Ichi

Di sinilah ... semuanya dimulai.

Sinar matahari menerabas masuk melalui jendela kelas. Bel pulang sekolah menjadi backsound dari pembicaraan para siswa, atau mungkin seballiknya. Entahlah, yang pasti keduanya saling tumpang tindih. Selalu seperti ini, setiap hari.

"Yo, Mitsuki-chan[4]!" sapa Ryuto saat aku baru saja membuka loker sepatu. Tanpa pikir panjang menoleh, menemukan laki-laki berkacamata itu dengan kapten tim basket sekolah ini yang banyak diidolakan para gadis.

"Ada apa?" Aku benar-benar tidak tertarik dengan alasan mereka mendatangiku. Biasanya mereka berdua hanya akan mengajakku membicarakan hal tidak penting yang membuatku terlambat mengikuti kegiatan klub.

"Nee, sudah kuduga Mitsuki tidak ingat hari ini hari apa," ujar Kazuhiko, kapten tim basket yang kumaksud. Aku mengangkat sebelah alis.

"Kalian ini sebenarnya bicara apa?" tanyaku tidak mengerti. "Hari ini kan hari Senin. Apanya yang menarik dari hari Senin?" Kazuhiko menepuk dahi frustasi. Ya, aku tahu mereka ingin memberiku kode. Tapi, aku benar-benar tidak mengerti apa bagusnya hari Senin dibanding hari lain.

"Baik, kuberi kau satu petunjuk. Hari ini, berapa usiamu?" tanya Ryuto. Aku mengangkat enam jari sebagai jawaban 'enam belas tahun'. Kini giliran Ryuto menepuk dahi. Memangnya ada apa? Umuruku kan memang enam belas.

"Baka[5]! Kau ini memang spesies paling langka di negeri ini. Hari ini hari ulang tahunmu tahu!" terang anak berkacamata itu. Mendengar hal itu membuatku tidak jadi marah karena sudah dikatai bodoh.

"Ahaha, kau benar Megane-kun[6]. Hari ini kan lima belas Mei. Kenapa kau tidak bilang sejak tadi?" Kedua temanku hanya bisa menatap datar melihatku yang terlambat menyadari maksud mereka. Memang aku ini selalu saja melupakan hari yang selalu diingat oleh seluruh keluarga dan teman-temanku.

"Mou, Mitsuki-chan! Kau seharusnya tidak lupa kebiasaan kita setiap hari ulang tahun masing-masing." Kazuhiko mengacungkan jari telunjuknya di depan mataku, memasang wajah paling seram. Aku menelan ludah, seolah sedang berhadapan dengan shinigami [7].

"Sudah cukup, Kazu-chan. Sepertinya, kita tidak perlu lagi meminta traktiran dari Mitsuki. Aku punya ide yang lebih baik." Ryuto menepuk bahu shinigami jadi-jadian itu hingga kembali lagi menjadi normal, lalu berbisik di telinganya.

"Oh, aku mengerti. Kau memang hebat, Megane [8]-kun!" puji Kazuhiko. Aku melipat dahi melihat reaksinya. Sekarang apa lagi yang mereka rencanakan?

"Saa, Mitsuki-chan. Kami tahu kau tidak ada kegiatan klub hari ini. Jadi sekarang, ikuti kami," ujar Ryuto dengan ekspresi yang sedikit lebih bersahabat jika dibandingkan dengan Kazuhiko yang masih memasang wajah shinigami.

Aku tidak banyak berkomentar selama kedua temanku berjalan di depan. Yah, aku hanya perlu ikut, kan? Bukan mengorbankan uang saku sebanyak seribu yen. Sejauh ini aku belum bisa menduga kemana mereka akan membawaku. Tetapi jika kuperhatikan, mereka sedang menuju ke atap sekolah.

