnya disamping (name), lalu tangannya disilangkan ke belakang kepala, dijadikan bantal. Matanya terpejam, sementara rambut ash blonde yang terkesan urakan itu lembut ditiup angin. Bakugou pelan menghela napas, menikmati cahaya hangat matahari sore seperti membelai pipinya. Hari ini pun melelahkan. Tidak terhitung berapa banyak stamina dan energi yang ia keluarkan demi berlatih menjadi hero nomor satu seperti impiannya, dan (name) tau akan hal itu. Dimatanya saat ini Bakugou terlihat begitu damai, seperti harimau kecil yang meringkuk lucu. (Name) tertawa pelan, tanpa sadar tangannya sudah bergerak mengusap surai Bakugou lembut.
"Kau ternyata bisa manis juga kalau diam begini"
"Sudah berani pegang-pegang kepala orang sembarangan, heh?"
(Name) tersentak, "kupikir dia beneran tidur?!". Ia mengatur detak jantungnya, bisa gawat kalau sampai Bakugou dengar. Tangannya yang masih berada di kepala Bakugou tiba-tiba menjambak beberapa helai rambutnya, membuat sang empu terbelalak kaget.
"Sakit bodoh! Tidak ada yang lucu, (name), berhenti tertawa atau kubunuh kau?!"
"Maaf maaf, aku tidak sengaja ahahaha"
"Diam, berisik" Bakugou kembali ke posisi semula, berbaring dirumput dan memejamkam matanya. (Name) yang sudah puas tertawa ikut terdiam.
Semenjak Bakugou hadir di hidupnya, semua terasa lebih...indah? Entah bagaimana mendefinisikannya. Tidak ada lagi niatan untuk mati, karna (name) masih ingin hidup untuk melihat senyum Bakugou besok, lusa, satu tahun lagi, tiga tahun lagi, dan sampai kapanpun.
Memang terdengar aneh, seseorang yang urakan, pamarah, dan tidak punya sopan santun seperti Bakugou menjadi alasan seseorang untuk terus hidup. Tapi justru terbukti pada (name). Perasaan ingin terus bersama ini mirip seperti perasaan ketika ia bersama ibunya dulu. (Name) sadar ia mencintai Bakugou. Ia ingin mengatakannya, ia ingin berteriak sekeras-kerasnya bahwa ia mencintai Bakugou tapi (name) tahu diri,
Ia bukanlah perempuan yang baik untuknya.
Haha, bagaimana bisa seorang villain bisa jatuh cinta dengan seorang hero? Mustahil. Bukankah Bakugou sudah berkali-kali bilang, lelaki itu sangat membenci villain?
Tidak, (name) tidak mau mengambil resiko jika Bakugou sampai membencinya. Tapi mau sampai kapan disembunyikan? Sampai kapan ia harus berbohong?
(Name) menggeleng, tidak bukan saatnya memikirkan itu. Yang ia inginkan sekarang hanya menghabiskan waktu dengan Bakugou. Ya, hanya itu—
"Ketemu kau, (name)"
Tubuh (name) menegang, suara itu. Begitu pun dengan Bakugou yang sebenarnya tidak benar-benar tidur. Mereka menoleh ke sumber suara.
"SHIGARAKI TOMURA TEME?!"
"Hm? Yo, Katsuki Bakugou. Are, jadi kau yang menjaga (name) selama ini? Sejujurnya aku agak kesulitan mengasuhnya, apa aku harus berterimakasih?" Ucapnya angkuh.
Tanda tanya besar terlintas dikepala Bakugou saat ini, Shigaraki Tomura kenal dengan (name)? Tidak mungkin (name) mempunyai hubungan dengan villain paling berbahaya itu kan?
"Jangan bersikap seolah kau mengenal (name). Apa maumu sialan?!" Teriak Bakugou marah. Netra merahnya melirik (name) sekilas, gadis itu tertunduk.
"Bersikap seolah aku mengenalnya? Katsuki Bakugou, sepertinya (name) tidak memberitahumu apa apa?"
Bakugou menatap (name) dengan raut wajah seolah mengatakan "apa maksudnya?". Tapi (name) malah semakin menundukkan kepalanya.
"(Name) tidak mengatakan bahwa ia adalah adik kesayanganku?"
(note.) Mau happy atau sad ending?:D
Gada yg komen tar kubuat sad gausa komen yes:D
To be continued...
Dipublikasikan 23/11/2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top