Go

Beberapa minggu kemudian, hari terakhir masuk sekolah sebelum libur musim panas.

"Aku mencintaimu, Uehara-senpai!!" teriakan itu sontak mengangetkan semua yang ada di ruang loker, termasuk diriku sendiri. Aku menepuk dahi. Tidak bisakah gadis itu mengungkapkan perasaan dengan cara yang tidak memalukan seperti ini?

"Mitsuki-chan, adikmu luar biasa." Ryuto terkekeh dengan maksud menyindir. Aku sama sekali tidak merespons kecuali dengan sebuah tatapan datar.

Kazuhiko hanya terdiam menatap gadis yang tampak malu-malu berjalan mendekat. Sorot mata yang sama sekali tidak bisa kutebak artinya. Sama anehnya seperti tatapan siswa lain di sekitar kami. Argh! Keiko, aku memang menyarankanmu untuk mengatakannya secara langsung, tapi kenapa harus dengan cara seperti ini?!

"Ue-hara ... s-senpai?" lirihnya saat Kazuhiko menampakkan senyuman licik khas miliknya. Senyuman yang entah kekuatan apa yang dimilikinya hingga bisa membuat gadis satu sekolah berteriak-teriak tidak karuan.

"Ishida-chan, kau tahu, aku suka gadis berkacamata. Kau juga benar-benar gadis pemberani," ujar Kazuhiko seraya maju beberapa langkah hingga dia bisa dengan bebas melakukan kabe don. Tadinya aku ingin marah karena ada yang berani melakukannya pada adikku. Tapi di tengah kerumunan seperti ini sepertinya bukan tempat yang tepat.

"Aku berharap seandainya Shion yang mengatakan itu padaku. Tapi sayang, dia tidak suka laki-laki berkacamata," bisik Ryuto. Aku tidak berkomentar. Memang dia selalu mendapat perlakuan yang bertolak belakang dengan ekspektasi — dengan kacamata tipisnya sebagai alasan — dari Shion.

"Kau ingin dengar jawabanku?" tanya Kazuhiko dengan senyuman liciknya. Keiko mengangguk samar. Semua mata tampak penasaran. "Ya, aku juga menyukaimu," ujarnya. Keiko membelalak tidak percaya, begitu juga denganku.

"Eeeh ...?!"

"Kyaaa ...!!"

"Oh tidak, Uehara-senpai!"

"Bagaimana bisa?!"

"Tidak mungkin!"

Suasana ruang loker seketika berubah menjadi riuh oleh teriakan-teriakan dari semua yang ada di sana. Aku sedikit ternganga. Bagaimana bisa kalimat singkat seperti itu membuat mereka semua berteriak?

"Hei, ada keributan apa ini?!" sergah seorang lelaki dari ujung lorong. Tidak salah lagi, dia adalah Wataru Shiroyama, si ketua OSIS. Seruan itu berhasil meredam keributan yang sempat terjadi, bahkan beberapa di antara mereka mulai membubarkan diri.

"Aku tunggu di festival musim panas, Ishida-chan," kata Kazuhiko setelah keadaan berubah menjadi normal kembali. Keiko yang masih blushing kembali hanya mengangguk samar, lalu pergi meninggalkan kami.

"Nee, aku sudah tidak heran lagi mengapa mereka semua seperti itu," timpal si ketua OSIS yang perlahan berjalan mendekat. "Ternyata sekarang Kazuhiko sudah punya pacar ya."

"Apa salahnya? Apa itu melanggar peraturan sekolah?" tanya Kazuhiko sinis. Dari nada iti, bisa kusimpulkan versi shinigami dari Kazuhiko Uehara sudah mulai ada tanda-tanda akan bangkit.

"Tidak, sama sekali tidak masalah. Aku hanya ingin bertanya sedikit. Apa kalian merencanakan kencan pertama saat festival musim panas?" tanya Wataru.

"Jika iya, kenapa?" tanya Kazuhiko dengan nada yang lebih sinis dari sebelumnya. Aku dan Ryuto hanya bisa menonton dari kejauhan.

"Tidak ada. Aku hanya ingin bergabung dengan kalian," ucap Wataru dengan penuh harga diri. Ryuto menyikut lenganku, meminta pendapat. Aku hanya mengedikkan bahu.

Kazuhiko hanya berdecih sebal melihat gaya sok kerennya. "Kau bilang apa? Bergabung dengan kami? Sayang sekali, kami ti- ...."

"Sama sekali bukan masalah. Lebih banyak teman pasti lebih seru," potongku sesuai permintaan Ryuto. Wataru tersenyum senang. Sebaliknya, tatapan shinigami Kazuhiko justru mengarah padaku.

"Sungguh? Terima kasih," ungkap si ketua OSIS seraya membungkukkan badan. "Kalau begitu, sampai jumpa."

Kazuhiko menghela napas kesal. "Apa kalian gila? Membiarkannya ikut dengan kita sama sekali bukan ide bagus," protesnya.

"Ah, sudahlah Kazu-chan. Jangan egois. Apa kau tega meninggalkan aku sendirian di festival itu?" tanya Ryuto. Yang ditanyai mengernyit bingung.

"Nee, kau kan akan pergi berkencan dengan Keiko. Biarkan saja aku yang tidak punya pacar ini dengan Wataru selama kau pergi," terangnya sebelum diminta.

"Eh, aku kan ikut juga," timpalku. Ryuto mendadak memberiku tatapan aneh dari balik kacamatanya, seperti biasa.

"Memangnya kau tidak berkencan dengan Erika?" tanyanya. "Aku tidak yakin kau tidak ada janji dengannya. Kau tidak perlu menyembunyikannya dari kami." Aku ingin menyanggah. Memang tidak ada yang kusembunyikan. Lagipula, katanya Erika sedang tidak enak badan.

"Hmm ..., benar juga." Kazuhiko mengangguk-angguk setelah tampak berpikir cukup lama. "Sekarang, hanya tingga meminta Keiko agar datang lebih awal agar aku tidak perlu bersama anak itu."

"Nah, akhirnya kau mengerti juga keadaanku, Kazu-chan," sahut Ryuto.

"Tentu saja, Kawan." Kazuhiko yang sudah berubah kembali dari versi shinigami merangkul kami berdua. "Oh ya, bagaimana jika kita bertanding basket dulu sepuluh menit."

"Aku memang bukan ahlinya. Tapi aku tidak akan takut melawanmu," ujarku dengan semangat membara. Kazuhiko memperlihatkan sebuah seringai yang entah apa artinya saat mendengar jawabanku.

"Tidak, itu bukan ide bagus," sanggah Ryuto. Kami berdua menoleh, memandangnya penuh keheranan. "Terakhir kali, Kazu malah membuatku jatuh hingga kacamataku pecah. Benar-benar keterlaluan," ujarnya kesal.

"Nee, Megane-kun. Kurasa itu tidak selamanya buruk. Kau terlihat lebih keren tanpa kacamata. Bisa saja Shion justru tertarik padamu, kan," balas Kazuhiko seperti tanpa rasa bersalah. Ryuto segera pergi meninggalkan kami setelah mendengus sebal.

"Aku juga harus segera pulang. Sampai jumpa, Kazu-chan," pamitku setelah bayangan Ryuto sma sekali tidak terlihat di koridor.

"Sampai nanti, 'calon kakak ipar'," balasnya. Aku terdiam beberapa saat. Jadi dia benar-benar serius ya tentang hubungannya? Atau mungkin, itu hanya lelucon yang ia gunakan untuk mengejekku seperti biasanya?

*

Jangan lupa vote dan comment ya 😊.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top