Chapter 2 - Good News?

Author's POV

(Y/n) membaca e-mail yang baru saja ia terima. Kali ini sudah kesembilan kalinya ia membaca empat kalimat itu. Dan, sudah sembilan kali pula ia merasa tak percaya dengan apa yang ia lihat.

(Y/n), minggu depan, tepatnya tanggal 21 Mei, kau harus ikut saya ke meeting di Osaka. Meeting itu akan dihadiri oleh berbagai perwakilan hotel dari beberapa cabang. Pemilik hotel pusat juga akan datang dan kita akan berada di sana selama lima hari. Terima kasih sebelumnya.

Teriakan kecil yang (Y/n) lontarkan menandakan gadis itu tengah bahagia. Akhirnya ia bisa merasakan sebuah liburan meskipun dengan dalih pekerjaan. Namun setidaknya, ia bisa menikmati pemandangan yang ada di Osaka.

Tanpa berpikir panjang, (Y/n) langsung menghubungi Kenma. Ia tidak mengirimi pesan ataupun e-mail kepadanya. Ia langsung menelepon lelaki itu.

"Moshi-moshi."

"Ada apa, (Y/n)?"

(Y/n) menarik napas sejenak lalu menghembuskannya. "Minggu depan aku akan pergi ke Osaka!" serunya menggebu-gebu.

Dari seberang sana, nada suara Kenma terdengar bingung. "Ke Osaka? Untuk apa dan bersama siapa?"

"Untuk bekerja dan bersama beberapa pegawai di kantorku. Karena aku adalah seorang sekretaris, maka aku wajib ikut ke sana," jelas (Y/n) singkat. Ia terdengar antusias.

"Berapa lama kau di sana?" tanya Kenma lagi.

"Hanya lima hari saja. Tidak apa-apa bukan?"

Terdengar helaan napas milik Kenma. "Jika memang sudah tuntutan pekerjaan, apa yang bisa kulakukan?"

"Mengizinkanku pergi?" tebak (Y/n) asal.

"Ya. Itu benar." Kenma diam sejenak. "Berhati-hatilah."

"Hei, jadwal perginya masih seminggu lagi, Kenma-kun!" protes (Y/n) pada kata terakhir yang Kenma ucapkan.

"Gomen. Aku hanya khawatir jika aku tak bisa mengucapkannya nanti."

"Jangan mengatakan hal yang aneh-aneh," titah (Y/n) tegas.

"Um. Baiklah. Aku harus pergi sekarang. Ada meeting yang harus kuhadiri," ujar Kenma lagi.

"Okay. Bye-bye, Kenma-kun. Jangan lihat perempuan lain selain aku!" seru (Y/n) sebelum terkikik.

"Tidak akan. Kau juga tidak boleh."

"Tidak boleh apa?" tanya (Y/n) berpura-pura tidak tahu.

Kenma hanya bisa bersabar. "Tidak boleh melihat lelaki lain selain aku," katanya akhirnya.

"Tentunya tidak akan! Aku mencintaimu, Kenma-kun!" seru (Y/n). Lalu, ia langsung mematikan sambungan telepon itu dengan terburu-buru. Jantungnya seketika berdegup dengan kencang. Rona merah muncul di pipinya.

Ia mengalihkan tatapannya ke arah jendela yang terbuka. "Aku mencintaimu, sangat bahkan. Kau juga kan, Kenma-kun?" gumamnya sambil membayangi apa yang tengah Kenma lakukan. Ah, pastinya ia sedang melakukan meeting.

***

Kenma tengah sibuk mengetik di laptop-nya. Tatapannya yang fokus dan penuh konsentrasi tertuju ke arah layar. Ia belum mengalihkan pandangannya dari sana sejak beberapa jam yang lalu. Setumpuk pekerjaan sudah menunggu untuk segera ia selesaikan. Meskipun para karyawan telah membantunya.

Ponselnya di atas meja tiba-tiba bergetar. Kenma melirik caller ID di layarnya. Melihat nama gadis yang paling ia cintai setelah ibunya, lelaki itu langsung mengangkatnya.

"Ada apa, (Y/n)?"

