Chapter 2 - Kesempatan Sekali Lagi

Author's POV

Satu bulan kemudian...

Musim dingin telah tiba di Tokyo semenjak sebulan yang lalu. Lalu lintas menjadi semakin padat karena terjadi kemacetan di mana-mana. Kemacetan yang disebabkan karena kecelakaan akibat jalanan bersalju yang licin. Banyak kendaraan yang terpeleset dan kecelakaan itu tidak dapat terelakkan.

Meskipun hari sudah siang, matahari tepat berada di atas kepala, udara dingin tetap berhembus kencang. Banyak orang lebih memilih untuk tetap berada di dalam rumah mereka yang hangat. Sambil menikmati secangkir teh hangat dan bergelung di dalam selimut yang lembut.

Tetapi, hal menyenangkan itu tidak dilakukan oleh (Y/n).

Gadis itu justru berjalan di tengah-tengah musim dingin. Di saat udara yang sangat dingin bertiup kencang. Suhu di sekitarnya mencapai angka minus. Pakaian yang dikenakannya pun sangat tebal.

Ia membuat dirinya agar tidak kedinginan di musim dingin hari itu. Sebenarnya, jika (Y/n) tidak disuruh oleh ibunya untuk pergi ke minimarket pun, ia tidak akan mau pergi ke luar di musim bersalju ini. Lebih baik ia bergelung di balik selimut berwarna (f/c) kesukaannya.

Helaan napas keluar dari bibir (Y/n) yang pucat. Uap tipis pun terbentuk di udara akibat helaan napas yang dilakukannya. Rasa rindu masih dapat ia rasakan di dalam dirinya. Perasaan rindu karena seseorang yang pernah menjadi orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Orang yang memenuhi kekosongan di hatinya. Juga, orang itu merupakan cinta pertamanya.

Sayangnya, (Y/n) harus kehilangan orang itu.

Kaca minimarket yang hampir ditabrak (Y/n) membuatnya tersadar dari lamunannya. Ia mengutuk keberadaan kaca itu karena hampir menabrak dirinya. Tidak ingin berlama-lama di luar karena dingin, (Y/n) pun masuk ke dalam. Kehangatan segera menyambutnya.

Langkah (Y/n) langsung menuju ke barisan makanan ringan. Ia ingin membeli beberapa makanan ringan selagi dirinya berada di luar rumah. Sekalian saja, pikirnya.

Seusai berkeliling di dalam minimarket itu dan membeli barang-barang yang dipesan oleh ibunya, (Y/n) pergi menuju kasir. Ia membayar semua belanjaan itu dan memasukkannya ke dalam kantung belanja milik ibunya.

Ia berjalan perlahan di atas tanah yang licin akibat tumpukan salju dari badai salju semalam. Langkahnya menjadi lambat karena salju-salju itu. Ia hanya khawatir jika ia akan terpeleset dan berakibat dirinya tidak bisa pergi ke luar rumah karena kakinya keseleo. Maka, ia memutuskan untuk berjalan perlahan saja.

Sebuah mobil yang hilang kendali menuju cepat ke arah (Y/n). Membuat pikiran gadis itu mendadak kosong seketika. Ia ingin menghindar namun, kakinya seperti terpaku di atas tanah. Membuatnya sulit untuk bergerak meskipun hanya satu inci saja.

Saat ia tersadar, mobil hilang kendali itu sudah mengenai tubuhnya. Menabrak dirinya hingga terpental beberapa meter ke depan. Terjatuh ke atas tumpukan salju. Darah pun mengalir deras dari pelipis dan lengan kirinya. Membuat salju yang berwarna putih bersih itu menjadi merah pekat.

Pandangan (Y/n) menatap samar pada langit di atasnya. Salju mulai turun saat ia menatap ke atas. Orang-orang yang berada di sekelilingnya terlihat panik. Darah terus mengalir keluar dari pembuluh darah gadis itu.

'Apakah aku akan mati hari ini?' batinnya. 'Tetapi, aku ingin bertemu dengannya sekali lagi. Apakah kami akan bertemu di surga nanti?'

Kilasan-kilasan memori milik (Y/n) dan lelaki itu mulai bermunculan di dalam kepalanya. Sebuah senyuman tipis terukir di wajahnya. Ia tidak mungkin melupakan ingatan-ingatan itu. Ingatan yang sudah tersimpan rapi di sudut hatinya.

Di saat pandangannya semakin kabur, orang-orang di sekitarnya telah memanggil sebuah ambulan. Tepat pada saat sirine nyaring milik ambulan terdengar di telinga (Y/n), manik (e/c) indah miliknya sudah tertutup rapat. Hanya tersisa sebuah senyuman tipis yang terukir di bibirnya.

***

Rasa dingin menusuk kulitnya ketika gadis itu tersadar. Ia membuka matanya perlahan dan menatap ke sekelilingnya. Tempat itu sangat gelap sehingga ia tidak bisa melihat apapun.

Ia meraba pelipisnya. Tidak ada darah yang mengalir di sana. Kemudian, ia menyentuh lengan kirinya yang ia pikir terluka. Namun, lagi-lagi tidak ada darah di sana. Ia tahu tidak ada darah di sana karena ia tidak mencium bau amis sama sekali. Juga tidak ada rasa lengket karena darah saat ia menyentuhnya. Ia yakin, kini ia berada di tempat antara hidup dan mati.

Seberkas cahaya yang bersinar terang tiba-tiba muncul di pandangan (Y/n). Membuat gadis itu menutup matanya rapat-rapat. Tangannya pun menghalangi pandangan matanya dengan cahaya itu.

Setelah dirasa cahaya itu sudah tidak terlalu menyilaukan penglihatannya, (Y/n) pun membuka matanya. Ia menatap pada cahaya itu yang kini berubah menjadi wujud menjadi seorang wanita. Paras wanita itu sangat cantik menurut (Y/n). Ia merasa wajahnya tidak secantik wanita yang berdiri di hadapannya itu.

Di sekeliling tubuh wanita itu terdapat cahaya yang bersinar. Hanya saja sinar itu tidak terlalu terang. Cukup tidak membuatnya sakit mata saat melihatnya.

"Siapa kau?" (Y/n) pun bertanya karena menurutnya suasana tadi sangatlah canggung.

"Aku tidak perlu memperkenalkan diriku." Sebuah senyum terbentuk oleh bibir wanita itu.

"Kenapa aku ada di sini? Bukankah seharusnya aku sudah mati?" tanya (Y/n) lagi. Perasaan bingung sudah muncul sejak ia tiba-tiba berada di sini. Di tempat gelap dengan cahaya yang hanya berasal dari wanita di hadapannya.

Wanita itu hanya tersenyum. Tidak menjawab pertanyaan (Y/n). Jemarinya yang lentik mengeluarkan cahaya. Cahaya itu bersinar terang tetapi tidak terlalu menyilaukan sehingga masih bisa (Y/n) lihat.

(Y/n) terlihat semakin bingung saat wanita itu mengarahkan cahaya itu pada tubuhnya. Ia tidak tahu apa maksudnya. Namun, jantungnya seketika terhenti ketika ia mendengar apa yang diucapkan oleh wanita itu.

"Apakah kau bersedia untuk hidup sekali lagi?"

***

Yo minna!

Gimana kabar kalian?

Semoga baek-baek aja ya(❁´◡'❁)

Makasih banyak buat kalian semua yang udah baca, vote, dan comment di cerita ini. Makasih bangettt😭❤💗✨

I luv ya!
Wina🌻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top