Chapter 29 - Kept Promise

Diri tengah dilanda keheningan. Larut dalam buana lamunannya sendiri. Sementara, pikirannya terus berjalan tanpa henti.

Seketika, gadis itu teringat dengan suatu hal yang cukup krusial. Yang membuatnya merasa bersalah jika dirinya tidak merealisasikan hal tersebut.

Janji yang ia ikrarkan dengan Tanjirou.

Ya, itu hal yang dipikirkannya sejak beberapa saat yang lalu. Tak ingin janji tersebut hanya sekedar janji belaka, (Y/n) pun memutuskan untuk pergi ke Kediaman Kupu-kupu hari ini. Keberadaan Tanjirou di sanalah yang membuat dirinya menciptakan keputusan ini.

(Y/n) mengambil haori yang ia gantung di halaman belakang rumahnya. Kini haori itu telah bersih dari noda darah dan sejenisnya. Sudah bisa ia kenakan sekarang. Beruntung, ketika pertemuan Hashira berlangsung kemarin, tidak ada satu pun yang bertanya tentang hilangnya haori (Y/n). Mereka semua terlalu sibuk mengurus Tanjirou yang membawa Iblis. Anggap saja itu suatu kebetulan.

Sejenak, (Y/n) memandangi pohon sakura di sekitarnya. Tak ada bunga yang bermekaran sebab saat ini bukanlah musim semi. Hanya ada dersik angin yang menghembus dedaunan di pepohonan. Suasana yang cukup bisa menenangkan pikirannya saat ini.

***

Tidak memakan waktu yang lama untuk pergi ke Kediaman Kupu-kupu. Dalam beberapa belas menit, (Y/n) sudah tiba di sana. Suasana di tempat itu cukup sepi sehingga (Y/n) berpikir tidak ada orang di dalam.

Berdiri di depan pintu, (Y/n) mengetuknya tiga kali. Pintu pun dibuka dari dalam sesaat setelahnya. Seorang gadis bersurai hitam dengan nettanya yang berwarna biru gelap menyapa (Y/n) kemudian.

"Ohayou gozaimasu, (Y/n)-sama! Jarang sekali Anda datang ke sini. Apakah Anda sedang terluka?" Kanzaki Aoi, salah satu pemburu iblis yang membantu di Kediaman Kupu-kupu, menyapanya.

Gelengan kepala diberikan sebagai jawaban. "Tidak. Aku hanya ingin mengunjungi seseorang," jawabnya.

"Ah, begitu. Siapa yang ingin Anda kunjungi?" Aoi mulai penasaran. Ia mengikuti langkah (Y/n) masuk ke dalam.

"Kamado Tanjirou. Apakah kau keberatan jika kau menunjukkan ruangan mereka?" tanya (Y/n) sopan. Seketika ia menatap ke sekelilingnya.

"Tentu saja tidak. Saya akan mengantar Anda ke sana."

Seusai berkata demikian, Aoi berjalan  lebih dulu daripada (Y/n). Dengan maksud menunjukkan jalan kepada gadis yang berada di belakangnya.

Mereka tiba di sebuah ruangan. Dari luar, (Y/n) dapat mendengar keributan. Meskipun terdengar samar, (Y/n) tahu mereka sedang ribut di dalam sana.

"Ini ruangannya, (Y/n)-sama."

Tangan (Y/n) bergerak membuka pintu. Pintu pun terbuka. Menampilkan siapa saja yang berada di dalamnya.

"Kalian sepertinya bersenang-senang di sini ya."

"M-Murata?"

"Aku dipanggil mengikuti rapat para Hashira untuk menjelaskan tentang kejadian di Gunung Natagumo secara detail. Benar-benar neraka. Para Hashira sangat menakutkan," ujarnya. Wajahnya terlihat ketakutan saat mengingat bagaimana kejadian saat rapat bersama para Hashira.

"Benarkah begitu?"

(Y/n) mendadak muncul di belakang Murata. Ia menatap ke arah pemburu iblis yang tampak ketakutan itu. Well, (Y/n) memang tidak tahu pasti bagaimana perasaan Murata kala diintrogasi oleh para Hashira. Dirinya pun tak terlalu memperhatikannya akibat terlalu mengantuk.

"(Y-Y/n)-sama! Maafkan saya!" Murata membungkuk sembilan puluh derajat. Ia merasa nyawanya saat ini berada dalam bahaya. Karena ia membicarakan para Hashira dan tak sengaja didengar oleh (Y/n) yang merupakan salah satunya.

