二 ni






Ini ceritaku, (Full name).

Jika bertanya apa peranku di dunia ini...aku rasa tidak ada. Aku bukan tokoh pendamping, apalagi tokoh utama, bahkan di cerita hidupku sendiri. Aku tidak bermakna apa-apa di dunia ini, kenapa? Hidupku saja sudah tidak jelas, berantakan. Aku kehilangan arah juga semangat hidup. Setiap hari hanya menuruti perintah "Kakak" untuk membunuh para manusia yang mereka sebut hero itu. Aku bukanlah gadis baik, tapi aku juga sebenarnya tidak ingin jadi jahat.

Sudah kubilang bukan, hidupku tidak jelas.

Tidak ada kisah spesial selama aku hidup. Buat apa juga ada, aku bukan seorang putri bak di negri dongeng. Ibuku terbunuh bahkan saat aku belum tau caranya membaca. Aku tidak pernah tau siapa ayahku, harta satu-satunya hanyalah ibu, dan dia sudah pergi. Miris bukan?

"Tetaplah hidup walau sesulit apapun hidupmu. Tetaplah jadi orang baik walau seburuk apapun lingkunganmu"

Dua kalimat yang selalu ku ingat itu, bahkan tidak ku tepati. Buktinya berapa banyak nyawa yang lenyap di tangan ini setiap hari?

Aku...terpaksa.

'Kakak' bilang jika aku tidak membunuh, dia akan menyiksaku. Lelaki brengsek itu... aku lebih pilih untuk dibunuh, daripada harus disiksa. Membayangkan tubuhku babak belur dengan wajah membiru, aku tidak suka rasa sakit.

Kira kira berapa kali aku sudah mencoba bunuh diri? Sekarang aku 16 tahun, dan sudah 10 kali percobaan. Sayangnya aku masih hidup, haha. Apa sesuka itukah Tuhan melihatku menderita? Apa ini hukuman untukku? Bahkan Tuhan saja tidak sudi untuk membiarkanku 'pulang'?

"(Name), jangan hanya duduk disitu. Cepat lakukan tugasmu."

Itu 'Kakak'. Dia berdiri di ambang pintu dengan Kurogiri di sampingnya. Seperti biasa, aku tidak bisa melihat wajahnya karna terlalang benda mirip seperti tangan itu. Tapi itu lebih baik daripada harus melihat wajahnya secara langsung yang membuatku muak.

"Pancing salah satu hero yang sedang berpatroli di dekat gedung tua bekas parbrik kain bagian Utara kota. Kuharap kau pulang dengan membawa souvenir yang bagus, (name)." Jelasnya singkat, lantas berlalu. Kutebak dia pasti ingin menyusun rencana untuk menyukseskan ide gilanya 'melenyapkan hero'yang setiap hari ia dambakan. Dasar manusia gila, sudah berkali-kali gagal pun tetap saja tidak ingin menyerah akan mimpinya. Menghela napas panjang, aku melangkah keluar dari tempat yang mereka sebut "Markas Liga Penjahat" ini.

Matahari di atas sana bersinar cerah, jalanan padat oleh kendaraan dan pejalan kaki. Kurapatkan tudung hoodieku, berusaha untuk tidak diperhatikan orang-orang. Setelah beberapa menit, aku sampai didepan gedung pabrik tua yang sudah lama terbengkalai. Aku memposisikan diri untuk bersembunyi di belakang reruntuhan bangunan sambil menunggu mangsaku datang.

Satu, dua, tiga menit. Dan benar sesuai kata Kakak, ada hero yang sedang berpatroli sendirian. Merasa waktu yang tepat, aku keluar dari tempat persembunyian dan memancingnya untuk mengejarku sampai ke belakang gedung.

Kali ini sedikit merepotkan, quirknya dapat menembus benda maupun serangan. Tapi aku mengatasinya dengan tenang, seperti yang Kakak ajarkan. "Jangan panik (name). Menyerang tidak hanya menggunakan kekuatan, gunakan otak pintarmu itu."

