Chapter 5: Vstrecha
Viktor berjalan memasuki ruangan dingin dengan pintu besi berlapis-lapis yang menyemprotkan semacam gas sterilisasi. Saat pintu terakhir ia lewati, sudah banyak berdiri para operator laboratorium untuk menyambut Viktor. Sirine kedatangan kepala sekaligus pemilik laboratorium berbeda dengan sirine kedatangan anggota yang lain, jadi hal ini tidak mengagetkan.
Semua yang berdiri berbaris memanjang layaknya reporter yang menunggu seorang artis berjalan di karpet merah. Vigge menengok ke sana-ke mari seperti menghitung jumlah operator yang ada di sana. Mereka lengkap mengenakan jas lab, sarung tangan lateks, dan kacamata laboratorium.
Salah satu yang bisa Viktor banggakan dari setiap formasi tim operator laboratoriumnya adalah keloyalan dan ketaatan mereka dengan Prosedur Operasi Standar (SOP/Standard Operating Procedure) yang ditetapkan Viktor atau pun yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, kinerja dari tim Viktor ini cukup mengagumkan.
Mereka adalah perkumpulan profesor dan ilmuwan muda yang sangat cerdas. Viktor tidak perlu menjelaskan terkait semua hal dengan rinci secara berulang-ulang. Cukup sekali dirinya melakukan tutorial, semua operator langsung paham. Skala perbandingan antara keberhasilan dan kegagalan cukup jauh berat ke keberhasilan.
"Pagi menjelang siang, Profesor."
Seluruh operator mengatakan hal yang sama hampir bersamaan ketika Viktor melewati mereka satu per satu. Namun, tidak ada jawaban dari Viktor. Lelaki dengan kucing siberia yang tidak bisa diam itu hanya berjalan lurus, bahkan tidak sedikit pun menoleh ke arah karyawannya.
"Viktor, kau sepertinya harus diajari etika dan adab, deh," ujar Vigge secara spontan sambil mengarahkan ekor panjangnya ke muka Viktor.
Lagi-lagi Viktor hanya melirik ketus ke arah Vigge.
Setelah orang terakhir yang harus Viktor lewati, para operator itu berjalan mengikuti Viktor dari belakang. Jumlah mereka ada sepuluh orang dan mereka beriringan dua baris ke samping.
Perjalanan dari pintu depan sampai ke tempat tujuan Viktor cukup panjang. Gedung A dari luar terlihat kecil, tetapi setelah masuk ke dalam isinya jauh lebih luas dan kompleks. Dinding laboratorium terbuat dari semacam lapisan platinum anti karat dan di desain sedemikian rupa menjadi ilusi optik di berbagai titik. Selain itu, terdapat banyak kaca juga di laboratorium Gedung A ini.
Kemudian beberapa pintu tersaji di sana. Di balik pintu tersebut terdapat ruangan tempat istirahat semacam mes yang sangat nyaman untuk semua operator. Sesungguhnya Viktor tidak mengizinkan operator untuk pulang ke rumah sampai proyek selesai seutuhnya, hal ini tertulis basah di dalam kontrak.
Sekali lagi, peraturan yang dibuat Viktor untuk seluruh operator laboratoriumnya terkhusus untuk proyek Regodnity yang sekarang ini sangatlah ketat. Namun, tidak ada yang protes dengan hal itu. Alasan yang paling kuat selain bayaran mereka dari Viktor yang sangat tinggi adalah lelaki alergi tekstil ini seorang feeling manipulator.
"Hmmm, kita adakan pertemuan sepuluh menit lagi." Viktor yang seperti badut di mata Vigge berubah menjadi seperti robot di hadapan orang lain.
Ketika Viktor dalam mode serius seperti ini biasanya Vigge akan melakukan hal konyol untuk membuat majikannya itu tertawa. Terakhir Vigge melakukan split menggunakan kaki belakang yang berujung kram.
Setelah Viktor berkata demikian, formasi pun bubar dan kembali ke tempat masing-masing. Semuanya mengurus dokumen untuk pelaporan rapat yang berlangsung sekitar sembilan menit lagi.
Viktor selain menjaga jiwa introvert-nya di hadapan orang lain juga menjaga agar dirinya tidak berkeringat dan gugup saat berbicara dengan mereka. Ia berjalan menuju ruang pertemuan dan duduk di kursi paling ujung berlawanan dengan layar proyektor hologram.
"Vigge, jangan buat ulah ketika aku sedang rapat, dengar?" Ia meletakkan Vigge di atas meja menghadap ke arahnya.
"Aku terkadang kasihan dengan semua karyawanmu, Viktor. Mereka sama sekali tidak punya kehidupan." Jika mereka bisa berbicara leluasa, kalimat yang sama makna dengan Vigge akan keluar dari mulut mereka.
"Kehidupan seperti apa yang mereka tidak punya? Semua fasilitas di lab ini sudah lengkap. Segala kamar tidur, kamar mandi, kantin dan makan gratis, taman, tempat olahraga, sampai lapangan, dan kolam renang pun ada di sini, Vigge." Viktor menjelaskan dengan nada yang gamblang.
Ruangan rapat itu memang kedap suara dan apabila tidak Viktor tekan tombol di mejanya, pintu masuk tidak akan terbuka. Akses menuju ruang rapat memang hanya bisa dari sidik jari Viktor.
