prologue.

"Aku merindukan kita yang dulu."

Usai satu kalimat itu diucapkan, keduanya terdiam. Hening kembali menyapa, saling bersahutan. Namun, tak ada kata-kata yang bisa diutarakan.

"Sebenarnya, apa yang membuat kita menjadi seperti sekarang? Apakah kau tahu?" Si gadis bertanya pada jejaka di sisinya.

Pemuda itu terdiam. Sejujurnya, ia pun tidak tahu. Waktu berlalu begitu cepat hingga tiba-tiba semuanya berubah menjadi seperti sekarang. Yang ia ingat hanyalah sepi yang akhir-akhir ia rasakan. Apakah perasaan itu normal ketika sedang bersama dengan kekasihnya?

Helaan napas dihembuskan oleh lelaki itu. "Aku pun sama tidak tahunya seperti dirimu. Tetapi, yang kurasakan belakangan ini adalah rasa kesepian yang mutlak," ujarnya.

"Um, aku juga merasakan hal yang sama."

Mendengar jawaban dari gadis di sebelahnya, ia sedikit terkejut. Ia pun tertegun. Ah, ia juga merasakan hal yang sama rupanya, pikirnya demikian.

"Lantas, apa yang hendak kau lakukan?" tanya gadis itu lagi.

Lagi-lagi, si jejaka membungkam mulutnya. Ada ribuan kosakata yang ia ketahui. Namun, tak ada satu pun yang bisa dikatakan.

"Aku tidak tahu."

Dengan demikian, senja pun berakhir.

***

Yo minna!

Setelah mengabaikan satu buku yang harus direvisi dan dua buku yang masih menggantung, aku kembali dengan cerita baru! Yeay! Berikan tepuk tangan kalian!

Tenang saja, untuk kali ini dapat kujamin akan tamat dalam waktu dekat :3

Kalau gak tamat, aku rela Chifuyu-ku diambil :<

Oh ya, beberapa hari yang lalu, aku baca manga Tokyo Revengers lagi sampai tamat. Dan seketika, mataku berkeringat banyak sekali. Tapi, aku benar-benar puas dengan ending ceritanya ueueueue T^T

Terima kasih, Ken Wakui-sama.

Ambil cemilan kalian, pakai selimut, pasang earphone dan nikmatilah cerita ini! <3

I luv ya!
Wina🌻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top