Prolog

Pertengahan Juli 2216, Las Vegacia, Amricana
Masquarade of The Guilty Party

Gelas anggur milik Viktor tersisa setengah, ia berjalan perlahan mengelilingi sebuah ruangan glamor, penuh dengan lampu warna-warni, lantunan musik memanjakan, dan meja-meja judi dengan hamburan uang di atasnya. Sebuah pemandangan yang sebenarnya tidak disukai olehnya—keramaian.

Alih-alih tertarik dengan acara inti dari pesta topeng di Downtown Abbey, Viktor malah mendekat ke pojok ruangan, tempat di mana satu hal benar-benar menarik perhatiannya.

Ia melihat sebuah kenop pintu berlapis emas sesekali berkelip akibat binar cahaya yang meyorot berirama. Viktor menatap lama kenop tersebut sebelum akhirnya ia mendekatkan telinga ke sebuah daun pintu yang menjulang tinggi di hadapannya.

Pintu dengan ukiran seni pahat hasil karya seniman profesional di Las Vegacia, Viktor mengenal orang tersebut. Namun, bukan itu intinya, ia mendapati sebuah warna aura setara dengan aura kematian dari balik pintu kenop emas.

Lelaki tanpa busana itu tidak bisa memutuskan untuk langsung membuka pintu ruangan pojok tersebut karena tidak ingin terlibat hal-hal yang membuat dirinya repot. Di samping itu, sejauh mata memandang, Viktor juga tidak melihat anggota Regodnity yang lainnya.

Setelah dirinya dirundung akibat tidak mengenakan pakaian dan datang ke pesta topeng meriah, ia langsung menjauh memilih untuk berduaan dengan kucing belahan jiwanya yang bernama Vigge.

Tubuh Viktor jelas tidak sepenuhnya tanpa busana, ia mengenakan sebuah kain wol sepanjang satu meter yang dililit menutupi area intimnya. Hal ini bukan serta-merta ia lakukan dengan sengaja, melainkan kondisi tubuh sebagai pengidap alergi tekstil membuat dirinya tidak bisa sembarang mengenakan sesuatu.

Jika bukan karena undangan paksa dari Edvard, ia tidak akan datang ke pesta ini. Namun, Viktor sama sekali tidak melihat seorang pria menyebalkan itu sejak pertama datang.

Hubungan Viktor dengan Edvard jauh dari kata baik sebenarnya. Viktor membenci Edvard karena perlakuan pria maskulin tersebut padanya. Menyeretnya dengan paksa saat kunjungan laboratorium di Yakuzia, mengurungnya di sebuah kandang selama berhari-hari, dan menyuruhnya bergabung dengan suatu organisasi rahasia bernama Regodnity.

Bukan perihal itu saja ia membencinya. Viktor merasa kejeniusannya ini hanya dimanfaatkan oleh Edvard untuk keberlangsungan organisasi Regodnity. Viktor yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial oleh anggota Regodnity lainnya—terutama Divisi Mitologi Nordik—pun membuat dirinya semakin membenci Edvard dan organisasinya.

Meski begitu, Viktor yang terlahir sebagai bentuk kesadaran dari Dewa Víðarr harus menerima kenyataan bawah Edvard—orang yang paling ia benci—adalah seseorang yang terlahir sebagai bentuk kesadaran dari Dewa Odin—Sang Ayah dari Dewa Víðarr.

Setelah lama meyakinkan diri, Viktor akhirnya membuka pintu kenop emas tersebut secara perlahan. Saat kepalanya masuk untuk melongok apa yang sebenarnya terjadi di ruangan tersebut, Viktor mendapati dua orang yang sedang duduk berhadapan di tengah ruangan. Seorang wanita dan pria berjabat tangan hingga mengeluarkan kepulan asap dari setiap buku-buku jarinya disaksikan oleh seorang yang berdiri di samping antara keduanya.

Raut muka yang tersaji di sana menjelaskan dengan gamblang bahwa terdapat keseriusan yang hakiki. Viktor menganga ketika melihat pancaran aura menjadi satu dan membentuk gumpalan dengan warna aneh yang belum pernah ia lihat seumur hidupnya. Viktor yakin ada yang tidak beres di sana. Bau bangkai pun mulai menusuk hidungnya.

наложить проклятие, где оно должно быть!

(dibaca: nalozhit' proklyatiye, gde ono dolzhno byt')

Gelas anggur yang kini hampir habis pun pecah di genggaman Viktor, setelah dirinya merapalkan sebuah mantra diiringi gemuruh petir seolah menyambar. Tanpa basa-basi, ketiga orang di tengah ruangan temaram tersebut menoleh ke arah Viktor dengan tatapan bengis. Edvard adalah salah satu dari mereka, ia yang berjabat tangan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top