Chapter 1: Nachalo

Awal Musim Dingin 2219, Mosca, Ruzia

Terbangun dengan perasaan masih penuh amarah, Viktor menyingkapkan selimut wol yang menutupi sekujur tubuhnya. Ia merasakan tato Triple Horns of Odin di bagian kanan dada atasnya yang semula berwarna hitam berubah menjadi merah gelap, diiringi dengan sengatan rasa panas.

Viktor beranjak dari tempat tidur dan berjalan mendekat menuju kaca persegi panjang yang menempel di dinding. Melihat dirinya yang tanpa busana di cermin bukan menjadi hal yang aneh bagi dirinya, bahkan setiap hari pun Viktor tidak pernah mengenakan sehelai benang pun-jika hanya beraktivitas di dalam rumah.

Ia melihat tato Triple Horns of Odin dengan tatapan tajam. "Aku seharusnya tidak membuat tato ini, sialan."

Lelaki yang sedang menyesali perbuatannya itu memang merupakan si pembuat tato untuk Divisi Mitologi Nordik dalam organisasi Regodnity guna komunikasi antar anggota. Viktor melakukan hal itu atas perintah Edvard saat dirinya dikurung di sebuah kandang bawah tanah rumah Edvard beberapa tahun yang lalu.

Viktor mendapati pesan telepati dari tato tersebut, tetapi tidak ia hiraukan. Lelaki yang kini sedang menggaruk pahanya itu sesekali melongok ke luar jendela kamar. Ia menyadari jika musim dingin di Ruzia sudah dimulai. Tanda bahwa salju mulai turun dengan lebat dan beberapa cerobong rumah penduduk mulai mengeluarkan asap menjadi alasan kuat terkait perkiraan cuaca.

Masih di saat yang sama, menyadari bahwa majikannya sudah bangun, seekor siberian cat mendekat kemudian melakukan head butting-kebiasaan umum kucing menggosok-gosok kepalanya ke kaki orang. Tatapan Viktor yang semula mengedar kini bertemu tajam dengan kucing tersebut. Keduanya bergeming.

"Jadwalmu padat hari ini, tidak bisakah kau bersiap lebih cepat?" ujar siberian cat tersebut.

"Aku tidak mengizinkanmu untuk berubah menjadi manusia sekarang, Vigge." Secepat mungkin, Viktor angkat bicara setelah melihat kucing dengan tipe warna tabby tersebut menggoyang-goyangkan tubuhnya untuk berubah.

Vigge adalah hewan kontrak Viktor yang ia temukan saat malam tahun baru 2215. Malam di mana Viktor mendapatkan informasi penting bahwa dirinya merupakan wujud fana dari Dewa Víðarr. Jelas tidak semudah itu Viktor menerimanya, terdapat banyak drama untuk ia benar-benar menerima-dengan terpaksa-bahwa dirinya adalah dewa. Vigge bisa berubah wujud menjadi kloningan Viktor dengan versi ekstrovert.

"Ayolah, sekarang sudah pukul tiga pagi." Vigge kini melompat ke kasur Viktor dan duduk di sana.

"Jika kau bisa sabar, aku akan cepat. Lagi pula aku tinggal pakai ini saja." Viktor menarik sebuah kain wol yang menggantung rapi di samping cermin.

Viktor dikaruniai kondisi tubuh mampu beradaptasi pada suhu tubuh apa pun sebagai pertaruhan dari alergi akut terhadap tekstil yang ia idap. Maka itu, tidak menjadi masalah bagi Viktor untuk hanya mengenakan sehelai kain satu meter tersebut ke luar rumah.

Sebenarnya, kondisi Viktor ini sempat masuk pemberitaan di televisi Ruzia pada saat dirinya masih berumur belasan tahun. Ketika ia keluar dari orphanage untuk bersekolah di sekolah umum menengah atas. Viktor tidak tahan dengan seragam yang menjadikan tubuhnya merah-merah dan gatal sampai ia lucuti semua pakaiannya di sekolah. Kejadian ini berujung dirinya harus kembali ke panti asuhan untuk home schooling.

Namun, kondisinya saat ini sudah bukan menjadi hal tabu lagi. Di era ini, setiap orang lebih memerhatikan kepentingannya sendiri dari pada orang lain. Orang-orang pun sudah mengetahui dan mengenal Viktor dengan sebutan голый ученый-dibaca: golyy uchenyy, dalam bahasa Russia berartikan 'ilmuwan tanpa busana'.

"Kau tidak mandi?" tanya Vigge melihat Viktor memilah berkas setelah mengikat kain wol di lingkaran pinggangnya.

"Mandi?" Viktor menghentikan pencariannya sedetik untuk berpikir. "Sepertinya tidak perlu, aku sudah tampan," lanjutnya.

Meski Viktor adalah orang yang sangat intorvert, beda halnya jika dengan Vigge. Ia mendapati kenyamanan penuh terhadap hewan kontraknya itu, sehingga sifat introvertnya bisa hilang jika sudah bersama Vigge.

"Ayo, kau sudah siap?" Viktor sudah menjinjing tas kerja miliknya.

"Sarapan, jika kau tidak makan aku tidak akan ikut." Vigge berjalan beriringan dengan Viktor ke luar kamar. "Aku sudah memasak untukmu."

"Wah, bagaimana kau tahu aku suka kepiting Kamchatka? Ini pasti lezat." Mata Viktor berbinar melihat hidangan yang sudah tersaji di meja makan.