Pandangan (Y/n) tertuju pada Murata. "Jangan takut, Murata. Para Hashira memang memiliki aura yang menyeramkan. Aku sendiri mengakuinya meskipun aku salah satu Hashira," ujar (Y/n).

"B-Baik! Aku pergi dulu!" Murata langsung pergi dalam kecepatan kilat. Meninggalkan (Y/n) yang menatapnya canggung.

"Ara ara~ Kau terlalu baik, (Y/n)-chan."

Suara itu disusul oleh kemunculan Shinobu tiba-tiba berada di antara mereka. Gadis itu berpenampilan seperti biasanya. Tentu dengan jepitan khas berbentuk kupu-kupu di kepalanya.

(Y/n) terkekeh sebelum membalas, "Aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

Shinobu melemparkan senyuman. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Tanjirou dan Zenitsu.

"Bagaimana kondisi kalian?"

"Sudah lebih baik," jawab Tanjirou sedangkan Zenitsu hanya diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kalau begitu, kalian bisa memulai Latihan Pemulihan Diri," ujar Shinobu.

"Latihan Pemulihan Diri?" tanya Tanjirou bingung sekaligus penasaran.

"Ya. Benar. Nanti kau akan tahu setelah mencobanya," jawab Shinobu yang semakin membuat Tanjirou penasaran.

***

Dua minggu telah berlalu semenjak kedatangan (Y/n) ke Kediaman Kupu-kupu. Tanjirou dan Inosuke sudah menjalankan Latihan Pemulihan Diri, kecuali Zenitsu. Hari ini ia baru saja akan memulainya. Kemarin, wajah Tanjirou dan Inosuke terlihat sangat menyeramkan, seperti baru saja pulang dari neraka. Hal itulah yang membuat Zenitsu takut akan Latihan Pemulihan Diri itu.

Hari ini juga, (Y/n) berniat datang ke Kediaman Kupu-kupu. Melihat bagaimana mereka berlatih di sana. Juga sekaligus mengalihkan pikirannya ke hal lain. Bukan berarti ia melarikan diri. Hanya saja, terkadang hal ini memang perlu dilakukan.

Kala (Y/n) baru saja tiba, Tanjirou, Inosuke, dan Zenitsu sedang meributkan sesuatu. Mereka ribut di halaman belakang. (Y/n) tak dapat mendengarnya dengan jelas. Dikarenakan dirinya masih berada di bagian depan.

"Meskipun masih pagi, kalian sudah bersemangat ya," celetuk (Y/n). Ia melipat tangannya sambil bersandar pada salah satu tiang penyangga dekat mereka.

"(Y/n) nee-san!"

"Ohayou, minna."

"Tanjirou! Dari mana kau mengenal (Y/n)-san?!" seru Zenitsu. Tingkah anak itu memang akan berubah menjadi brutal jika salah seorang temannya dekat dengan gadis yang berparas cantik. Seperti (Y/n), misalnya. Well, padahal (Y/n) sendiri tidak merasa demikian.

Dengan panik, Tanjirou menjawab, "Ia temanku! Tetapi sudah kuanggap seperti kakakku sendiri!"

"Benarkah itu, (Y/n)-san?" Zenitsu berpaling dan menatap (Y/n).

"Ya. Memang begitu," jawabnya. (Y/n) kemudian berdiri tegak. Ia tidak lagi bersandar pada tiang. "Sebaiknya kalian melanjutkan Latihan Pemulihan Diri. Aku akan ikut dengan kalian," lanjutnya.

"Ayo!" Tanjirou berjalan lebih dahulu. Disusul oleh (Y/n), Zenitsu, dan Inosuke.

Sesampainya di sana, mereka disambut oleh tiga anak perempuan, Aoi, serta Kanao. Yang pertama kali melakukan Latihan Pemulihan Diri adalah Zenitsu. Anehnya, ia tampak menikmatinya. Entahlah, mungkin pikirannya memang berbeda dari yang lain.

Baik Tanjirou maupun Zenitsu dan Inosuke kalah terus-menerus dari Kanao. Sebenarnya, ini adalah latihan yang mudah. Yang paling penting di sini adalah gerak refleks dan kecepatan. Ia hanya perlu mengambil gelas berisi obat itu lebih dahulu dari Kanao dan meletakkan gelasnya di atas kepalanya atau menumpahkannya ke wajahnya. Jika sebaliknya, Kanao lebih dulu memegang gelas, yang perlu dilakukan ialah menahannya dan jangan membiarkan Kanao mengambil gelas yang lain dengan tangannya yang tidak ditahan.