"Nah, sepertinya di sini aman," ucap Ryuto yang mencetuskan ide aneh ini. Apa yang ingin dia lakukan di atap sekolah? Bunuh diri? Oh, tolong jangan mengajakku melakukannya. Keluargaku sangat menentang aksi itu. Aku takut nanti mereka tidak mau memberiku penghormatan terakhir secara layak jika aku benar-benar mati.

"Oi oi! apa yang kalian rencanakan? Kalian mau membunuh dengan mendorongku dari sini?!" sentakku. Ryuto yang secara tidak langsung tertuduh hanya berdecak-decak kesal. Yah, itu salahnya sendiri tidak mau memberitahuku yang sebenarnya.

"Mitsuki-chan, kau jangan terlalu banyak menonton berita kriminal. Justru sebaliknya, kami ingin membantumu. Yah, anggap saja sebagai hadiah ulang tahun dari kami," jelas Kazuhiko. Aku mengernyitkan kening, tidak mengerti. Membantuku untuk apa? Pergi ke alam sana?

"Ya, itu benar. Tapi sebelumnya, tolong beri kami informasi lengkap." Ryuto menaikkan posisi kacamata tipisnya seperti tokoh dalam film anime detektif.

"Informasi apa?" tanyaku tidak mengerti. Ryuto tersenyum miring, benar-benar meniru gaya detektif dalam anime.

"Informasi soal ... Ikemoto Erika," sambung Kazuhiko. Aku sedikit terkejut. Bagaimana aku harus menjelaskan ini agar tidak ada salah paham? Jika kuperhatikan, dia terlihat mirip seperti Near dalam anime Death Note. "Bagaimana?"

"Ehm, yah dia itu hanya teman masa kecilku. Memangnya ada apa?" jawabku seadanya. Aku tidak berbohong, Erika memang hanya teman masa kecilku.

"Hanya? Hmm ... oke, bagaimana kau menjelaskan tentang tournament karate minggu lalu yang sempat membuatmu depresi? Kalau tidak salah, waktu itu kau sempat putus asa sampai Erika mengatakan sesuatu padamu. Iya, kan?" Sekarang giliran Ryuto yang memberiku pertanyaan yang tidak tahu harus kujawab apa.

"Memangnya ada masalah apa? Dia hanya memberiku semangat. Mengingatkanku jika jalan hidupku masih panjang. Hanya itu," jelasku lagi. kedua temanku yang telah bertransformasi menjadi detektif tampak belum puas.

"Semua orang bisa mengatakan itu. Aku juga berulang kali mengatakannya padamu saat itu. Tapi tidak ada pengaruhnya. Jadi, tidak salah lagi. Kau menganggap Erika lebih spesial daripada siapa pun, kan?" Kazuhiko tersenyum miring setelah memaparkan deduksinya.

"Dia teman masa kecilku. Jadi, tentu saja dia spesial. Itu saja," sahutku. Ryuto dan Kazuhiko serempak menghela napas mendengar jawabanku. Aku benar-benar tidak mengerti dengan kelakuan mereka hari ini yang tiba-tiba berbeda seratus delapan puluh derajat, meskipun tetap saja menyebalkan.

"Sudahlah, Mitsuki-chan. Katakan saja pada kami jika kau sudah mengerti perasaan itu besok. Kami siap membantu kapan pun," ujar Ryuto yang sudah menyerah. Kazuhiko mengangguk setuju.

Percakapan aneh tadi, jika kupikirkan ... dia memberiku satu pertanyaan. Selama ini, aku merasa jika Erika hanya teman masa kecilku. Tidak lebih. Tapi lama-kelamaan, aku merasa ada yang sedikit berbeda. Tidak seperti ketika aku masih kecil. Semuanya benar-benar indah. Sekarang, justru menjadi semakin indah.

Seperti bunga sakura yang sedang mekar.

*

4. -chan: panggilan akrab untuk perempuan atau keluarga sendiri. Jadi walaupun cowok, saking deketnya mereka saling panggil pake chan.

5. Baka: bodoh
6. -kun: panggilan akrab untuk laki-laki.
7. Shinigami: dewa kematian
8. Megane: kacamata

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top