chapter 5

"Bos? Apa yang Anda lakukan di sini?"

"Aku takkan berlama-lama." Beliau menyerahkan sebuah amplop dokumen. "Dia klien berikutmu, namanya Anona Guri. 15 tahun. Seumur dan seangkatan denganmu. Aku ingin kau melindungi gadis ini tanpa sepengetahuannya."

Kutatap profil personalia tersebut, menelan ludah. Alamatnya di Kota Raobel. Bukannya itu dekat dengan Museum Feat? Kebetulan yang mengerikan.

Beliau mengeluarkan rokok dan geretan dari balik jas hitam, mulai menyesap ujungnya. "Dia putri tunggal musuh perusahaan kita, Guri Security. Ayahnya membuang harga dirinya dan memohon padaku untuk memberi perlindungan pada anaknya."

"Tunggu, apa?" Aku mengernyit tidak mengerti.

"Aku paham kau punya banyak pertanyaan, kenapa perusahaan bodyguard meminta bantuan bodyguard agensi lain. Ini masalah pribadi, kau hanya perlu mengerjakan tugasmu. Waktu perlindungan tiga hari."

"Tapi, Pak... Lusa saya hendak mengikuti acara sekolah. Apakah hari-H tidak bisa dimundurkan?"

"Ayahnya membayar banyak, Tobi. Kita tidak bisa merequest. Hanya kau agen tersisa saat ini. Kita kekurangan tenaga. Gadis malang itu membutuhkanmu."

Membayar banyak? Telingaku bergoyang mendengarnya. Kalau begitu aku bisa dapat gaji lebih dong? Hehehe, boi. Rezeki nomplok nih. Bisa top-up beli kostum dan memperbaiki nickname-ku.

Yosh! Karena alamatnya dekat dengan lokasi wisata, tak apa lah kusambilin. Belajar sekaligus mengawal klien. Aku bisa minta izin sama guru dan mengendap pergi.

"Serahkan padaku, Pak. Aku akan melindungi Anona Guri dengan segenap raga!" Aku hormat, berseru semangat.

"Aku mengandalkanmu, Tobi."

-

[Kau mengubah nickname-mu. Kenapa tiba-tiba?] Yah, aku sudah menunggu Clandestine akan menanyakannya.

Pertama kali aku on-mic berduaan dengan Kapten, aku merasa ada yang aneh dengan suaranya. Terdengar tidak alami, kayak suara robot, dan berat. Apa dia pakai aplikasi pengubah suara?

Aku menggelengkan kepala. "Aku tak sengaja menukarnya. Kapten, bisakah aku offline beberapa hari ke depan? Aku tahu ini keterlaluan dan tidak bertanggung jawab padahal kamis besok ada Liga Guild, namun..."

[Tidak apa, Ein—maksudku Tobi. Aku tak mengekang aktivitas RL member Marmoris. Kau pasti sibuk di hari itu, kan? Tenang saja, aku akan mengurus sisanya.]

Aku mengelap ingus buatan, berbinar-binar memandang layar komputer. "Kapten... Kau benar-benar keren. Terima kasih sudah mau menampung aku yang beban ini."

[Haha-haha, lu-cu se-kali Tobi.]

Hmm? Mendadak suara Kapten patah-patah. Aku memeriksa jaringan internetku—tidak ada yang salah kok. "Kapten, ada masalah dengan koneksimu?"

[Ah, iya. Di sini hujan.]

Deg! Aku termangu, memandang horor. Kenapa suara Kapten berubah jadi anak kecil? Buru-buru kuatur volume headset ke yang tertinggi. "Kapten, kau tidak apa?"

[Aish, sial!] Lalu panggilan guild pun dimatikan.

Aku menggaruk kepala bingung. Apa-apaan? Apa yang barusan anaknya Kapten? Dia bilang pada Marmoris dia seorang pekerja swasta 40 tahunan. Wajar saja kalau dia sudah menikah.

"Mungkin anaknya."

Komputer mati, terbitlah ratusan pesan dari kontak Sanju. Tumpah ruah. Astaga? Ngapain coba dia ngespam. Aku mengetuk ikon telepon. Sanju langsung mengangkatnya. "Kenapa? Aku tadi belajar," kataku mengarang.

Ya tidak mungkin lah aku bilang pada Sanju: Hei, Sanju! Aku seorang bodyguard termuda di Guardiola Security. Aku hebat, bukan? Sejak kecil aku suka berkelahi. Mempelajari bermacam-macam bela diri secara otodidak. Lalu yah aku pun tak sengaja direkrut oleh GS.

Aku tertawa datar. "Itu lucu."

"Apanya yang lucu, hah?"

"Ah, tidak. Jadi apa maumu?"

"Kau sudah beres-beres belum? Lusa kita berangkat lho. Aku ingin besok kau temani aku beli cemilan. Biar aku yang traktir."

Aku mengintip kamar lewat celah pintu yang ternganga. Lemari terbuka lebar. Ah, benar juga. Rencananya malam ini aku mau berkemas.

"Besok jam tujuh. Akan kujemput. Bye!"

"Tunggu, Sanju! Aku tidak—" Cewek kampret! Seenaknya mengatur. Kan aku belum bilang setuju. Kenapa aku bisa tahan temanan sama dia sih. Hadeuh, nasib.

Baiklah. Jangan membuang waktu lagi. Sudah waktunya packing. Aku secepat kilat mengambil koper merah di samping meja belajar. []



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top