"Kau harus mencobanya juga, Nee-san!" seru Tanjirou, mengejutkan (Y/n).

Gadis itu sontak menatap ke arahnya. Namun, gerakan tangannya yang menolak sudah menjadi respon atas pernyataan Tanjirou. "Tidak, Tanjirou."

Tujuan kedatangan (Y/n) ke sini hanyalah untuk menepati janjinya dengan Tanjirou. Selain itu, ia ingin memastikan apakah alur cerita yang berjalan sama dengan yang aslinya atau tidak. Tak ada sama sekali keinginan untuk ikut berlatih di sana.

"Ayo, (Y/n)-san!"

Seolah belum cukup buruk, Zenitsu ikut berseru. Membuat (Y/n) menghela napas. Ia sendiri tidak yakin jika dirinya bisa menjadi contoh yang baik atau tidak. Karena meskipun dirinya seorang Hashira, sama sekali tidak menjadi kalau ia dapat melakukannya.

Dengan berat hati, (Y/n) pun duduk di hadapan Kanao. Di depan mereka ada beberapa gelas berisi obat. Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat. Hingga tangan Kanao menyentuh pinggir gelas, namun sontak ditahan oleh (Y/n). Tangan Kanao yang lainnya menyentuh gelas lagi dan kembali ditahan oleh tangan (Y/n) yang lainnya. Begitu terus hingga gadis itu mengambil gelas lebih cepat dan meletakkannya ke atas kepala Kanao.

"Hebat! (Y/n)-san langsung menang dalam satu kali pertandingan!" seru Zenitsu. Ia menatap berbinar-binar ke arah (Y/n). Sementara yang ditatap hanya bisa memalingkan wajahnya dan menggaruk pipi dengan kikuk.

"Tentu saja. Ia adalah seorang Hashira," sahut Aoi.

(Y/n) menimpali, "Tidak juga. Aku tak sehebat itu. Masih banyak yang harus kulatih."

Tidak terasa sudah waktunya bagi (Y/n) untuk pulang. Ia telah menghabiskan sepanjang harinya di Kediaman Kupu-kupu bersama Tanjirou dan kedua temannya serta Kanao dan yang lainnya. Ini pertama kalinya (Y/n) menghabiskan waktu bersama mereka. Terasa menyenangkan, sekaligus melelahkan.

Kala dirinya hendak keluar dari area Kediaman Kupu-kupu, namanya dipanggil. Tanjirou-lah yang memanggil jenamanya. Bertepatan dengan itu, (Y/n) menghampiri Tanjirou.

"Ada apa, Tanjirou?" tanyanya setibanya ia di hadapan lelaki itu.

"Sepertinya, janji yang kita buat saat itu telah kita tepati. Kita bertemu lagi di sini, di Kediaman Kupu-kupu. Dengan kau yang telah menjadi seorang Hashira dan aku yang menjadi salah satu pemburu iblis," ujar Tanjirou. Pada akhir kalimatnya dibubuhi senyuman.

Sebuah senyum simpul diberikan oleh (Y/n). "Terima kasih karena kau sudah menepati janji itu, Tanjirou."

"Aku pun harus berterima kasih. Terima kasih, Nee-san. Janjimu itu sudah lunas."

(Y/n) menepuk-nepuk kepala Tanjirou dengan lembut. Bak seorang kakak yang menepuk kepala adiknya. "Jaga dirimu baik-baik. Perjalananmu masih panjang," ucapnya.

Di kala (Y/n) mengatakan hal itu, seketika ia teringat dengan kejadian apa saja yang akan terjadi. Masih ada banyak hal yang pasti akan dilalui oleh mereka. Baik (Y/n), maupun Tanjirou.

"Pasti akan kulakukan. Kau juga, Nee-san. Meskipun aku tahu kau kuat dan hebat, namun tetap jagalah dirimu sendiri baik-baik hingga kita mengalahkan Kibutsuji Muzan," kata Tanjirou yakin.

"Tentu saja kita akan mengalahkannya," balasnya.

"Baiklah. Hati-hati di jalan, (Y/n) nee-san. Sampai jumpa nanti!" Tanjirou melambai seiring dengan (Y/n) yang berjalan semakin jauh.

Tangan gadis itu membalasnya, mengucapkan kata-kata yang sama. Lalu, berbalik pergi dan meninggalkan Kediaman Kupu-kupu.

Benar. Perjalanan mereka masih sangat panjang. Terlampau panjang.

***

First published :: December 12th, 2020
Revised :: June 28th, 2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top