ridiculous.

Pagi ini diawali dengan langit yang mendung. Awan cumulonimbus sudah bertengger di angkasa. Bersamaan dengan suasana pagi yang sudah buruk juga dialami oleh (Y/n).

Pagi-pagi sekali ketika (Y/n) baru saja membuka mata, ia bangun dengan perasaan optimis yang biasanya. Ia merencanakan hari yang menyenangkan untuk dirinya sendiri. Juga ada kemungkinan kencan dengan Chifuyu lagi setelah pekerjaan lelaki itu selesai. Namun, apa yang terjadi sejak pagi membuatnya merasa seperti semua keberuntungannya menguap dalam sekejap.

Pertama, (Y/n) terlambat bangun karena alarmnya tidak berbunyi, sehingga ia harus bergegas untuk mencuci muka dan mengenakan pakaian dengan terburu-buru. Hari ini ia memiliki rencana bertemu dengan dosen pembimbingnya untuk membahas skripsinya. Lalu, di saat ia mengejar bus untuk pergi ke kampus, hujan pun turun dengan derasnya. Membuat dirinya basah kuyup dan kakinya tak sengaja menginjak genangan lumpur.

Setelah melewati kesulitan pagi itu, (Y/n) berharap semuanya akan membaik di kampus. Tetapi, rupanya dosen pembimbingnya datang sedikit terlambat disebabkan tumpukan salju di tengah jalan raya. Membuat (Y/n) harus menunggu selama kurang lebih satu jam.

"Maaf, saya terlambat."

Itulah kalimat yang dosennya katakan. (Y/n) hanya membalasnya dengan tersenyum masam. Paginya sudah buruk, ketika tiba di kampus, keadaan malah menjadi lebih buruk. Setelah dosennya tiba, (Y/n) pun mengeluarkan laptop. Tetapi, benda elektroniknya itu tidak ingin menyala. Bahkan ketika ia sudah berusaha berkali-kali, hasilnya tetap sama.

Rasanya (Y/n) ingin melipat Bumi saat itu juga.

Pada akhirnya, gadis itu terpaksa harus mengganti hari temu setelah mendengarkan ceramah panjang dari dosen pembimbingnya. Ah, sial. Hari ini ia benar-benar sial.

Siang sudah menyapa. Rasa lapar pun mulai menyelimuti diri (Y/n). Membuatnya segera mencari restoran atau café di dekat kampusnya. (Y/n) pun berakhir pergi ke sebuah café dengan tema kucing. Melihat kucing, membuat dirinya teringat dengan Chifuyu beserta masalah mereka.

Sebenarnya, baik (Y/n) maupun Chifuyu, mereka tidak merasa bahwa hubungan mereka saat ini berada di fase yang begitu buruk. Hanya saja, rasanya seperti mereka sudah kehilangan perasaan yang seharusnya masih ada. Entah bagaimana dan kapan semua itu dimulai. (Y/n) pun tidak menyadarinya, tetapi ketika ia tersadar semuanya sudah menjadi seperti demikian.

"Apakah Anda sudah ingin memesan?"

Seketika (Y/n) seperti ditarik ke realita. Di hadapannya berdiri seorang karyawan café yang sedang tersenyum ramah padanya. Pada akhirnya gadis itu pun memesan segelas americano dan kue red velvet.

Mata (Y/n) pun bergulir ke sekitar. Mencari kursi kosong dengan posisi yang enak untuk ditempati. Tatapannya berhenti pada kursi di dekat jendela. Yang merupakan tempat favorit (Y/n) sejak dulu.

Bokongnya mendarat dengan pas di kursi dengan meja berbentuk lingkaran itu. Ia melirik ke sekitar. Banyak sekali pajangan berbentuk kucing di mana-mana. Bahkan di setiap meja terdapat satu figure berbentuk kucing dengan warna yang beragam di tiap meja. Di meja (Y/n) terdapat kucing berwarna hitam. Lucu, pikirnya.

Tak lama setelah itu, pesanan (Y/n) pun tiba. Seusai mengucapkan terima kasih dan tersenyum ramah pada si pelayan, ia mulai menyesap americano-nya dan juga menyantap kue red velvet pesanannya. Semuanya terasa pas di dalam mulut (Y/n).