Cih, sok berkata seperti dirinya pernah berpikir saja.

Butuh satu jam untuk mendesak hero satu ini. Sial kekuatannya harus kuakui bisa membuatku bertarung serius, sudah lama juga aku tidak mengeluarkan banyak energi.

Bruk!

Huft, dan akhirnya serangan terakhir. Hero itu tergeletak tak bernyawa di tanah. Ku seret tubunya ke dekat reruntuhan. Walaupun terkesan sombong, aku cukup baik dalam kasus pembunuhan seperti ini. Bersih tanpa jejak hingga polisi tidak akan pernah berpikir bahwa seorang remaja 16 tahunlah yang menyebabkan banyaknya pembunuhan hero belakangan ini. Quirk ku bisa dibilang cukup menguntungkan karna aku tak harus berlumur darah untuk membunuh.

Aku (name). Pengguna Quirk "Virus", aku cukup menusukkan kuku ku ke tubuh lawan dan virus itu akan menyebar 10 kali lebih cepat dibandingkan virus pada normalnya.

"Satu lagi untuk hari ini."









"Aku yakin asal suaranya dari sana!"

"Oi Deku sialan sampai kau salah dengar, lihat saja aku akan membunuhmu setelah ini!"

💥💥💥

"Astaga! KACCHAN!" Midoriya berteriak panik setelah netra hijau nya menangkap siulet tubuh yang sudah pucat pasi dibalik reruntuhan. "Dia...sudah tidak bernyawa" tubuhnya mendadak gemetar setelah mengecek kondisi pria malang itu.

"CEPAT PANGGIL POLISI ATAU PERTOLONGAN, BODOH! Aku yakin pembunuhnya belum jauh dari sini. Aku akan mengejarnya!" Tanpa banyak bicara lagi, Bakugou segera melesat di celah-celah sempit tanpa memperdulikan bangunan yang rawan runtuh.

"Villain sialan. Lihat saja sampai aku menemukanmu akan kubu—"

Bugh!

"Aduh!" Bakugou dan orang yang ditabraknya sama sama terpental sedikit. Tetapi malangnya orang yang ditabrak tubuhnya tidak bisa menyeimbangkan diri dan hasilnya ia terpeleset dan terjatuh. Kaki kirinya nya terkilir.

"OI TEME! KALAU JALAN LIHAT—kau?!" Iris merah Bakugou membesar melihat gadis didepannya. "Kau gadis yang dimimpi—maksudku yang ingin bunuh diri kemarin?!" Sementara (name) balik menatap bakugou dengan sinis sambil menahan sakit di kakinya. Bakugou yang melihatnya tentu saja tidak bisa membiarkannya kesakitan seperti itu. Bagaimana dia bisa pulang dengan kaki terkilir?

"Apa itu sakit?" Tanya Bakugou pura-pura tidak peduli. Padahal di dalam hatinya dia "cukup" senang bertemu dengan gadis pemilik surai (hair colour) indah ini, padahal baru kemarin bertemu.

"Menurutmu?!" Bentak (name) masih dengan tatapan sinis. Bakugou mati-matian menahan emosinya. Terlihat jelas perempatan imajiner dipelipisnya. Tanpa berkata apapun tiba-tiba pria ash blonde itu berlutut di samping (name). Tangan kirinya meraih pinggang (name), lalu diangkatnya ke bahu layaknya orang sedang membawa karung beras.

"O-oi gila apa yang sedang kau lakukan?!"

"Menurutmu? Diamlah nenek cerewet. Rumah sakit agak jauh dari sini. Tahan rasa sakitmu sebentar"

"H-hah, siapa yang kau panggil nenek cerewet?! Lepaskan bangs—KYAA!" (name) refleks meremas baju Bakugou ketika pria itu melesat cepat dijalanan menggunakan bantuan quirknya.







"LAKI-LAKI GILAA!!!"

"PEREMPUAN CEREWET!"










(note.) Btw hero yg mati bukan Mirio loh ya:)

To be continued...
Dipublikasikan 16/11/2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top