10. Stuck

Seminggu terakhir, zona hidupku menyempit jadi sebatas kawasan kastil Ragnark. Itu pun dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Jangan pergi tanpa pengawal.

Jangan dekati keramaian.

Jangan melewati gerbang kastil.

Jangan perlihatkan wajahmu.

Aku mendesah lelah dan menopang sikuku pada kusen jendela, satu-satunya akses menuju dunia luar dari kamarku yang terisolasi. 

Sekarang, alih-alih seperti orang penting yang ingatannya dibutuhkan, aku lebih mirip simpanan raja yang hendak diangkatnya jadi selir.

... apa memang begitu?

"Amit-amit!" seruku sewot.

Selama di sini, aku jarang melihat Arkyn. 'Yang Mulia sibuk'. Selalu itu jawaban yang kudapat dari para pelayan yang menemaniku. Aku sudah mengantongi izin untuk menjelajah seisi kastil--untuk memicu ingatan--tapi tentu saja harus sesuai protokol di atas.

Sayangnya, tetap tidak ada semacam bayangan ajaib yang mendadak muncul di kepalaku.

Aku pernah minta izin keluar. Siapa tahu ada yang bisa kudapat di kawasan pemukiman. Namun, Arkyn menolak. Katanya Valda nyaris tidak pernah ke luar kastil. Sungguh kehidupan yang membosankan.

Satu-satunya yang kusyukuri hanyalah kamarku. Sangat mewah dengan berbagai printilan lengkap. Meski terpencil, posisinya bagus. Jendela lebarnya langsung menghadap ke taman daffodil yang ada di timur kastil. Aku biasa menghabiskan waktu berjam-jam di sana dengan membaca, menggambar, atau sekadar melamun.

Namun, seminggu adalah titik jenuhku.

Seseorang mengetuk jendela kamarku dari luar. Begitu menoleh, kudapati orang yang sejak tadi kupikirkan tengah berdiri di baliknya.

"Val--Fiona, mau berkeliling?"

Kupandangi baju kebesaran ala abad pertengahan yang dikenakannya. "Katanya sibuk."

"Sedang istirahat."

"Ayo!" Aku buru-buru berdiri antusias dan nyaris tersandung rok. Gaun biru yang kukenakan ini memang cantik, tapi panjangnya yang nyaris menyapu lantai sangat tidak efisien. Aku merindukan celana jinsku. "Ke mana?"

"Tolong lewat pintu saja." Arkyn mengarahkan dagunya pada pintu di balik punggungku. "Jangan lompat lewat jendela."

Memangnya aku sebar-bar itu?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top