"(Y/n)?"

Mendengar namanya disebut, gadis itu mengangkat kepalanya. Di hadapannya berdiri seorang pemuda dengan surai pirangnya yang dipotong rapi. Wajahnya masih sama. Tatapannya pun masih sama.

"Mikey?!" pekik (Y/n) terkejut. Ia sontak menoleh ke sekitar, memastikan tidak ada yang merasa terganggu dengan teriakannya tadi. Syukurlah, mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing.

"Bagaimana kabarmu?" Mikey pun bertanya setelah ia menarik kursi di hadapan (Y/n). "Ah, aku boleh duduk di sini, 'kan?" Ia bertanya untuk memastikan.

Lawan bicaranya pun mengangguk. "Kabarku lumayan baik. Hanya saja, hari ini kesialan seolah-olah menjadi temanku," keluh (Y/n), lalu ia menghela napas.

"Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?" tanya Mikey setelah ia mengucapkan terima kasih pada pelayan yang baru saja mengantarkan pesanannya.

(Y/n) mengangguk. "Aku tak apa-apa. Aku hanya merasa kesal," gerutunya.

"Apakah bertemu denganku di sini juga merupakan sebuah kesialan bagimu?" tanya Mikey jahil. Melihat wajah (Y/n) yang tampak kesal sukses membuatnya tertawa.

"Tentu saja tidak, Bodoh! Kau ini," seru (Y/n). Tak habis pikir dengan sikap jahil temannya itu. "Ah, kau sendiri? Bagaimana kabarmu, Mikey? Bukankah seharusnya kau masih berada di Australia?" (Y/n) pun bertanya bertubi-tubi.

Mikey terkekeh sebelum menjawab, "Kabarku juga baik. Bahkan lebih baik setelah melihatmu. Dan yup, aku baru saja kembali dari Aussie seminggu yang lalu."

Dengusan keluar dari hidung (Y/n). "Lebih baik setelah melihatku? Lelucon macam apa itu?" cibirnya.

Tawa Mikey terdengar. "Hei, aku serius!" katanya tidak terima.

(Y/n) memutar bola matanya jengah dan tidak menanggapi Mikey lagi. Ia hanya sibuk memakan kue red velvet dan menyesap americano-nya. Telinganya pun ikut mendengar lagu yang diputar.

"Omong-omong, bagaimana kabar Chifuyu? Apakah kau masih bersamanya?"

Pertanyaan Mikey itu menghentikan gerakan tangan (Y/n) yang hendak menyuap kue ke dalam mulut. Ia meletakkan piringnya ke atas meja. Lalu, tatapannya beralih pada Mikey.

"Chifuyu baik-baik saja. Dan ya, kau benar. Aku masih bersama dengannya," jawab (Y/n) sambil lanjut memakan kuenya. Ia tidak memperhatikan perubahan raut wajah Mikey. Lelaki itu terlihat kecewa untuk sesaat, namun berubah normal kembali.

"Syukurlah untuk kalian berdua. Apakah kalian sering bertengkar seperti Emma dan Draken?" tanya Mikey penasaran. Ia mulai memakan taiyaki di tangannya.

(Y/n) tampak berpikir, mengingat-ingat momen yang telah ia lalui bersama dengan Chifuyu. "Kurasa tidak. Malah kami jarang bertengkar. Aneh, bukan?" Gadis itu tertawa kecil. Ya, memang aneh. Pertengkaran menguatkan suatu hubungan. Namun, bagi (Y/n) dan Chifuyu, hal itu justru jarang terjadi.

"Hm? Tidak juga. Jarang bertengkar bukan berarti hubungan kalian tidak baik-baik saja, ya 'kan?" Mikey memberikan kata-kata bijak untuk (Y/n).

"Seperti itu, ya?" gumam gadis itu.

Masalah di antara (Y/n) dan Chifuyu sudah bukan lagi tentang pertengkaran atau perbedaan pendapat. Ini adalah masalah yang lebih rumit mengenai keberadaan satu sama lain. Di mana bagi mereka berdua, tanpa keberadaan satu dan yang lainnya, mereka tetap baik-baik saja.

Ini lebih buruk daripada yang kau pikirkan, Mikey, batin (Y/n) miris.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top