4. Stuck [Starla]
"Starla!"
Starla semakin mempercepat langkah saat mendengar suara itu menyerukan namanya. Untuk saat ini, lebih baik dia bersikap seolah tidak tahu apa-apa. Dia baru saja memasuki gerbang sekolah dan bel masuk akan berbunyi lima menit lagi. Sekitarnya sangat ramai dengan siswa berpakaian seragam putih abu-abu dan Starla bisa menjadikan hiruk-pikuk tersebut sebagai alibi untuk pura-pura tidak mendengar.
"Starla!"
Suara yang sama, tapi kali ini diikuti dengan tepukan ringan di bahu. Starla menarik napas dalam-dalam. Pada akhirnya dia tidak punya pilihan selain berbalik dan menyapa.
"Eh, ternyata Kak Rocky. Pagi, Kak!"
Sial, ini pacar orang kok malah makin ganteng!
Starla gagal mengendalikan kata hatinya tatkala melihat cowok berkulit hitam manis itu tersenyum.
"Pagi." Rocky tertawa kecil memamerkan deretan giginya yang rapi dan mulai menyejajarkan langkah mereka. "Gimana liburanmu?"
"Biasa saja." Starla menjawab apa adanya. Dia sengaja tidak balik menanyai hal yang sama, tapi sepertinya Rocky memang benar-benar bernafsu untuk membuat paginya Starla jadi berantakan.
"Tahu nggak, minggu lalu aku sama Tania ke taman bermain."
Serius? Masih hari pertama semester baru dan bisa-bisanya Kak Rocky langsung kasih aku cobaan seberat ini! Apa kabar hatiku, Kaak!
"Wah, pasti seru!" Starla berusaha untuk terdengar antusias.
Bodoh amatlah, Kak! Bodoh amat!
"Dia senang banget!"
"Baguslah, Kak."
Lagi-lagi Starla memberikan jawaban terprogram yang selalu muncul tiap kali Rocky membuka topik pembicaraan mengenai pacarnya. Padahal sih dari lubuk hatinya yang terdalam Starla sangat berhasrat mau bilang, 'Siapa yang nanya, heeeiii?'
"Cuma ... ada sedikit masalah."
Mereka memasuki koridor barat sekolah, kawasan tempat ruangan kelas 12 berada. Kali ini Starla memberanikan diri untuk menyelidiki ekspresi laki-laki yang berjalan di sebelahnya. Rocky terlihat sendu entah kenapa dan lagi-lagi bibirnya bergerak tanpa sadar.
"Masalah apa?"
"Aku juga nggak tahu. Tiga hari belakangan ini dia aneh." Rocky menyugar rambutnya dan mengembuskan napas berat. "Apa aku ada salah?"
Ya mana aku tahu.
"Sudah tanya ke orangnya?"
Rocky menjawab dengan anggukan. "Tapi dia bilang nggak ada apa-apa."
"Coba datang ke sekolahnya. Kasih surprise. Biasanya cewek suka digituin. Atau ajak nonton? Kak Tania suka film, kan?"
Selama sesaat, Rocky tampak sedang menimbang-nimbang sarannya. Tidak lama kemudian, cowok itu mengangguk mantap.
"Akan kucoba!" tukasnya. Di saat yang sama, mereka tiba di depan pintu kelas bertuliskan '12 IPA 2'. Rocky berhenti melangkah dan memberi Starla tatapan penuh rasa syukur. "Makasih, La. Kamu benar-benar bisa diandalkan!"
"Sama-sama, Kak."
Bukan apa-apa kok, Kak. Soalnya aku ini kan orang paling tolol sedunia.
***
Sejak insiden tabrakan 3 bulan yang lalu dan tahu bahwa Rocky sudah punya pacar, Starla sudah bertekad untuk berhenti naksir ke cowok itu. Kejadian tersebut juga membuatnya berhenti datang ke ruang belajar, karena dia merasa tidak ada gunanya lagi cuci mata memperhatikan pacar orang bermain tenis. Cuma bikin sakit hati.
Namun, Tuhan benar-benar mengujinya dengan sepenuh hati.
Dulu ketika Starla berharap bisa melihat Rocky lebih sering, hal itu malah jarang terjadi meskipun pada kenyataannya mereka terkungkung di sekolah yang sama. Setelah berniat move on, dia malah melihat cowok itu di kantin, di perpustakaan, di koridor, nyaris di mana-mana. Hingga pada suatu titik, Rocky--yang ternyata masih mengingatnya--menyapa duluan dan mengajaknya bicara. Dan singkat cerita, lama-kelamaan Starla pun dianugerahi sebuah peran khusus sebagai tempat sampa--eh, tempat curhatnya cowok itu.
