Prolog

Daun-daun berwarna kuning kecokelatan berterbangan ke sana dan ke sini. Dibawa oleh angin yang bertiup dengan bebas. Suara kicauan burung terdengar di angkasa. Namun, masih terlalu sunyi untuk sebuah pagi hari.

Tatapannya menatap kosong ke depannya. Terukir nama seseorang yang pernah singgah di hatinya di atas batu nisan itu.

Terlalu banyak kata-kata yang belum ia sampaikan padanya. Namun, ia sudah pergi lebih dulu. Meninggalkannya di dunia ini. Seorang diri. Tanpa kehangatan yang biasa ia berikan untuknya.

"Mengapa kau pergi begitu cepat?" katanya.

Ia menunduk. Menatap pada sepasang sneakers putih yang ia kenakan.

"Masih banyak hal yang ingin kukatakan padamu."

Ia terdiam. Merenung. Membiarkan hembusan angin yang meniup surainya.

"Mengapa kau pergi tanpa mengucapkan 'selamat tinggal' padaku?"

Lagi-lagi ia terdiam. Menatap pada nama yang terukir di batu nisan itu. Rasa rindu yang jelas tersirat di balik tatapannya. Tatapannya berubah sendu. Kesedihan terpancar dari sana.

Setetes air mata menetes ke atas tanah. Yang kemudian disusul oleh tetes berikutnya hingga menjadi sebuah tangisan dalam diam. Ia menangis di bawah gugurnya dedaunan yang kering.

***

Yo minna!

Balik lagi dengan Wina di cerita yang baru💃✨

Semoga kalian bisa merasa terhibur dengan cerita ini ya, minna😌👌🏻✨

I luv ya!
Wina🌻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top