21. Clover

"Semanggi berdaun empat?" Valda mengangkat kepalanya dari buku. Keningnya berkerut, pertanda serius mempertimbangkan sesuatu.

Diriku ternyata teramat sangat polos. Oke, apa yang bisa diharapkan dari remaja berusia 15 tahun--sekarang aku ingat persis--yang baru tahu bagaimana putus asanya naksir lawan jenis?

"Itu novel romansa." Adegan itu membuatku otomatis bernostalgia. Ada secuil rasa malu yang menyelinap. "Si tokoh utama wanita ingin menyatakan perasaannya. Dia pun menggunakan semanggi berdaun empat untuk mendapat keberanian dan keberuntungan. Di akhir cerita, dia berhasil menikahi pria yang dicintainya. Bisa dibilang … aku terinspirasi."

"Manis sekali." Celestia tertawa kecil.

Layar "bioskop"-nya Celestia berkelebat sesaat dan kali ini aku dihadapkan dengan pemandangan Valda yang tengah berjongkok di padang daffodil.

Dengan telaten, dia menyibak setiap rumpun bunga dan meneliti rerumputan di bagian bawahnya dengan seksama. Tanpa mempedulikan tubuh yang bermandikan keringat, ujung gaun yang kotor, dan tanah di sela-sela kuku, dia terus berusaha menemukan sebuah semanggi berdaun empat.

"Apa yang kau pikirkan saat itu, Fiona?"

Celestia secara tidak langsung mengingatkanku bahwa masih ada sisi diriku yang lain. Aku bukan hanya Valda yang ditakdirkan memiliki akhir yang tragis. Di sini aku juga Fiona yang masih memiliki masa depan yang bisa kubentuk dengan tanganku. Valda sudah tidak memiliki harapan, tapi sebagai Fiona, aku punya banyak hal untuk diantisipasi.

Perasaanku jadi lebih baik ketika memikirkan itu.

"Dunia ini mengucilkanku dan Arkyn adalah satu-satunya orang yang menganggapku ada. Salahku karena memiliki perasaan lebih pada orang yang tidak seharusnya." Aku menarik napas dalam-dalam. "Aku tidak mengharapkan apa-apa. Dari awal aku tahu kalau menjadi pendamping Arkyn adalah mimpi yang ketinggian."

Kuamati sosok ringkih Valda yang tengah berjuang keras hanya demi sebuah tumbuhan.

"Aku butuh keberanian dan keberuntungan agar bisa mengungkapkannya sekali saja. Sebelum Arkyn dimiliki orang lain."

Ternyata aku seputus asa itu.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top