"Bukan ... melainkan, keluarga. Aku yakin beberapa di antara mereka sudah memiliki keluarga. Ada ayah, ibu, istri, suami, bahkan—."
"Persetan dengan yang namanya keluarga. Sejak lahir, aku sendiri tidak pernah tahu siapa ayah dan ibuku, di mana aku lahir. Ketika aku sadar dan bisa mengingat memori pada umurku yang ketiga bulan, aku ingat sudah ada di panti asuhan." Viktor memotong pembicaraan Vigge yang kini langsung menunduk merasa bersalah.
"Maafkan aku, Viktor. Aku tidak bermaksud menyinggung hal itu, tet—."
"Sudah, aku mau rapat dan kau jangan aneh-aneh atau kutaruh kau di luar ruangan rapat."
Pembahasan mengenai keluarga bisa menjadi sangat sensitif bagi Viktor. Ia lebih bisa mentoleransi ketika seseorang mengejeknya soal tidak berpakaian atau soal dirinya sendiri daripada harus berbahas terkait sesuatu yang biasa orang-orang sebut dengan sebutan keluarga.
Viktor menekan kotak sidik jari yang ada di dekat mejanya, pintu rapat pun terbuka. Di luar sudah mengantri seluruh karyawan Viktor untu masuk ke dalam ruangan. Masing-masing dari mereka ada yang membawa berkas, buku, dan sampel. Kesepuluh operator tersebut duduk di kursi kosong yang tersedia secara acak.
Setelah semua duduk dan siap, Viktor menutup kembali akses pintu masuk ruangan rapat.
Tidak lama kemudian, salah satu yang duduk dekat dengan hologram berdiri dan memulai sesi rapat. Sesuai informasi dari Edvard, mereka membahas terkait kemajuan dari eksperimen virus pada bayi ini.
Proyek ini dinamakan dengan Baby Blues Project. Mereka sengaja menganalisa sebuah virus baik dalam takaran berbeda jika dimasukkan ke dalam tubuh bayi berumur macam-macam akan bereaksi apa. Luaran dari eksperimen ini adalah untuk mendapatkan cairan prima dari sang bayi sebagai alat peledak yang direncanakan Regodnity untuk menghancurkan selubung.
Meski selubung itu belum diketahui bentuk dan kekuatannya seperti apa, Viktor tetap menjalankan eksperimen ini atas perintah Edvard. Mereka juga jelas tidak hanya melakukan satu eksperimen, oleh karena itu disebarlah di seluruh penjuru Ruzia yang dikepalai oleh Viktor.
Proyek yang sudah berlangsung selama empat tahun ini jarang sekali mengalami kegagalan. Tahun-tahun sebelumnya, telah dilakukan dengan objek bayi usia satu hari, satu minggu, satu bulan, dan satu tahun. Semuanya tidak ada kendala besar yang dialami. Namun, pada proyek sekarang dengan objek bayi umur dua bulan kegagalan yang cukup fatal terjadi.
"Oke, aku sudah dapat intinya. Mari lihat keadaan bayi itu secara langsung." Di penghujung rapat, setelah semuanya memaparkan laporan mingguan, Viktor beranjak dari tempat duduknya.
"Eh, Profesor, bayi itu kami taruh di ruangan isolasi dan tidak bisa disentuh secara langsung. Parasit virus sudah menjalar ke seluruh tubuh bayi tersebut dan menyelimutinya. Jika kita lihat, bayi itu terlihat seperti batang pohon yang ditutupi lumut cokelat," jelas seorang wanita yang tadi menjadi moderator dalam rapat laporan kemajuan.
"Hmmm, tidak masalah, biar aku saja yang masuk. Kalian tunggu di luar. Ayo." Viktor kembali menggendong Vigge dan melangkah santai ke luar ruangan.
Sifat keras kepala Viktor sudah dipahami betul oleh seluruh karyawannya. Namun, tanpa mereka ketahui Viktor mengatakan demikian karena virus sejahat apa pun memang tidak akan berefek apa-apa pada dirinya. Lain halnya dengan kejadian babushka tadi, jika menurut Viktor akan membahayakan dirinya, ia jelas langsung menghindar.
Hanya tiga orang operator saja yang menemani Viktor untuk pergi ke Gedung B. Sedangkan, sisanya harus kembali ke pekerjaannya masing-masing. Layar pemantauan tidak boleh luput ditinggal terlalu lama.
"Sstt, Sstt, Viktor. Apa aku ikut masuk juga? Viktor? Aku kebal dengan virus juga tidak, sih? Sstt, Viktor? Kau mendengarkanku?" Vigge mencoba mendistraksi Viktor.
Ia meragukan dirinya sendiri, mengingat selama ia bersama Viktor dirinya tidak pernah berurusan dengan virus gagal seperti ini. Virus paling berbahaya yang pernah Vigge hadapi adalah virus flu burung dan dia kebal dengan itu.
"Eh, Profesor, apakah kau akan membawa kucingmu masuk juga? Dia terlihat rewel." Mendengar Vigge yang mengeong menatap Viktor tanpa henti, salah satu sekertaris Viktor di laboratorium Yakuzia pun angkat bicara.
"Tidak apa, kucing ini memang gila."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top