1
Ratna bergegas bangun begitu adzan subuh dikumandangkan. Seperti biasa. Ratna akan mengambil air wudhu, sholat subuh, memasak untuk sarapan serta menyiapkan kopi. Lalu membersihkan seluruh apartemennya dengan vacum cleaner.
"Pagi!!!" sambut Ratna antusias. Saat pria berkemeja rapi jalan keluar kamar dan duduk di meja makan. Hendak menyesap kopi panas buatannya.
Pria itu hanya tersenyum lalu meraih koran yg sudah disiapkan Ratna sebelumnya.
"Hati-hati di jalan ya, aku mau mandi dulu." ujar Ratna lalu bergegas menuju kamar mandi di dalam kamar. Ratna tak mau repot-repot menemani pria itu sarapan. Toh, apapun yang Ratna bicarakan hanya akan ditanggapi pria itu dengan senyuman.
Selesai memoles make up natural di wajahnya. Ratna meraih tasnya yang sudah ia siapkan sejak semalam. Diliriknya jam di pergelangan tangannya.
"Masih ada waktu untuk sarapan" katanya yang lebih pada dirinya sendiri.
"Lho kamu belum berangkat?" tanya Ratna bingung, karena masih menemukan suaminya duduk manis di meja makan dengan sarapan yang habis tak bersisa.
"Aku anter ke sekolah hari ini." Katanya.
"Rey, kantor kamu kan berlawanan arah." Ratna menatap Reyhan, suaminya, dengan pandangan tidak suka.
"Aku ada meeting dekat situ. Sekali-sekali kan rat. Cepet habisin sarapanmu, biar aku yang siapin bekal." Reyhan bangkit dari duduknya dan segera meraih kotak makan yang sebelumnya berada di tangan Ratna.
Ratna menurut, menghabiskan sarapannya dalam diam dan sesekali melirik Reyhan yang dengan telaten memasukkan nasi beserta lauk untuk bekal Ratna.
"Kalo kamu mau bekal juga, ada satu kotak makan lagi kok rey." ujar Ratna. Reyhan hanya menggeleng tanda tak mau.
"Bawa air putih juga?" tanya Reyhan saat Ratna membawa piring kotornya ke bak cuci. Ratna mengangguk, lalu membersihkan noda bekas makanan di piringnya.
"Setan apa yang merasuki Reyhan." batin Ratna.
Sepanjang perjalanan menuju Sekolah Menengah Atas Harapan Bangsa. Keduanya hanya terdiam, menikmati alunan lagu lewat radio.
"Makasih rey, wish you have a great day today." kata Ratna lalu mengecup pipi kanan Reyhan sekilas.
"You too." ujar Reyhan. Dia tak mau repot membuka pintu untuk Ratna. Toh istrinya itu bisa sendiri, pikirnya.
Jika biasanya saat mengantar seseorang, Seseorang yang diantar itu akan menunggu pengantar sampai hilang dari pandangan, melambaikan tangan. Tapi itu tak berlaku untuk Ratna. Perempuan itu langsung melenggang pergi begitu pintu mobil tertutup. Tanpa mau repot menunggu mobil Reyhan menghilang dari pandangan.
Begitupun Reyhan, tidak perlu repot pula memperhatikan apakah istrinya itu berjalan dengan selamat melewati gerbang sekolah.
🍡🍡🍡
Ratna memperhatikan satu per satu siswanya yang sedang serius mengerjakan soal ulangan harian mata pelajarannya hari ini. Namun, itu hanya bertahan 30 menit. Karena setelahnya, beberapa siswa mulai tampak gelisah di tempat duduknya. Bola mata mereka sibuk melirik kanan dan kiri. Ratna sampai berkali-kali mengingatkan untuk tertib.
Satu jam kemudian, Ratna meminta para siswanya untuk mengumpulkan jawaban dari ujian yang di berikan.
"Saya tahu, tidak semua siswa disini menguasai mata pelajaran Ekonomi. Tapi paling tidak, tolong jangan mencontek. Kerjakan sebisa kalian, bangga dengan usaha kalian sendiri. Buat apa kalian belajar, berdoa, tapi sama sekali tidak menghargai diri sendiri? Sekian. Sampai bertemu minggu depan." ujar Ratna lalu keluar dari kelas setelah bel berbunyi.
Karena mata pelajarannya hanya punya waktu satu kali tatap muka setiap minggu di setiap kelas. Ratna hanya akan ke sekolah di hari senin-kamis. Karena hari jumat-minggu dia biasanya akan pulang ke rumah ibunya. Itu sebelum dirinya menikah dengan Reyhan. Kini dirinya menetap di kota tempatnya mengajar, Surabaya. Jadi weekend-nya akan dilakukan di apartemen, entah menonton film, memeriksa pekerjaan siswanya, terkadang Reyhan juga mengajaknya makan di luar atau datang ke pernikahan koleganya.
Ternyata memang tidak ada perbedaan signifikan. Hidupnya masih bebas, bahkan Reyhan tidak pernah khawatir jika dirinya tidak pamit pada pria itu.
🍡🍡🍡
Ratna merasa ranjang yang ditidurinya bergerak. Dia membuka matanya sekilas dan menangkap sosok Reyhan yang bergabung dengannya di ranjang. Kedua tangan Reyhan merengkuh tubuhnya dari belakang.
"Kamu sudah makan malam?" tanya Ratna basa-basi dengan nada bicara dibuat seberat mungkin karena mengantuk. Padahal belum genap 10 menit dirinya memejamkan mata semenjak mendengar kedatangan Reyhan.
"Sudah." Reyhan mengecup puncak kepala Ratna berkali-kali. Tapi Ratna hanya bergeming.
"Sabtu nanti, temani aku ke pertemuan ya."
"Biasanya kamu sendiri."
"Keanu minta aku datang sama kamu. Untuk ngeliat seberapa baik aku." Ratna hanya mengangguk.
"Makasih rat, makasih karena menerima aku yang seperti ini."
"Rey, ayo lekas tidur. Aku tahu kamu lelah."
Sedang dalam hati Ratna merasa lega. Berharap Reyhan pasti jauh lebih baik.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top