Suara (Y/n) yang terdengar antusias menyambut pendengaran Kenma. Seketika Kenma tersenyum kecil mendengarnya. Namun, beberapa detik setelah mendengar apa yang (Y/n) katakan, raut wajahnya berubah heran dan bingung.

"Ke Osaka? Untuk apa dan bersama siapa?" cecarnya.

"Untuk bekerja dan bersama beberapa pegawai di kantorku. Karena aku adalah seorang sekretaris, maka aku wajib ikut ke sana," jelas (Y/n) dari seberang sana.

Kenma pun terdiam dan mulai memikirkan apa yang istrinya akan lakukan di sana. Tidak mungkin ia akan berlibur jika menyangkut sebuah pekerjaan.

Ia menghela napas. "Jika memang sudah tuntutan pekerjaan, apa yang bisa kulakukan?"

"Mengizinkanku pergi?"

"Ya. Itu benar." Kenma pun diam sejenak. "Berhati-hatilah."

Protes yang keluar dari mulut (Y/n) terdengar di sambungan telepon. Kenma hanya diam saja ketika mendengar protesnya. Lalu, ia hanya menuruti perkataan (Y/n) setelahnya.

Seorang sekretaris yang sudah bekerja sama dengan Kenma selama ia berada di sana tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya setelah mengetuk pintu. Ia memberitahu jika akan ada meeting yang akan dilaksanakan sebentar lagi.

Kenma pun langsung membiarkannya pergi setelah memberitahukannya tentang hal itu. Lalu, ia mengatakannya pada (Y/n). Gadis itu tidak memprotes apa-apa dan langsung menutup telepon setelah mengucapkan kata-kata yang jarang Kenma dengar.

"Aku mencintaimu, Kenma-kun!"

Keheningan melanda beberapa saat setelah sambungan telepon itu dimatikan. Namun, tak dapat dipungkiri, sebuah senyuman yang sama terbentuk di bibir Kenma.

"Ya. Aku juga mencintaimu." Ia pun menjawabnya meskipun ia tahu (Y/n) tak akan mendengarnya.

***

"Kenma-kun, aku minta maaf!"

Seruan itu menyambut Kenma begitu ia membuka pintu rumah. (Y/n) berdiri di depannya sambil menyatukan kedua telapak tangannya di depan wajahnya. Kedua matanya terpejam.

"Mengapa kau meminta maaf, (Y/n)?" Kenma melangkah masuk ke dalam. Ia mengabaikan (Y/n) selama beberapa detik.

"Aku tidak memasak makan malam hari ini. Aku sibuk membuat jadwal untuk bos di perusahaan tempatku bekerja. Maaf, Kenma-kun!" Ia berujar lagi dengan penuh penyesalan.

Kenma hanya menatap (Y/n) sambil berkedip beberapa kali. Lalu, ia mendekati (Y/n) dan berkata, "Tidak masalah, (Y/n). Kita bisa makan di luar."

"Benarkah?" (Y/n) langsung menatap Kenma dengan tatapan berbinarnya.

Kenma mengangguk. Ia mengambil kembali kunci mobilnya yang terletak di tempat gantung kunci yang menempel di dinding.

"Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang!" (Y/n) berubah antusias.

"Um. Ayo," ajak Kenma.

"Maaf aku membuatmu repot."

"Aku ada di sini untuk direpotkan olehmu," balas Kenma.

"Kau berkata seolah-olah aku selalu membuatmu repot, Kenma-kun." (Y/n) mendelik tak suka.

Kenma hanya diam. Lalu, ia sedikit tersentak ketika tiba-tiba tangannya digenggam oleh (Y/n).

"Tidak seru jika kita tidak bergandengan tangan," celetuknya.

Kenma hanya tersenyum samar. Ia memang tak pernah menyesal menikahi gadis itu.

***

Yo minna!

Tadinya mau update siang, eh malah update subuh ;-;

Terima kasih kepada kalian yang telah membaca dan juga vote serta comment di cerita ini. Terima kasih bangett(*´꒳'*)❤✨

Jangan lupa cek book Wina yang baru ehe( ̄∇ ̄)

I luv ya!
Wina🌻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top