20. Realization

Kepingan ingatan bermunculan satu per satu. Proses penjejalan informasi itu membuat kepalaku berdenyut hebat seperti mau pecah. Rasanya menyakitkan, seolah otakku dipaksa menerima sesuatu yang tidak seharusnya ada.

"Bertahanlah." Sayangnya kali ini suara ibuku--yang digunakan Celestia--sama sekali tidak berefek menenangkan. "Ini tidak mudah. Seseorang memang tidak seharusnya memiliki ingatan kehidupan sebelumnya."

Tampilan layar di depanku berubah. Aku mencoba fokus. Valda tengah berbaring di kamar, tampak gelisah. Dia berguling-guling tidak jelas. Di lain waktu dia hanya memandangi langit-langit. Hingga akhirnya dia bangkit dan mendekati cermin.

"Arkyn." Valda menatap pantulan wajahnya dan mengambil napas dalam. "Sejak dulu aku … sebenarnya aku, padamu … dari dulu--ah! Memalukan!"

Valda balik bergelung dalam selimut. Cukup lama dia diam, tampak seperti tertidur. Tak lama, dia kembali terduduk.

"Mari alihkan pikiran!" Tangannya meraih sebuah buku dan membolak-balik halamannya.

Badai di kepalaku mulai mereda. Kali ini aku memandangi sosok itu dengan senyum tipis.

"Aku ingat. Dulu aku--eh, Valda …."

Celestia terkekeh. "Kenapa bingung? Kalian orang yang sama."

"Dulu aku menyukai Arkyn." 

Rasanya aneh menggunakan kata ganti itu, tapi sekarang aku bisa melihat--dan mengingat--dari sudut pandang Valda. Aku tahu persis bagaimana rasanya insomnia karena kasmaran. Bagaimana frustrasinya berlatih menyatakan perasaan. Bagaimana capeknya cinta pertama.

"Kau selalu menyukainya. Sayangnya semua ingatan dan perasaan itu terkunci begitu seseorang berpindah dunia."

Dadaku mendadak nyeri. Setidaknya aku tidak hidup lama untuk menyaksikan Arkyn menikahi Eliza. Rasanya pasti sangat menyakitkan.

"Jadi, Arkyn membawaku kembali hanya untuk mendengar pengakuan yang tidak sempat kunyatakan?" Tawaku tersembur. "Kukira hal sepenting apa yang harus kuingat. Ternyata cuma ini?"

Kembali kupandangi Valda yang masih tenggelam dalam bacaannya.

"Aku yang dulu kasihan sekali."

Aku tengah melihat diriku sendiri, tiga hari sebelum kematian menjemput.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top