Kamu asik diajak ngobrol. Rocky sempat bilang begitu.
Dan sejak saat itu, cobaan datang semakin bertubi-tubi.
"Starla, dicariin Kak Rocky, nih!"
Mendengar itu, Starla buru-buru melipat kedua lengannya di meja dan merebahkan kepala di atasnya. Ini sedang jam istirahat dan Rocky masih saja tidak memberinya ruang untuk bernapas.
"Rom! Romeo!" Starla berbisik keras pada teman sebangkunya yang sedang sibuk bermain game di ponsel. "Bilangin kalau aku lagi nggak enak badan."
Namun, sahabatnya yang titisan dajjal itu justru berteriak, "Masuk saja, Kak! Starla lagi mager, katanya!"
"Romeo sialan!"
Orang yang dirutuki cuma melengos tak peduli dan lanjut berkutat dengan ponsel.
"Kamu lagi nggak enak badan?"
Rocky benar-benar datang menghampiri mejanya.
"Nggak kok, Kak." Starla memaksakan sebuah senyum. "Kenapa ke sini?"
"Ini." Rocky mengulurkan ponsel merahnya. Di layarnya terpampang situs sebuah bioskop. "Saran, dong. Bagusnya nonton film apa?"
Ingin rasanya Starla memutar bola mata malas, tapi akhirnya dia menunjuk sebuah poster film. "Ini saja. Genre romance. Kak Rocky pernah bilang kalau kak Tania suka film yang romantis."
"Oke. Aku beli tiketnya sekarang." Cowok itu segera berkutat dengan ponsel.
"Habis nonton jangan lupa diajak makan."
Cukup, Starla!
"Ajak keliling mall juga boleh. Ke Miniso atau Stroberi, lihat pernak-pernik lucu."
Stop!
"Thanks a lot." Rocky tertawa hingga kedua matanya tampak menyipit. "Nanti kutraktir bakso di kantin!"
Rocky akhirnya kembali ke kelasnya tidak lama kemudian, meninggalkan Starla yang hanya bisa mengembuskan napas berat dan kemudian merengek pelan.
"Pasti capek." Romeo--sang teman sebangku laknat yang membuatnya terjebak situasi tadi--akhirnya berkomentar.
"Padahal aslinya ingin kuacak-acak itu muka gantengnya!" Starla kembali menelungkupkan kepala ke meja. "Kenapa harus aku, Tuhaan? Kenapaaa?"
"Kamu kayak NPC saja."
Starla memutar kepalanya menghadap Romeo. "Apaan tuh?"
"Non Playable Character. Kalau di game," Romeo menunjukkan layar ponselnya yang tengah menampilkan sebuah permainan yang asing bagi Starla. "itu semacam figuran."
"Jahat banget!"
"Loh, aku benar kok. NPC nggak bisa bertindak di luar konsep game. Skenarionya jelas dan fix. Salah satu tugasnya ya ngasih petunjuk ke pemain biar mereka bisa menyelesaikan misi."
Starla terdiam. Penjelasan barusan sukses membuatnya tertohok. Jadi, selama ini dia terkesan semenyedihkan itu?
Betapa bodohnya.
"Entahlah," jawabnya lemah, nyaris menyerupai bisikan. "Aku cuma mau terlihat baik di mata kak Rocky. Itu saja."
***
Tema 4:
"Buat karya dengan membayangkan tokoh/dirimu menjadi NPC (Non Playable Character)."
***
Kita ketemu lagi dengan Starla dan Rocky! (Aku nggak tau ini nyambung sama tema apa nggak .-.)
Bisa dibilang ini adalah lanjutan dari cerita ((2. Wasted)) yang ada di "Yestoday".
Sebelumnya aku sempat bilang kan kalau beberapa orang di work ini memiliki novelnya sendiri atau pernah jadi tokoh di ceritaku yang lain.
Salah satunya adalah Romeo teman sebangkunya Starla!
Dia muncul di "Polaris Project". Ada yang ingat apa perannya di sana?
Lalu kira-kira siapa lagi ya yang bakalan muncul besok?
Love,
Tia
Jakarta, 4 Februari 2021
13.40 WIB
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top