Kepiting Kamchatka-Red King Crab-merupakan spesies asli dari laut Ruzia bagian timur. Kepiting ini sangat gemuk dan memiliki daging empuk. Vigge memasaknya dengan baik, tingkat kematangan yang pas bersama saus lada hitam tampak mengkilap terpapar cahaya lampu.

Tidak menghiraukan Vigge, Viktor langsung duduk dan menyantap hidangan sarapan yang lumayan berat itu. Biasanya ia hanya akan memakan roti.

"Sengaja kusajikan makanan kesukaanmu ini, hari ini adalah hari sibukmu." Ocehan Vigge jelas tidak didengar oleh Viktor. "Oh, ya. Aku akan memberi tahumu beberapa informasi dari Edvard."

"Ssst. Kau bisa diam tidak? Aku sedang makan." Lelaki dengan saus yang berceceran di pipi itu mengomel.

Tingkah ini merupakan hal biasa bagi Vigge. "Edvard menginginkanmu untuk datang ke laboratorium di Kaza karena ada masalah teknis di sana. Kemudian Heinrich-wujud fana dari Dewa Hoenir-sudah menemukan titik lokasi selubung di Nordia. Terakhir, Shannon-wujud fana dari Dewi Skadi-meminta follow up dari progres penelitian bias hijau."

Viktor terlihat mengangguk-angguk. Entah ia mendengarkan Vigge atau sedang fokus menikmati kepiting Kamchatka yang kini sudah tidak tersisa di piring.

"Kau tahu? Ini sangat lezat! Terima kasih, Vigge!" Viktor mengangkat tubuh serbian cat tersebut dan menciumnya.

"Akan kucakar mukamu jika kau tidak turunkan aku." Kuku kaki Vigge sudah keluar dan siap menyerang Viktor yang malah tertawa kecil.

Viktor membawa piring bekas makan tersebut kemudian mencucinya. "Kau akan mengenakan baju yang mana?"

"Tidak pakai," ujar Vigge singkat.

"Jika begitu, kau sama sekali tidak kuizinkan untuk berubah menjadi manusia hari ini." Viktor mengancam dengan menyodorkan kepalan tangan penuh busa.

"Ayolah, kau tahu aku lebih suka seperti ini." Vigge berlari dan menabrak-nabrakkan kepalanya ke kaki Viktor. "Kau sendiri pun tidak mengenakan baju, kan?"

Merasa geram dengan perkataan manja Vigge, Viktor mengancamnya, "Kutendang kau sekarang, nanti kau mati."

Viktor dan Vigge seringkali tidak akur dan berbeda pendapat. Namun, hal ini menjadikan hubungan keduanya semakin erat. Viktor menganggap Vigge sebagai kembarannya, begitu sebaliknya. Meski empat tahun mereka baru bersama.

Vigge tidak pernah ingin menceritakan dari mana asal-usul dirinya, mengapa ia bisa datang memohon menjadi hewan kontrak Viktor, dan mengapa dirinya hanya bisa berubah menjadi manusia dengan wujud yang sama dengan Viktor.

Viktor tidak pernah mempermasalahkan terkait hal itu. Ia memiliki Vigge sudah lebih dari cukup. Kesepiannya yang ia rasakan selama delapan belas tahun akhirnya terobati ketika Vigge hadir dalam hidupnya.

"Baiklah, sudah siap," Viktor kembali berjalan ke ruang makan dan mengambil tas kerjanya. "Ayo, aku perlu membeli sesuatu di swalayan."

"Kau tidak membawa handphone-mu?" tanya Vigge.

Tangan kanan Viktor kini menggendong tubuh Vigge dan berjalan santai ke luar rumah. "Aku tidak membutuhkan itu, komunikasi dengan Regodnity bisa kulakukan dengan ini." Viktor menunjuk ke arah tato Triple Horns of Odin dengan kerepotan.

"Sudah kubilang, biarkan aku berubah menjadi manusia agar kau tidak perlu menggendongku." Nada bicara Vigge seolah meledek sekaligus memohon.

Viktor menghentikan langkahnya, menghela napas panjangnya. "Dua orang tanpa busana berjalan beriringan dengan wujud yang sama, apa itu tidak akan menjadi pemberitaan lagi di televisi? Sudah cukup stres aku ketika viral masa itu."

Alih-alih takut dengan omelan Viktor, kucing tidak sopan itu malah tertawa terbahak-bahak. "Siapa tahu kau mau masuk televisi lagi, Viktor," ledeknya.

"Sayangnya aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di rumah." Viktor memasang raut muka kesal.

Selayaknya dua jiwa yang menjadi satu, Viktor memang tidak bisa lepas dari Vigge dalam radius lebih dari satu kilometer. Viktor akan kehabisan energi yang selama empat tahun belakangan ini ia dapatkan dari Vigge. Fakta bahwa Viktor adalah perwujudan dari Dewa Víðarr meng-unlock beberapa kemampuan yang sebelumnya tidak aktif.

Setelah menutup pintu, Viktor mengedarkan pandangannya seraya mengelus kepala Vigge. Di bawah langit dini hari yang bertabur salju ia mendapati seorang nenek hendak menyeberang jalan. Viktor tersenyum padanya sesaat sebelum sebuah truk sampah bising melaju perlahan dan tanpa disadari menggilas nenek tersebut.

"Бабушка!"

(Бабушка-dibaca: babushka-dalam bahasa Russia berarti nenek)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top